CALONG (1) atau paccalong adalah ragam kesenian
tradisional yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat
Mandar. Calong ini adalah salah satu jenis musik yang sangat unik, karena hanya
terbuat dari bahan dasar buah kelapa dan bambu.
Alat
musik ini biasanya dimainkan secara solo. Pada masa sebelum tahun 90-an banyak dijumpai jenis musik ini dimainkan
oleh para petani yang sementara mitteppe
(menunggu kebun yang sudah menjelang panen) termasuk maqdongi (menjaga burung
yang mengganggu/memakan padi yang sudah berisi dan siap panen), biasa juga di
pakai di rumah-rumah pohon tempat menunggu langsat (rang-orang).
Jenis
alat musik ini kerap digunakan masyarakat sebagai penghibur dari rasa sunyi dan
kesepian (karena waktu itu belum ada alat pemutar musik). Calong ini kemudian
dalam perkembangannya mengalami kemajuan dan biasa di mainkan/di pentaskan
secara massal, seperti yang terlihat pada pembukaan pekan olahraga Provinsi
Sulawesi Barat pada tahun 2007 lalu di Polewali Mandar. Dan bahkan
Sahabuddin (Kanne Bala) memoles jenis kesenian tradisional ini menjadi sebuah
pertunjukkan yang menarik dan menghibur karena dikolaborasikan dengan beberapa
alat musik lainnya seperti biola dan harmonika yang di selenggarakan pada
peringatan HUT Sulbar ke-8 di Gor Mario Pappang Campalagian dalam pameran
dokumentasi perjuangan dan diskusi sejarah bertajuk “Mengguat Senyum Westerling” (19 November 2012).
Hal yang
sama dilakukan oleh rumah musik Beru-Beru Orchestra Kandemeng Pimpinan Ainun
Nurdin. Di komunitas ini segala macam musik tradisional dikolaborasi,
ditampilkan dalam even-even resmi dan diajarkan secara gratis (tidak ada
pungutan resmi dari pihak rumah musik).