Rabu, 04 Mei 2016

Mengenang Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, SH (Dari Patung Hingga Gerbang)


Berawal dari sebuah status yang saya posting di media sosial facebook, tentang keinginan membuat patung Baharuddin Lopa, I Maqga Daeng Riosoq dan I Calo Ammana Wewang yang terinspirasi dari Patung Sultan Hasanuddin yang berdiri megah di halaman depan Bandara Hasanuddin Makassar.

Dari postingan yang saya upload di group Appeq Jannangang itu, kemudian ditangagapi oleh sebagian member Appeq Jannangang yang intens membincang soal kerja-kerja budaya Mandar; Seni, kuliner, wisata, sejarah dan kearifan lokal. Dan diantara beberapa komentar yang masuk itu, Abdul Rasyid Ruslan (salah satu member Appeq Jannangang yang lagi berthalibul ilmi di Makassar), secara spontan memberi dukungan penuh dan siap membantu mewujudkan impian itu.

Sontak teman-teman mahasiswa di Makassar semua bersuara dan langsung membuat rencana kerja tindak lanjut dengan membentuk Tim Kreatif Appeq Jannangang reg Makassar dan meminta saya jadi punggawa dalam program pembangunan Patung Pahlawan dan Pejuang dari Mandar.

Setelah terbentuk personil melalui rapat online yang kemudian disepakati bahwa langkah pertama untuk program ini adalah Pembuatan Patung Baharuddin Lopa dengan menggunakan donasi. Maka dibuatlah selebaran/poster " Mandar Berbisik ! GERAKAN DONASI Rp.10.000, untuk pembuatan Patung Pahlawan dan Pejuang dari Tanah Mandar ". Desain posternya kemudian diposting keberbagai group di medsos. Dukungan mengalir dan mereka rata-rata siap berdonasi.

Melihat animo masyarakat Mandar diluar Sulbar yang begitu antusias itu, kami kemudian membuat Rapat Pelaksana Program di RM. Pondok Kelapa Campalagian (08/04) dengan mengundang langsung salah satu Putra almarhum Baharuddin Lopa, yaitu Iskandar Muda Barlop, anggota DPD RI untuk hadir bersama kami dengan Tim Kreatif Appeq Jannangang selaku inisiator dan Tim pelaksana kegiatan.

Dari pertemuan di Pondok Kelapa ini, setelah melalui diskusi panjang lebar tentang program ini, oleh pihak keluarga kurang respek jika almarhum dibuatkan patung sebab patung menurutnya kurang islami, sementara almarhum dikenal sebagai tokoh pendekar hukum yang sangat kental agamanya (islam). Dan dari diskusi ini kemudian lahir kesepakatan untuk membuat Gerbang Barlop yang disepakati di depan Ponpes Nuhiyah, Pambusuang.

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan di Campalagian, saya kemudian menggelar rapat lagi di Ponpes Nuhiyah Pambusuang. Dari Rapat ini rencana awal gerbang akan di bangun di depan Ponpes Nuhiyah harus dibatalkan dan mufakat Gebang Barlop akan dibangun di Palippis dan di batas Desa Sabang-Subik dengan Desa Galung Tulu. Alasannya karna sebagian masyarakat Bala dan Sabang Subik komplain jika Gerbang di tempatkan di Pambusuang. Mereka mengklaim diri sebagai orang Pambusuang, tentu punya hak untuk masuk dalam kawasan ini. Mengantisipasi polemik di masyarakat itulah sehingga dibuat kesepakatan untuk membuat Gerbang didua titik tersebut.

Sampai disini, sebuah rencana telah mempunyai dasar pijiakan menjadi perencanaan untuk masuk dalam tahapan pelaksanaan. Dan dengan dasar itu pula, kemudian Gerakan Donasi di lauching pertama kali di Makassar.

SaliliMANDAR

Acara SaliliMANDAR (15/04) adalah acara Kopdar (kopi darat) yang diselenggarakan oleh Komunitas Appeq Jannangang reg. Makassar bekerjasama dengan KPM-PM Makassar. Yang disamping sebagai ajang silaturrahmi antar mahasiswa Mandar di Makassar, juga digelar untuk malam donasi Gerbang Barlop.

Cafe TOM-TOM di Jalan Emy Saelan Makassar ini menjadi saksi sejarah tak terlupakan bagi mahasiswa-mahasiwi Mandar di Makassar. Betapa tidak, malam itu, acara kopdar yang berdasarkan undangan hanya akan diikuti oleh sekira 30-50an orang, Tumpah ruah mejadi ratusan orang yang tentu saja harus berdiri karna tidak kebagian tempat duduk. Mereka berdatangan dari berbagai penjuru dibelantara gedung kota Makassar. Hujan malam itu ternyata hanya sekedar membasahi mereka tapi tidak sampai menghalangi untuk sampai di tempat acara malam itu.

Sekitar jam 20.00 malam itu mulai dengan penampilan musik akuistik Mandar, Passayang-Sayang, lagu Titi-Titing Balao memukau hadirin. Semua terhanyut dalam nuansa kerinduannya pada tanamandar. Sebuah kesadaran membuncah akan histori masa lampau Mandar yang betul-betul bernilai, tak lapuk dimakan rayap waktu. Segumpal gumam yang selama ini membuatnya hanya sugiging ditempat seketika menjadi teriakan ketika petikan kacaping Mandar dari Tajriani Talib yang sungguh diluar dugaan. Tajriani melagukan syair pujian khas kacaping yang diiringi tepuk tangan. Pada detik yang sama panitia menyiapkan Kappar (baki besar) dihadapan Tajriani Talib sebagai pertanda bahwa saatnya Paqmaccoq (saweran) dimulai. Saya dan panitia menjadi pappaqmaccoq pertama yang diikuti dengan hadirin yang hadir malam itu. Paqmaccoq itulah yang menjadi awal pertanda bahwa Gerakan Donasi Untuk Pembangunan Gerbang Barlop telah resmi dibuka.

Uang kertas nominal mulai 5 ribu-an sampai 50 ribu-an memadati kappar malam itu. Sebuah wujud kepedulian dan rasa cinta pada sosok Baharuddin Lopa, Pendekar Hukum dari Mandar. Sosok beliau tidak saja menjadi kebanggaan Mandar, tapi sekaligus satu-satunya manusia Indonesia yang concern dan fokus pada penegakan supremasi hukum di Indonesia. Beliau menjadi inspirasi bagi setiap generasi Mandar. Sosok beliau tidak saja dilisan tuliskan oleh orang Mandar, tapi Indonesia.

Acara SaliliMANDAR malam itu benar-benar menjadi bara dan membakar semangat sipamandar dan melecut jiwa untuk satu dalam ikatan buhul passemandaran. Hal itu terbaca dalam sesi acara beatle kalindaqdaq dan deklamasi puisi Mandar berjudul "Masih adakah Mandarku" Karya Nur Dahlan Jirana (almarhum adalah Penulis dan Sastrawan Mandar, Pendiri dan Pembina komunitas sastra Todilaling Campalagian).

GERAKAN DONASI

Setelah malam SaliliMANDAR di Makassar itu, gerakan donasi terus digalakkan oleh teman-teman mahasiswa di Makassar, ratusan bahkan jutaan telah berhasil kami kumpulkan dari program ini. Lokasi dan pelaksana kegiatan telah mantap, calon donastur masih sangat banyak untuk kami ajak menjadikan gerbang ini sebagai ladang amal, termasuk Darmansyah, Ketua DPRD Majene yang tidak saja berdonasi tapi sekaligus siap menjadi penanggung jawab penggalangan dana di lingkup Kabupaten Majene, karena menurut beliau, Pak Barlop adalah Tokoh nasional yang sekaligus menjadi Bupati pertama yang dicatat dalam sejarah Kabupaten Majene. Desain Gerbang juga sudah ada dan kami posting di media sosial. Tinggal pelaksanaannya saja yang mau ditentukan. Kepada para pembaca dapat menyampaikan informasi, saran dan kritiknya kepada kami. Begitu juga jika ingin berdonasi untuk Gerbang ini bisa langsung menghubungi kami via Facebook: Muhammad Munir ToMandar. PIN BB 2653FE37 atau
email: galerikopicoqboq@gmail.com Blog: galerikopicoqboq.blogspot.com.

(Penulis adalah Joaq Appeq Jannangang dan Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Provinsi Sulawesi Barat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar