Jumat, 15 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (05)


Jangan Remehkan Orang Lapar

Banyak hadits Nabi dan juga para ulama telah menyinggung keutamaan dari orang yang lapar. Dalam kitab Mukasyafatul Qulub misalnya, yang ditulis oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, beliau menyebutkan beberapa keutamaan lapar. Nabi pernah bersabda: “Hidupkanlah hatimu dengan sedikit tertawa dan sedikit kenyang dan sucikanlah ia dengan lapar, pasti hatimu menjadi bersih dan lembut.”

Menurut Imam Al-Ghazali, lapar sekurang-kurangnya memiliki sepuluh keutamaan, yaitu:
1. Ibadah menjadi tekun.
Kata imam Al-ghazali, “lapar bisa mencegah tidur sehingga waktu yang tersita karena makanan bisa dialihkan untuk beribadah kepada Allah Swt, seperti berdzikir dan munajat.

2. Sedikit tidur.
Dengan sedikit tidur dapat mengekalkan malam untuk beribadah. Banyak makan menyebabkan mudah ngantuk.

3. Tidak mudah terkena penyakit.
Lapar dapat menyehatkan kondisi fisik. Dalam dunia kedokteran juga mengakui bahwa sebagaian kesehatan didapatkan dari sedikitnya memasukkan makanan kedalam perut. Begitu banyak penyakit yang ditimbulkan akibat dari banyaknya makanan yang dikomsumsi. Nabi bersabda: “Berpuasalah! Maka kamu akan sehat.” Titik balik dari hadits ini sudah jelas, kalua lapar menyehatkan maka kenyang akan mendatangkan banyak mendatangkan penyakit.

4. Hemat.
Imam al-Ghazali menjelaskan: “Jika kebutuhan lebih besar, seseorang akan bekerja keras dan bisa saja mencari harta dengan cara tidak halal. Ia menjadi rakus, tidak hanya terhadap makanan tetapi rakus terhadap harta kekayaan.” Dengan lapar orang menjadi hemat karena dengan sedikitnya makan tentu belanja juga akan lebih sedikit.

5. Sosialis.
Orang lapar tidak akan boros menghabiskan hartanya untuk dibelanjakan. Tidak boros sangat berpotensi memiliki banyak simpanan. Tentu dengan adanya simpanan dikarenakan tidak boros memiliki banyak peluang untuk menyedekahkan harta miliknya. Artinya syarat untuk bersedekah adalah adanya harta yang disedekahkan. Meskipun memilki kemauan memberi fakir miskin kalua tidak memiliki harta juga mustahil bisa memberi.

6. Khauf.
Ketakutan yang disebabkan karena lapar akan membuat seseorang lebih takut kepada Allah, merasa dirinya tidak memiliki kemampuan diatas kekuasaan Allah Swt.

7. Menghilangkan kesombongan.
Orang lapar lebih berpotensi tidak sombong. Kesombongan akan lebih mudah dilakukan oleh orang-orang yang  perutnya sedang kenyang. Sifat mengkufuri nokmat juga akan mudah dihancurkan oleh rasa lapar. Dalam hal ini, Imam Al-Ghazali menerangkan: “sesungguhnya kebahagiaan manusia adalah bahwa ia terus menerus menyaksikan dirinya dengan mata kehinaan dan kelemahan. Lalu menyaksikan kemuliaan Allah Swt. Karena itu dengan lapar, seseorang akan merasa butuh kepada Tuhannya.”

8. Mencerdaskan pikiran
Nabi bersabda: “Barang siapa melaparkan perutnya pasti pikirannya luas dan hatinya cerdas.” Singkatnya, berdasarkan konsekuensi keadaan orang yang sedang lapar akan cenderung lebih banyak berpikir sementara orang kenyang akan cenderung banyak istirahat. Berpikir dalam keadaan perut kosong lebih mudah mendapatkan ide dari pada berpikir dalam keadaan perut terisi penuh.

9. Hati menjadi bersih dan lembut
Imam Al-Ghazali mengatakan, lapar bisa membuat hati lembut dan bersih sehingga siap menjalankan dzikir, ada banyak dzikir yang diucapkan di lidah namun dzikir tersebut tidak sampai kenikmatannya ke dalam hati.
Nabi pernah bersabda: “Hidupkanlah hatimu dengan sedikit tertawa dan sedikit kenyang dan sucikanlah ia dengan lapar, pasti hatimu menjadi bersih dan lembut.” Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa kenyang dan tidur, pasti hatinya keras.” Kemudian beliau bersabda lagi, “Setiap sesuatu mempunyai zakat dan zakatnya badan adalah lapar.” (HR Ibnu Majah).

10. Pengendalian nafsu syahwat.
 Dengan lapar, seseorang akan meliburkan nafsu mulutnya untuk makan dan minum, meliburkan perutnya untuk kenyang, dan meliburkan panca indra yang lain sehingga hawa nafsu mudah dikendalikan.

Dikutip dari Channel YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjelaskan bahwa melaparkan perut membuat hatinya dipenuhi Nur dari Allah Swt. Beliau berkata: “Jika seseorang mengurangi makannya, termasuk minumnya. Makan dan minum tidak banyak-banyak, secukupnya maka batinnya, dadanya, hatinya akan dipenuhi Nur oleh Allah Swt.” Lanjutnya, “Setelah hati penuh cahaya, terang, bersih maka Bashiroh (mata hati) nya juga bersih dan tajam. Selain itu hatinya akan lunak, mudah menerima hal baik sehingga bisa merasakan lezatnya munajat kepada Allah Swt.”

Tentu lapar yang dimaksud bukan lapar karena tidak memiliki kemampuan untuk membeli makanan, tetapi lapar disini adalah laparnya orang-orang yang secara sengaja memilih untuk tidak mengenyangkan perutnya hanya untuk mewaspadai dan mengontrol hawa nafsunya. Beliau juga mengatakan bahwa sejak dari dulu para ulama membiasakan melaparkan perutnya dan ini juga menjadi prilaku-prilaku para kekasih Allah ketika sedang proses menuju Allah Swt. Wallahu a'lam bisshowwab

Doa Hari Kelima (5) Ramadan 🤲🏻 :

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ الْقَانِتِيْنَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنْ أَوْلِيَائِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ بِرَأْفَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

Artinya:

"Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang memohon pengampunan, jadikanlah aku di bulan ini dari dari golongan hamba-hamba-Mu yang salih dan pasrah, dan jadikanlah aku di bulan ini dari golongan para kekasih-Mu yang dekat dengan-Mu. Dengan kasih sayang-mu wahai Dzat Yang Lebih Pengasih dari para pengasih,".

Usman Suil