SENI SASTRA MANDAR
Bentuk sastra Mandar ada 2 (dua) yaitu :
1. Karya sastra bentuk prosa yaitu
karangan bentuk bebas
Karangan bentuk
prosa disebut juga cerita, meliputi :
•
Pomolitang atau pau-pau losong
(dongeng)
Di dalam pembicaraan sehari-sehari
dalam bahasa inggris dongeng itu disebut folklore (Prof. Dr. Stjipto W,
1964:95) Dongeng merupakan suatu cerita fantasi yang kejadian-kejadiannya tidak
benar terjadi.
Sebagai folklore, dongeng cerita
yang hidup dikalangan rakyat yang disajikan dengan cara bertutur lisan oleh
tukang cerita, seperti pelipur lara dan pawang, termasuk jenis prosa fiksi yang
tertua.Munculnya hampir bersamaan dengan adanya kepercayaan dan kebudayaan
suatu bangsa . Pada mulanya dongeng berkaitan dengan kepercayaan masyarakat
yang kebudayaan primitif terhadap hal-hal yang supranatural dan manifestasinya
dalam alam kehidupan manusia seperti animisme, dan lain-lain.
Bagi manusia, dongeng berfungsi
sebagai hiburan, keprcayaan yang bersifat yang bersifat didaktik (pengajaran
moral dan nasehat bagi kehidupan), dan sumber pengetahuan. Yang terakhir ini
dikemukakan oleh Jacob Grimn bahwa dongeng-dongeng menggambarkan peri kehidupan
dan kebudayaan nenek moyang bangsa Jerman, serta sumber mempelajari bahasa dan
menemukan hukum-hukum bahasa Jerman. Berdasarkan isinya dongeng digolongkan atas
beberapa jenis, yaitu mite, legenda, sage, fabel, parabel, dongeng alam,
dongeng tentang peri dan hantu (ghots), dan dongeng jenaka. Dongeng-dongeng
yang ada pada berbagai kebudayaan bangsa-bangsa di dunia boleh dikatakan
bersifat universal yaitu memiliki banyak persamaan dalam cerita-cerita dongeng
itu.Ternyata budaya mendongeng juga lengket dengan kehidupan masyarakat
Mandar.Saya masih terlalu ingat ketika kakek saya,sampai bapak saya pada saat
umur saya masih usia 7-10 tahun,setiap mau tidur selalu diantar dengan cara
mendongeng.Materinya bermacam-macam,tapi yang sangat sering dijadikan materi
adalah dengan menggambarkan tingkah laku
binatang yang baik dan buruk yang dapat dicontohi oleh manusia, misalnya
dongeng I Puccecang annaq I Pulladoq (Kera dengan Pelanduk), di mana kera
melaksanakan sifat yang baik dan pelanduk melaksanakan sifat yang kurang
baik,atau tentang Asu mennaungguru lao di Posa(anjing berguru kekucing,tentang
nenek pakkade ate,dll.
•
Toloq (kisah) menggambarkan
liku-liku kehidupan dari seseorang tokoh dalam masyarakat misalnya kisah
Tonisesseq di Tingalor (seorang bidadari jatuh dari kayangan dan ditelan oleh
seekor ikan Tingalor).
•
Sila-sila (silsilah) menggambarkan
suatu kerajaan dan nama-nama rajanya secara turun-temurun, misalnya silsilah
raja-raja di Pamboang, Sendana, Banggae dsb.
•
Pau-pau pasang atau Pappasang
(pesan-pesan luhur) menggambarkan ajaran norma, nasihat dan petuah bagi
kehidupan seseorang, keluarga dan bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas,
misalnya pesan orang tua terhadap anak-anaknya, pesan seorang kakek terhadap
pasangan suami isteri, pesan seorang sesepuh kepada warga masyarakat,
pesan-pesan raja pada rakyatnya.
2.Karya Sastra bentuk Puisi atau
Kalindaqdaq
kalindaqdaq merupakan salah satu jenis karya
sastra yang ada di tanah Mandar. kaindaqdaq
termasuk dalam kategorisasi puisi lama. Berbeda halnya dengan puisi baru,
menurut Sutan Takdir alisyahbana bahwa perbedaan diantara keduanya sangatlah
besar jika dikaitkan dengan kebudayaan yang melatarbelakanginya.
Secara etimologi “kalindaqdaq” memiliki banyak versi,
namun yang paling populer menurut idham (2008:2) adalah kalindaqdaq dibentuk oleh dua suku kata “kali” (gali) “daqdaq”
(dada). Jadi pengertian secara etimologi kalindaqdaq adalah “isi dada” atau
cetusan perasaan dan pikiran yang diungkapkan melalui kalimat-kalimat yang
indah. Seperti halnya pantun kalindaqdaq
awalnya tumbuh sebagai sastra lisan (sastra tutur) yang tidak memiliki data otentik mengenai
asal muasalnya, siapa pertama kali menggunakannya, dan dimana kalindaqdaq
tersebut berkembang.
Menurut nyoman (2011:107) ciri khas kelisanan adalah
penyebarannya yang dilakukan dari mulu ke mulut. Oleh karna itu dapat dipastikan
bahwa sastra lisan tumbuh subur di wilayah-wilayah yang tradisinya tulisnya
belum maju. Penyebarannya itu dilakukan pada kegiatan-kegiatan kebudayaan,
maupun dalam lingkup keluarga.
Ciri lain yang diungkapkan oleh Hutomo (1991;3-4) bahwa pada
umumnya a) sastra lisan hidup dalam
masyarakat tradisional, b) dianggap
sebagai milik bersama, c) oleh karna
itu seolah-olah tidak ada pengarangnya, sehingga setiap orang bebas menyalin
dan meresepsinya, d) oleh karna itu
pula pada umumnya terdiri dari beberapa versi, e) tidak ada batasan antara fakta dan fiksi, f) sebagai karya sastra ciri lain yang juga dianggap penting
adalah, estestis, dan diucapkan berulang-ulang.
Seperti halnya Kalindaqdaq
sebagai sastra lisan, ia berkembang di masyarakatnya tanpa ada yang mengklaim
bahwa dialah yang menggunakan pertama kali, namun kalindaqdaq pada umumnya disampaikan pada kegiatan Mappatamma “khatam Alquran”, Mettumae
“Melamar”, dan kegiatan-kegiatan upacara kebudayaan lainnya.
Kalindaqdaq memilki kedudukan penting dalam kebudayaan
dan proses interaksi sosial masyarakat Mandar. Kalindaqdaq digunakan
sebagai media untuk menyampaikan isi hati dan pikiran, kalindaqdaq juga memiliki fungsi edukatif dan rekreatif serta
membentuk kepribadian. Menurut Sarbin Sam (1997 : 58) Kalindaqdaq dikategorikan
dalam beberapa tema diantaranya yaitu,
• Humor (Kalindaqdaq
Pangino).
• Satire (Kalindaqdaq
Mattedze)
• Kritik sosial (Kalindaqdaq
Pappakaingaq).
• Pendidikan/nasihat (kalindaqdaq
Pipatudzu).
• Keagamaan (kalindaqdaq
Masaalah).
• Kejantanan/ patriotisme (Kalindaqdaq
Pettummoaneang).
• Percintaan/romantik (kalindaqdaq
Tosipomongeq).
Kalindaqdaq
sebagai salah satu warisan kebudayaan yang ada di Mandar, tentu memiliki
fungsi dan peranan penting dalam struktur sosialnya. Didalam tulisan ini akan
membahasa;
•
Seperti apa fungsi sosial dan posisi
kalindaqdaq dalam pranata kebudayaan Mandar.
•
Bagaimana Upaya mewariskan kalindaqdaq kepada generasi muda sebagai
kearifan lokal di daerahnya.
E. LAGU KLASIK MANDAR
1.TENGGA-TENGGANG
LOPI
Lagu daerah Mandar yang berjudul "Tengga-Tenggang
Lopi" adalah salah satu lagu klasik dari daerah Mandar yang sangat
terkenal. Kalau daerah Makassar dikenal dengan lagu daerahnya berjudul
"Anging Mammiri', daerah Bugis dengan lagu "Indo Logo" nya ,
maka lagu Mandar dikenal dengan lagu ini.
Berikut ini adalah lirik lagu
"Tengga-Tenggang Lopi":
Tengga-tenggang lopi
Lopinna anak koda
Anak koda di panjaja
Di panjaja uluanna
Uluanna lepa-lepa
Lepa-lepa lambang liwang
Lambang liwang dilalute
Mappadottong tinjaqna
Poleaq-poleaq liwang
Natoanaq tedong lotong
Tedong lotong takke tanduq
Apaq mokara maande
Poleaq-poleaq liwang
Natoanaq tedong lotong
Tedong lotong takke tanduq
Apaq mokaraq maande
Pencipta lagu tengga-tenggang lopi
tidak diketahui, sama dengan lagu klasik yang sebagian besar tidak diketahui
penciptanya. Namun, lagu ini sudah sangat familiar dengan masyarakat Mandar dan
biasa dibawakan untuk suasana yang agak ceria dengan beat yang lebih cepat. Kalaupun anda menemukan ada beberapa kata
dalm lirik lagu ini yang berbeda dengan versi yang anda dengar, ini bukanlah
masalah berarti, dalam versi terbaru lagu ini ditemukan ada kata yang berbeda.
2. BURAQ
SENDANA
Lagu klasik Tradisional Mandar.
Pencipta syair dan lagunya tidak dikenal. Syairnya sebagai berikut :
Buraq Sendana
Tilili naung di Kaeli
Poleo naung koqbi-koqbiangaq kakaq-u
Dami nadiong masae mattoroq labuang
Jappoqmi dini
Pasangang passinding dadaq-u
Jappoq paqdisang
Tuo tulanna kawu-kawu
Na jappo-jappoq
Uai lolong di mataq-u
Konon lagu ini adalah lagu rindu sansai permaisuri seorang raja dari Mandar yang suaminya “tersangkut “di Kaeli, Sulawesi Tengah. Versi lain mengatakan nyanyian sedih ini dilagukan oleh Indara putri Puang Dikacci. (Puang Dikacci, adik kandung raja Sendana) lantaran rindu kepada pemuda Lamba Tokaeli yang sang Putri sama sekali tidak tahu bahwa Ilamba Tokaeli yang dicintainya adalah adiknya sendiri lain ibu (putri raja Kaeli).
Kisah yang mengharukan ini bermula ketika Puang Dikacci pergi jauh ke Kaeli meninggalkan isterinya yang membencinya karena isteri tercinta ternyata mangidang tau (ngidam orang) isteri membenci melihat suaminya, dan selalu ingin menggigitnya. Pergilah Puang Dikacci meninggalkan Sendana ke utara, dan tiba di negeri Kaeli, Sulawesi Tengah. Beberapa lama kemudian Puang Dikacci kawin dengan putri Raja Kaeli. Dari perkawinan ini lahirlah seorang Putra yang bernama Ilamba. Sebelum Puang Dikacci berangkat ke negeri Pasir, Kerajaan Kutai di Kalimantan berperang melawan musuh membantu pamannya yang menjadi Raja di Kutai waktu itu, ia berpesan kepada isterinya supaya suatu waktu anaknya , Ilamba pergi ke daerah Mandar mencari kerabat bapaknya di Kerajaan Sendana.
Duah puluh tahun kemudian, Ilamba pergi ke daerah Mandar meninggalkan negeri Kaeli tanah kelahirannya untuk mencari kerabat bapaknya. Tiba di Sendana dan menumpang sekalian dijadikan murid yang disayangi oleh Kadi Sendana. Ilamba adalah pemuda yang tampan dan baik budi pula. Semua orang menyayanginya. Dicintai dan mencintai Indara, kemanakan Raja Sendana.
Tragedipun terjadi ketika Ilamba mengetahui bahwa Indara ternyata adalah kakaknya sendiri. Indara, putri Puang Dikacci yang masih dalam kandungan ketika Puang Dikacci pergi ke Kaeli. Hati pilu tanpa diketahui oleh siapa pun, Ilamba kembali ke negeri ibunya kenegeri Kaeli. Sepeninggalnya, Indara jatuh sakit. Sakit lantaran lantaran cinta dan rindu kepada Ilamba Tokaeli. Dia tak tahu Ilamba adalah adiknya sendiri. Setelah dia mengetahui, hatinya amatlah sedih. Berjanji hanya mau kawin dengan orang yang direstui oleh Ilamba Tokaeli adiknya.
Sumber : 3222%F%3p493991http://luyokita.blogspot.com/ 2013 / 12 /mengungkap-arti-bura-sendana.html
Pencipta syair dan lagunya tidak dikenal. Syairnya sebagai berikut :
Buraq Sendana
Tilili naung di Kaeli
Poleo naung koqbi-koqbiangaq kakaq-u
Dami nadiong masae mattoroq labuang
Jappoqmi dini
Pasangang passinding dadaq-u
Jappoq paqdisang
Tuo tulanna kawu-kawu
Na jappo-jappoq
Uai lolong di mataq-u
Konon lagu ini adalah lagu rindu sansai permaisuri seorang raja dari Mandar yang suaminya “tersangkut “di Kaeli, Sulawesi Tengah. Versi lain mengatakan nyanyian sedih ini dilagukan oleh Indara putri Puang Dikacci. (Puang Dikacci, adik kandung raja Sendana) lantaran rindu kepada pemuda Lamba Tokaeli yang sang Putri sama sekali tidak tahu bahwa Ilamba Tokaeli yang dicintainya adalah adiknya sendiri lain ibu (putri raja Kaeli).
Kisah yang mengharukan ini bermula ketika Puang Dikacci pergi jauh ke Kaeli meninggalkan isterinya yang membencinya karena isteri tercinta ternyata mangidang tau (ngidam orang) isteri membenci melihat suaminya, dan selalu ingin menggigitnya. Pergilah Puang Dikacci meninggalkan Sendana ke utara, dan tiba di negeri Kaeli, Sulawesi Tengah. Beberapa lama kemudian Puang Dikacci kawin dengan putri Raja Kaeli. Dari perkawinan ini lahirlah seorang Putra yang bernama Ilamba. Sebelum Puang Dikacci berangkat ke negeri Pasir, Kerajaan Kutai di Kalimantan berperang melawan musuh membantu pamannya yang menjadi Raja di Kutai waktu itu, ia berpesan kepada isterinya supaya suatu waktu anaknya , Ilamba pergi ke daerah Mandar mencari kerabat bapaknya di Kerajaan Sendana.
Duah puluh tahun kemudian, Ilamba pergi ke daerah Mandar meninggalkan negeri Kaeli tanah kelahirannya untuk mencari kerabat bapaknya. Tiba di Sendana dan menumpang sekalian dijadikan murid yang disayangi oleh Kadi Sendana. Ilamba adalah pemuda yang tampan dan baik budi pula. Semua orang menyayanginya. Dicintai dan mencintai Indara, kemanakan Raja Sendana.
Tragedipun terjadi ketika Ilamba mengetahui bahwa Indara ternyata adalah kakaknya sendiri. Indara, putri Puang Dikacci yang masih dalam kandungan ketika Puang Dikacci pergi ke Kaeli. Hati pilu tanpa diketahui oleh siapa pun, Ilamba kembali ke negeri ibunya kenegeri Kaeli. Sepeninggalnya, Indara jatuh sakit. Sakit lantaran lantaran cinta dan rindu kepada Ilamba Tokaeli. Dia tak tahu Ilamba adalah adiknya sendiri. Setelah dia mengetahui, hatinya amatlah sedih. Berjanji hanya mau kawin dengan orang yang direstui oleh Ilamba Tokaeli adiknya.
Sumber : 3222%F%3p493991http://luyokita.blogspot.com/ 2013 / 12 /mengungkap-arti-bura-sendana.html
3.KELLEQMAQ
Lagu daerah suku Mandar
"kelleqmaq" ini adalah salah satu dari beberapa jenis lagu dengan
irama riang gembira. Merupakan lagu dengan syair yang diulang-ulang beberapa
kali, dinyanyikan dengan irama yang cukup cepat, dan bertemakan jenaka.
Berikut ini adalah lirik lagu
kelleqmaq :
Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe Untuk soal pencipta lagu, tampaknya lagu kelleqmaq tidak diciptakan oleh seorang yang bisa dijejaki dengan jelas. Kurang lebih samam halnya dengan lagu-lagu daerah bertemakan jenaka yang lahir begitu saja dari komunitas masyarakat Mandar. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar