Senin, 01 April 2024

AHMAD M. SEWANG || DARWIS HAMZAH YANG SAYA KENAL


MUH. DARWIS HAMSAH YANG SAYA KENAL
(Disampaikan pada Hari Haul almarhum 2 April 2024)

Di dunia Barat lebih banyak dikenal Harlah atau Peringatan hari lahir seseorang, untuk mengingatkan hari lahir seseorang dan apa yang perlu dilakukan dalam memaknai hari lahir itu. Sedang di kalangan masyarakat muslim yang banyak dilakukan hari Haul (Hari ulang Tahun Kematian Seseorang). Haul almarhum untuk mengingatkan jasa apa yang perlu diingat dan dilanjutkan yang pernah almarhum ukir dimasa hidupnya yang perlu dilanjutkan dan dikembangkan.

Semakin banyak jasa seseorang berbanding lurus dengan panjangnya waktu hari haul itu. Baru-baru ini DPP IMMIM memperingati satu abad H. Padli luran karena beliau dianggap meninggalkan jasa besar, yaitu perlunya persatuan umat di tengah-tengah masyarakat sedang berpecah belah dalam masalah furu. Perpecahan umat itu telah berlangsung sepanjang sejarah dimulai setelah era Nabi saw., yaitu terutama di era khulafah al Rasyidin. Jika Nabi berhasil mempersatukan umat pada Periode Madinah dari masyarakat yang hidup berkabilah-kabilah ke masyarakat ukhuwah. Di masyarakat sebelum Nabi mereka bangga hidup dalam berkabilah dan bersuku-suku. Sekarang di masyarakat Nabi bangga hidup dalam masyarakat ukhuwah atau persaudaraan, baik persaudaraan sesama muslim, persaudaraan sesama umat, dan persaudaraan sesama satu bangsa. Mengingat masyarakat yang dibangun Nabi di Madinah adalah masyarakat plural yang penduduknya berbagai agama: Islam, Yahudi, Kristen, dan paganism atau penyembah berhala. Masyarakat Madinah hidup bersuku-suku;  yaitu Hasraj  dan Aus. 

Mengingat jasa besar Nabi itu, maka setiap tahun diperingati Haulnya yang kita kenal Maulid. Walaupun disebut maulid artinya hari lahir, tetapi yang diperingati bukan hanya hari lahir tetapi meliputi seluruh perjuangan Nabi dari lahir sampai wafat. Kita baru saja memperingati hari maulid Nabi ke 1445 H.

Sekarang Muh. Darwis Hamsah muncul pertanyaan, apa jasa besar yang beliau tinggalkan? Almarhum di samping sebagai Ketua IMMIM Cabang Polmas juga sebagai Ketua SI Cabang Polmas. Beliau meneruskan perjuangan dan cita-cita Guru bangsa HOS Tjokroaminot yaitu:
Het hoogste kennisniveau, puur als puur monotheïsme, is net zo slim als slimme tactieken (Belanda).
“Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat.”
Pesan ini sengaja saya tulis, walaupun aslinya dari  Tjoroaminoto. Tetapi saya langsung terima dari almarhum.
1. Setinggi-tinggi ilmu maksudnya jika ingin selamat dunia dan akhirat, maka milikilah ilmu pengetahuan (kata Ali bin Abi Thalib), 
2. Semurni-murni Tauhid, anda tidak akan pernah tersesat selama-lamanya, sedang,
3. Sepintar-pintar siasat, agar kita tidak pernah tertipu di dunia terutama politisi yang tidak bermoral. Inilah pesan universal yang langsung saya terima dari beliau ketika pelatihan di PGA Yapis Polewali saat itu, perlu diteruskan untuk generasi masa kini.

Wasalam,
Kompleks GPM, 2 April 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (21)


Mudik ke Kampung Halaman

Mudik menjadi tradisi tahunan di Indonesia ketika menjelang bulan suci ramadhan atau menjelang hari raya idul fitri. Di bulan ramadhan orang-orang berlomba-lomba memesan tiket untuk pulang ke rumah. Baik itu tiket kereta ataupun tiket pesawat. Rupanya semakin jauh jarak perantauan seseorang dari kampung halamannya, semakin tinggi niatnya untuk mudik. Ya hitung-hitung kesempatan bersilaturrahmi dengan keluarga, tetangga dan teman-teman kampung.

Mudik berarti kembali ke kampung halaman, kembali ke tempat dimana kita pertama kali menghirup udara kehidupan, kembali ke tempat dimana kita pertama kali mengeluarkan suara tangisan, pertama kali membuka mata dan melihat orang-orang menyambut dengan senyum bahagia. Itulah kampung dimana kita dilahirkan akan tetap indah seribu kali lipat meskipun di tanah orang hujan rupiah, banjir emas.

Dalam mudik tentunya membutuhkan kesiapan mental dan fisik serta finansial yang cukup namun yang namanya kampung halaman menyimpang masa lalu atau tidak lebih dari sebuah memori yang menyenangkan dan tentunya juga tidak bisa ditakar-ditukar dengan harga apapum. Mudik memiliki kebahagiaannya tersendiri yang sulit dibahasakan.

Kalau tempat tinggal kita yang fana itu begitu kita rindukan sehingga melakukan berbagai macam cara untuk bermudik, lalu bagaimana dengan asal kita yang sebenarnya. Begitu bahagianya ketika mampu bermudik ke kampung halaman hakiki kita itu. Tapi nyatanya? Kita lupa jalan ke kampung halaman kita yang sebenarnya. Padahal sudah jelas kendaraan kita menempuh kesana adalah kematian. Sudah siapkah kita bermudik ke kampung halaman hakiki kita melalui kendaraan kematian?

Disini, bukan maksud meminta untuk cepat-cepat mati ya! Sama sekali bukan kesana maksud saya. Jangan salah paham nanti puasanya makruh. Tradisi mudik tentu layak dipelihara karena menjadi tradisi baik dan pertanda kasih sayang seseorang kepada orang tuanya, keluarga, teman-temannya dan juga kepada kampung halaman. Mudik menjadi wahana tali silaturrahmi tetap terjalin. Tapi lebih dari itu, ada mudik yang tentu lebih kita persiapkan yang melalui kendaraan kematian.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرًا لَّهُم ۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 110)

Mudik yang sebenarnya adalah perpulangan ke tempat sejati kita berasal. Puasa adalah pengajaran untuk mempersiapkan bekal perjalanan mudik menuju tempat kampung halaman kita yang sebenarnya. Allah sendiri mengakui bahwa umat Islam ini adalah umat terbaik. Oleh karena itu, tentunya kita berupaya semaksimal dan semampunya menjadi lebih baik agar tempat hakiki kita tidak kecewa ketika waktunya tiba kita dimudikkan kesisi-Nya. Iman dan takwa adalah bekal terbaik yang diajarkan dalam puasa agar mudik kita sempurna kesisi-Nya dan itulah yang telah diajarkan dalam ibadah puasa di bulan ramadhan. Wallahu a'lam bisshowab. 

Doa Hari ke 21

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ فِيْهِ إِلَى مَرْضَاتِكَ دَلِيْلاً وَ لاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ عَلَيَّ سَبِيْلاً وَ اجْعَلِ الْجَنَّةَ لِيْ مَنْزِلاً وَ مَقِيْلاً يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ الطَّالِبِيْنَ

Artinya :
Ya Allah, tuntunlah aku di bulan yang mulia ini untuk mendapat keridhaan-Mu, Dan janganlah adakan celah bagi syetan untuk menggodaku. Jadikan surga sebagai tempat tinggal dan bernaungku. Wahai yang memenuhi hajat orang-orang yang meminta.