Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (15)


Benarkah, tidur orang puasa adalah ibadah?

Ketika Rasullullah pada kesempatannya mengatakan bahwa tidur di bulan ramadhan adalah ibadah, banyak yang memperbanyak tidurnya di siang hari dengan alasan ibadah. Lebih baik tidur dari pada ngegosip, ngabuburead yang ngga jelas. Tidak salah tapi mengenai sabda Rasul, coba kita tanyakan ulang tidur yang bagaimana maksud Nabi? Takutnya sudah menganggap tidur kita itu sudah ibadah padahal malah menjadi tidur yang memakruhkan puasa.

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ 

“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Kalau kembali pada tujuan luhur puasa yakni usaha menekan syahwat lahir, sementara tidur bagian dari syahwat lahir manusia, maka tentu yang dimaksud nabi adalah tidur yang berkualitas bukan tidur yang kita pahami pada umumnya sebagaimana tidur seperti biasanya. 

 موتوا قبل أن تموتوا
"Matilah sebelum kamu mati".

Di hadits ini terdapat dua kata mati. Tentu kata mati yang pertama dengan mati yang kedua berbeda. Pada kata pertama dalam hadits ini "Matilah" yang dimaksud disini adalah mati secara batin sementara kata "mati" yang kedua adalah mati secra fisik.

Kira-kira apa maksud Nabi menyuruh kita mati sebelum mati? Karena mati yang pertama bermakna batin maka yang dimaksud Nabi kira-kira adalah mematikan semua panca indra kita kepada hal-hal yang negatif. Mematikan pandangan untuk tidak melihat tontonan senonoh, mematikan telinga untuk tidak mendengar yang kurang baik, mematikan mulut untuk bercerita aib, mematikan tangan dan kaki menuju maksiat dan mematikan semua panca indra untuk tidak memuaskan nafsu syahwat kita.

Karena puasa adalah training menekan dan mematikan kemauan-kemauan negatif panca indra kita maka tidur yang dimaksud adalah menidurkan atau menghentikan segala aktivitas-aktivitas negatif indrawi kita. Orang sedang tidur sebenarnya sedang mengistirahatkan segala aktivitas indrawinya tetapi pada saat yang sama tidur pada posisinya memuaskan kenyamanan syahwat tidur. Tidak relevan apabila di bulan puasa memperbanyak tidur karena nilai perjuangan menekan syahwat tidur tidak dijalankan.

Selanjutnya, coba kita tanyakan kembali kualitas tidur kita di bulan ramadhan. Apakah tertidur karena puasa atau tidur karena kelaparan? Ataukah tidur kita karena ingin bermalas-malasan? Tentu tidur ini tidak memiliki nilai ibadah. Tidur karena kelaparan berarti tidur yang disebabkan karena nafsu sementara tidur orang yang berpuasa adalah tidur dengan tujuan istirahat untuk memperoleh kembali kekuatan menjalankan ibadah-ibadah lainnya, tidur semata-mata karena kehendak-Nya, serta tidur karena tagihan fisik yang sudah tidak sanggup lagi menahan kantuk.

Imam al-Ghazali menjelaskan:

بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه

“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal. 246).

Wallahu a'lam bisshowab.

Doa Hari ke 15

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ طَاعَةَ الْخَاشِعِيْنَ وَ اشْرَحْ فِيْهِ صَدْرِيْ بِإِنَابَةِ الْمُخْبِتِيْنَ بِأَمَانِكَ يَا أَمَانَ الْخَائِفِيْنَ 

Artinya : Ya Allah, Mohon anugrahkan padaku di bulan ini dengan ketaatan orang-orang yang khusyu serta lapangkanlah dadaku dan dengan taubat orang-orang yang rendah diri. Dengan kekuatan-Mu. Wahai tempat berlindung bagi orang-orang yang ketakutan. 

Minggu, 24 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (14)


Puasa sebagai Obat Psikologis-Biologis

Puasa adalah rukun keempat dalam Islam setelah syahadat, shalat dan zakat. Puasa hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman sebagaimana panggilan Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa"._ Perintah untuk berpuasa ini pun telah diperintahkan Allah dari kaum terdahulu _"sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu"_ dengan tujuan _"agar kamu bertakwa". Itulah kata Allah pada surah al-Baqarah ayat 183 itu. Puasa untuk orang yang beriman dengan tujuan agar tingkat keimanannya bertambah sampai pada level takwa. Berdasarkan ayat tersebut, bahwa beriman belum tentu bertakwa oleh karenanya perintah puasa agar kita bertakwa.

Selain efek psikologis dari berpuasa (untuk takwa), puasa juga menuju kesehatan biologis, kesehatan untuk tubuh yang berpuasa.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ٱلَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ
"Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang," (QS. Al-Infitar 82: Ayat 7)

Bisa saja kita menganggap bahwa puasa itu menyiksa karena menahan lapar dan haus akan tetapi dibalik dari lapar dan haus terdapat hikmah yang sangat dahsyat. Sebagaimana pada surah al-Infitar diatas Allah telah menjadikan tubuh manusia seimbang maka puasa termasuk salah satu cara Allah untuk tetap menyeimbangkan kondisi fisik atau tubuh manusia.

Dalam ilmu kedokteran, terdapat istilah Homeostasis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), homeostasis adalah keadaan dalam tubuh suatu makhluk hidup yang mempertahankan kosentrasi zat dalam tubuh. Menurut Agus Mustofa (penulis puluhan buku best seller) menjelaskan bahwa homeostasis merupakan mekanisme otomatis yang ada dalam tubuh manusia, ketika tidak seimbang akan gampang terserang penyakit. Beliau memberikan contoh terkait dengan homeostasis seperti ketika seseorang menggigil karena kedinginan maka tubuh akan bereaksi panas begitu pun sebaliknya ketika panas, tubuh akan bereaksi mengeluarkan keringat untuk menetralisir panas tersebut atau ketika seseorang kekurangan makanan maka reaksi perut akan lapar. Inilah sistem kerja homeostasis menurut pandangan beliau.

Apa saja yang menyebabkan ketidakseimbangan makanan dalam tubuh manusia? menurut beliau, diantara penyebabnya adalah makanan yang masuk kedalam tubuh terlalu banyak, terlalu sering makan dan jenis makanan yang tidak baik. Islam telah menjelaskan tatacara makan yang baik sebagaimana dalam surah al-a'raf.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٍ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 31)

Pertama, makan berarti memasukkan benda padat kedalam perut, kedua minum berarti memasukkan cairan dalam tubuh, ketiga jangan berlebih-lebihan yang berarti menyisakan rongga dalam perut untuk udara. Artinya minum untuk mencairkan makanan yang telah dimakan dan tidak berlebihan agar sistem kerja lambung berfungsi secara baik. Makan ibarat pabrik pembuatan jalan dengan pengecoran, apabila pabrik pembuatan jalan tersebut terlalu dipenuhi benda padat tanpa campuran air maka kemungkinan pabriknya akan rusak.

Berikutnya, menurut Agus Mustofa secara garis besar terdapat tiga tahap mekanan itu diolah dalam tubuh manusia, yaitu melalui mulut yang berfungsi sebagai pemecah makanan (amilase) dengan bantuan air liur, berikutnya melalui lambung yang berfungsi membunuh bakteri yang tersisa dari mulut (asam lambung) dan juga berfungsi untuk memecah makanan lebih kecil yang disebut dengan glukosa (amilase), yang terakhir adalah usus halus yang diedar ke seluruh tubuh yang telah diserap dengan darah sebelumnya.

Menurut para ahli bahwa munculnya banyak penyakit pada fisik manusia disebabkan karena banyaknya makanan yang dikonsumsi. Untuk itu, sebagaimana penjelasan diatas maka puasa selain berfungsi untuk meningkatkan level iman ke level takwa juga berfungsi untuk membersihkan saluran pencernaan yang terlalu banyak makanan yang telah kita masukkan kedalam tubuh sebelumnya dengan kata lain puasa menyembuhkan penyakit psikologis (penyakit dalam) juga menyembuhkan penyakit biologis (penyakit luar) pada diri manusia. Wallahu a'lam bisshowab.

(Dari buku Wisdom of The Moment: Usman Suil)

Doa hari ke 14

اَللَّهُمَّ لاَ تُؤَاخِذْنِيْ فِيْهِ بِالْعَثَرَاتِ وَ أَقِلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْخَطَايَا وَ الْهَفَوَاتِ وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ فِيْهِ غَرَضًا لِلْبَلايَا وَ الآفَاتِ بِعِزَّتِكَ يَا عِزَّ الْمُسْلِمِيْنَ

Artinya : Ya Allah! Mohon Janganlah ENGKAU tuntut dari kami di bulan ini semua kesalahan yang aku lakukan. Hapuskan seluruh kesalahan dan kebodohanku. Hindarkan aku dari bencana dan malapetaka. Demi kemuliaan-MU, Wahai sandaran Kemulian kaum Muslimin.

Sabtu, 23 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (13)


Peperangan Dua Kubu

Manusia tidak pernah berhenti bergerak untuk selalu mengindentifikasi kesempurnaanya sebagai makhluk yang sebaik-baiknya ciptaan. Namun karena manusia adalah gabungan dari jasmani dan ruhani maka geraknya pun ada yang bersifat metafisik dan kadang-kadang bersifat jasmani (fisik). Atau mungkin gerak pada tujuan jasmani lebih dominan sehingga berputar-putar pada masalah tujuan jasmani bukan tujuan ruhani.

Manusia adalah tempat berperangnya dua kutub yang saling berlawanan, yaitu jasmani dan ruhani. Perbedaan dari keduanya dapat dilihat dari tujuannya masing-masing. Tubuh yang dimiliki manusia adalah tempat gerak jasmani dan di dalam tubuh manusia ada jiwa sebagai tempat gerak ruhani. Pada dua kubu ini masing-masing memilki wilayah kekuasan. Keduanya selalu siap berperang untuk saling merebut dan memperluas kekuasaannya. Nafsu sebagai pemimpin fisik sementara jiwa dipimpin oleh hati atau fitrah. Keduanya memiliki penasehat yang sama yang berusaha bersikap netral tapi kadang-kadang menghianati satu diantara keduanya, ia adalah akal.

Akal adalah bahan jiwa menuju Allah namun juga kadang-kadang berperang sebagai bahan hawa nafsu untuk menjauh dari-Nya. Akal yang apabila disetir oleh hawa nafsu akan menjadi petunjuk jalan memperlancar kehendak hawa nafsu pada saat yang sama akal juga berperang sebagai petunjuk menuju Allah ketika yang meguasainya adalah hati. Dengan akal, hawa nafsu mampu menyerap sifat setan dan juga dengan akal, hati mampu menyerap unsur ketuhanan. Dengan kata lain, akal menjadi rebutan antara dua kubu besar yakni kubu hawa nafsu dan kubu hati.

Sebagai ilustrasi, dalam persidangan perceraian misalnya. Perdebatan antara suami istri memperbutkan hak masing-masing maka akal disini berperang sebagai pengamat. Ia senantiasa berada pada yang benar jika ia mampuenghalangi dirinya dari suap menyuap. Tapi ketika tidak maka ia akan menjadi lawan kebenaran. Artinya, akal tidak tertutup kemungkinan mengalami penyimpangan dan membela yang salah apabila tidak disuplai dari ilmu pengetahuan yang baik.

Oleh karena itu, akal membutuhkan pengetahuan terkait dengan hawa nafsu, seperti apa ia dan bagaimana wataknya dalam diri manusia. Akal mempunyai kewajiban untuk mengetahui peran positif negatif hawa nafsu serta dengan ciri-cirinya karena ia mampu membangun sekaligus meruntuhkan kehidupan manusia.

Nabi Saw bersabda: "Sekiranya anak cucu Adam mempunyai dua lembah emas, niscaya dia masih berhasrat pada lembah yang ketiga." Hadits Nabi ini memberikan satu petunjuk bahwa sifat atau watak hawa nafsu itu ekspansif (luas). Hawa nafsu yang apabila disuap satu kali akan meminta dua kali, tiga kali, seterusnya dan seterusnya. Tintutan hawa nafsu yang brrsifat mutlak ini mengakibatkan tidak memilki akhir pemuasan. Semakin mencoba untuk dipuaskan ia akan semakin memiliki banyak tuntutan untuk dipuaskan. Arti kata, ia tidak memilki batasan kepuasan.

Keinginan yang dilandasi gerak hawa nafsu mendesak seseorang untuk cepat-cepat memiliki apa yang menjadi keinginannya tersebut. Artinya selain ekspansif, hawa nafsu juga memiliki daya gerak cepat. Lihatlah pemerkosaan terjadi karena si pelaku didesak oleh nafsu syahwatnya untuk menuruti keinginannya pada seksual. Syahwat tidak akan memperhitungkan pada sah atau tidaknya karena yang ia lihat adalah bagaimana pemenuhannya dapat terpenuhi secepat mungkin. 

Ungkapan menarik dari Amirul Mukminin Ali bin AbibThalib, "Dosa-dosa syahwat tak ubahnya kuda liar yang terlepas kendalinya, ia akan dengan kencang melarikan pengendaranya ke neraka. Ketahuilah takwa adalah pengendara yang patuh. Pengendaranya dengan santai dapat memegang kendali dan ia akan membawanya masuk surga." 

Sudah jelas bahwa puasa diperintahkan sekurang-kurangnya mempersempit wilayah kekuasaan hawa nafsu sekaligus memperlambat pengendaranya menuju ke neraka. Puasa menjadi tali pengikat keliaran syahwat. Puasa adalah jalan menuju takwa agar kemudian kendaran takwa menjadi wasilah menuju surga-Nya. Wallahu a'lam bisshowab.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ  فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh surgalah tempat tinggal (nya)." (QS. An-Nazi'at 79: Ayat 40-41)

Doa Hari ke 13

اَللَّهُمَّ طَهِّرْنِيْ فِيْهِ مِنَ الدَّنَسِ وَ الْأَقْذَارِ وَ صَبِّرْنِيْ فِيْهِ عَلَى كَائِنَاتِ الْأَقْدَارِ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِلتُّقَى وَ صُحْبَةِ الأَبْرَارِ بِعَوْنِكَ يَا قُرَّةَ عَيْنِ الْمَسَاكِيْنِ

Artinya : Ya Allah! Mohon sucikanlah diri kami di bulan ini dari segala nista dan perbuatan keji. Berilah aku kesabaran atas apa yang telah Engkau tetapkan. Anugerahkan kepada kami ketakwaan dan persahabatan dengan orang-orang yang baik dengan pertolongan-MU, Wahai cahaya hati orang-orang yang miskin.


Jumat, 22 Maret 2024

TENTANG ZAKAT FITRAH

Do'a niat membayar dan menerima zakat fitrah.

1- Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri
#Bismillahhirohmaanirrohiim.

نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN NAFSII FARDLOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya : Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada diri saya sendiri, fardhu karena Allah Ta'ala.

2- Niat Zakat Fitrah untuk Istri.

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN ZAUJATII FARDHOL LILLAATI TA'AALAA
Artinya : Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya fardhu karena Allah Ta'ala.

3- Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki.

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ وَلَدِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN WALADII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya : Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak laki-laki saya (sebut namanya) Fardhu karena Allah Ta’ala.

4- Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan.

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ بِنْتِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN BINTII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya : Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak perempuan saya (sebut namanya), fardhu karena Allah Ta’ala.

5- Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga.

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّىْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِىْ نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'ANNII WA'AN JAMII'I MAA YALZAMUNII NAFAQOOTUHUM SYAR'AN FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya : Saya niat mengeluarkan zakat atas diri saya dan atas sekalian yang saya diwajibkan memberi nafkah pada mereka secara syari’at, fardhu karena Allah Ta’aala.

6- Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan.

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (…..) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN (Sebutkan nama orangnya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
Artinya : Niat saya mengeluarkan zakat fitrah atas (sebut nama orangnya), Fardhu karena Allah Ta’ala.

7- Doa Ketika Menerima Zakat.

آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَبَارَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَهُ لَكَ طَهُوْرًا
AAJAROKALLAAHU FIIMAA A'THOITA WABAAROKA FIIMAA ABQOITA WAJA'ALAHU LAKA THOHUURON
Artinya : Semoga Allah memberikan pahala kepadamu pada barang yang engkau berikan (zakatkan) dan semoga Allah memberkahimu dalam harta-harta yang masih engkau sisakan dan semoga pula menjadikannya sebagai pembersih (dosa) bagimu.

''Allahumma shalli 'ala Sayyina Muhammad wa'ala Ali Sayyidina Muhammad.

Ya Allah sampaikan sholawat kmi kepada Rasulullah, dan semoga kebaikan,amal ibadah puasa kita di terima Allah Subhanahu Wat'ala.
Aamiin Yarabbal'alaamiin.

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (12)


Puasa Menyingkap Tiga Perkara Gaib

Singkatnya, gaib adalah apa yang luput dari indra kita, tidak dapat dilihat oleh mata meskipun hati meyakininya. Beriman pada perkara gaib merupakan bagian dari orang yang bertakwa sebagaimana kata Allah dalam firman-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلۡمُتَّقِينَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَٰوةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2-3)

Spectrum otak kita terkontaminasi otomatis ke jin, setan atau makhluk abstrak lainnya ketika mendengar kata gaib. Penulis mencoba memaknai kata gaib disini lebih kepada gaib abstrak akhlaki bukan gaib abstrak makhluk yang mempunyai sosok yang menakutkan.

Puasa dilakukan sebagi energi untuk menghidupkan hati, meningkatkan kesensitifan spritual. Dengan puasa perhatian kepada hal-hal yang tersembunyi seperti iri, dengki, sombong, tamak dan sifat buruk lainnya akan menjadi penyebab hidupnya hati seseorang. Seribu lebih baik memerhatikan aib diri dari pada mengintip keburukan-keburukan orang lain.

Dalam kitab Al-Hikam Ibnu Athaillah Assakandari berkata: "Perhatianmu untuk mengetahui aib-aib yang tersembunyi dalam dirimu adalah lebih baik daripada perhatianmu menyingkap perkara gaib yang tersembunyi darimu." Banyak dari kita selalu disibukkan untuk mengetahui perkara tersembunyi dari orang lain. Mencari-cari aib orang lain adalah perkara yang dapat menyebabkan matinya hati.

Banyak orang yang melakukan ibadah puasa misalnya puasa hari senin-kamis, puasa patih geni, puasa mutih hanya untuk dapat menyingkap perkara gaib. Padahal tujuan puasa sebenarnya untuk menyingkap perkara gaib akhlaki, adapun perkara gaib makhluk abstrak seperti malaikat hanyalah bonus. 

Menyadari aib diri sendiri tentu lebih baik dari pada kemampuan melihat malaikat. Kemampuan melihat aib diri yang tersembunyi (gaib) tentu lebih baik daripada kemampuan dapat melihat takdir atau masa depan seseorang, karena akan menjadi penyebab rusaknya hati seperti munculnya rasa sifat sombong, merasa lebih baik dari yang lain.

قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُ ۚ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٍ يُؤۡمِنُونَ

"Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 188)

Wahab bin Munabbah meriwayatkan bahwa suatu ketika seorang laki-laki dari bani israil melakukan ritual puasa selama tujuh tahun berturut-turut. Dalam setahunnya membatalkan puasanya hanya enam hari. Setelah tujuh tahun berlalu, lelaki tersebut memohon kepada Allah agar dapat mengetahui seberapa besar kekuatan setan menguasai manusia. Namun permintaannya itu tidak kunjung dikabulkan.

Lelaki itu pun berkata: sekiranya tujuh tahun itu aku gunakan untuk mengoreksi seberapa besar kesalahan dan dosaku kepada tuhanku, maka niscahya hal itu akan lebih baik untukku dari pada apa yang aku cari selama ini.

Tida lama kemudian setelah ucapannya itu, Allah mengutus malaikat dan berkata kepada lelaki itu: "Allah mengurusku untukmu dan mewahyukan bahwa ucapan yang engkau ungkapkan belum lama ini lebih baik dari pada ibadah puasa yang kau lakukan selama ini Allah juga telah membukakan mata hatimu, lihatlah sekelilingmu!!!".

Betapa terkejutnya lelaki itu sebab iblis dan setan bertaburan dimana-mana, segala penjuruh arah dan tempat. Tidak hanya itu, ia juga terperangah karena tidak ada satupun manusia kecuali di sampingnya terdapat setan-setan seperti halnya lalat. Kemudian malaikat pun berkata lagi: "Tuhan mana yang akan menyelamatkan dari hal ini?"

Puasa sebenarnya memerangi tiga aib dalam diri manusia. Ketika tidak, makan, tidak minum, tidak jima' maka sebetulnya kita sedang memerangi aib diri (syahwat). Selanjutnya ketika kita berusaha untuk menekan syahwat gila akan pangkat atau kedudukan, gila akan kemuliaan, iri, dengki, sombong dan semacamnya maka kita sedang menyingkap tabir gaib kita dengan memerangi aib hati. Lebih dari pada itu , juga harus memerangi aib ruh kita seperti ingin balasan surga, bidadari, ingin punya karomah dan sejenisnya. 

Puasa datang untuk menyingkap perkara gaib kita (yang selama ini kita abaikan) dalam tiga bentuk aib yang telah disebutkan diatas; aib diri, aib hati dan aib ruh. Menyibukkan diri dalam usaha mencari-cari tiga macam aib kita serta berusaha untuk membersihkannya adalah lebih baik dari kesibukan mencari tahu rahasia alam gaib yang tersembunyi dari luar kita. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ
"Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)," (QS. Al-A'la 87: Ayat 14)

Wallahu a'lam bisshiwab

Doa Hari ke 12 

اَللَّهُمَّ زَيِّنِّيْ فِيْهِ بِالسِّتْرِ وَ الْعَفَافِ وَ اسْتُرْنِيْ فِيْهِ بِلِبَاسِ الْقُنُوْعِ وَ الْكَفَافِ وَ احْمِلْنِيْ فِيْهِ عَلَى الْعَدْلِ وَالإِنْصَافِ وَ آمِنِّيْ فِيْهِ مِنْ كُلِّ مَا أَخَافُ بِعِصْمَتِكَ يَا عِصْمَةَ الْخَائِفِيْنَ

Artinya : Ya Allah, mohon hiasilah aku di bulan ini dengan penutup aib dan kesucian. Tutupilah diriku dengan pakaian kecukupan dan kerelaan diri. Tuntunlah aku untuk senantiasa bersikap adil dan taat. Selamatkanlah aku dari segala sesuatu yang aku takuti. Dengan Perlindungan-MU, Wahai tempat bernaung bagi mereka yang meminta pertolongan. 

Rabu, 20 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (10)


Puasa Memerdekakan Para Jomblo

Fase dimana seseorang berapi-api, pikirannya kuat dan fresh, punya keinginan yang tinggi dan memiliki perasaan yang menggebu-gebu, segala sesuatu selalu ingin dicoba. Masa ini disebut dengan remaja, ya namanya masa remaja. Kata lainnya masa keemasan. Masa remaja adalah waktu luang untuk meraih banyak pengetahuan, prestasi, pengalaman, manfaat, impian karena masa remaja adalah masa dimana daya ingat sangat kuat. Selain itu ada juga satu hal yang justru remaja sangat menggemarinya, itulah pacaran. Faktanya, satu gemaran ini mampu meruntuhkan pengetahuan, prestasi, dan hal-hal positif lainnya pada kalangan remaja.

Begitu banyak remaja yang menjalin kasih dengan lawan jenisnya dan amatlah sedikit remaja yang menjomblo sebagai pilihan hidupnya. Jomblo dianggap sebagai kata aib dan diskriminasi. Jomblo diartikan sebagai kesendirian atau tidak mempunyai pasangan. Benarkah? Jomblo bukan sendiri, sejak kapan anda sendiri? Jomblo bukan tidak memiliki pasangan, sejak kapan anda tidak memiliki pasangan? Religiusnya nih, kapan Allah meninggalkanmu sehingga ada suatu waktu anda sendiri dan tidak mempunyai pasangan. Padahal Allah sendiri berkata setiap makhluk ciptaan-Nya berpasang-pasangan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْ ۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)

Di bulan ramadhan, ada satu prilaku menarik sekaligus memprihatinkan. Prilaku ini sudah mengkristal dan menjadi tradisi khusus di bulan ramadhan. Golongan remaja menjadikan bulan ramadhan sebagai moment instimewa untuk berduaan, ngabuburiet bareng pacar. Padahal ramadhan itu aslinya memenjarakan hawa nafsu tapi malah sibuk berduaan. Miris kan?

Selain dijadikan moment istimewa untuk berduaan, krusialnya ia (pacaran) memilki juga metode dakwah. Ia ikut andil berdakwa sebagaimana mesjid-mesjid ramai penceramah, siraman ruhani ketika bulan puasa. Target atau sasaran dakwanya tertuju pada orang jomblo. Ia memakai metode bermesraan di tempat ramai, ngabuburit di sore hari menjelang buka puasa, dan juga memenuhi hasrat postingan di media sosial seperti Facebook, TikTok, Instagram dan aplikasi medsos lainnya.

Selanjutnya, ia juga memiliki judul-judul dakwah yang mau diceramahkan. Seperti penyemangat diri, menghilangkan rasa minder, menjauhkan diri dari bullyan dan lain sebagainya. Padahal belum dilihat efek sampingnya seperti tekanan harus ngabarin tiap hari, tekanan harus bangunin makan sahur, tekanan dianggap tidak peka, tekanan pesan WhatsApp lambat dibalas dianggap sudah ada yang lain, dan lain-lain.

Lanjut ke efek samping kedua, ketika lambat ngabarin dan lain sebagainya akan membuat pasangan hilang semangat, banyak ngelamun, suka menyendiri, menghabiskan banyak waktu di kamar, semua kegiatan dianggap sia-sia, menganggap hidupnya tidak ada artinya lagi, kurang bergaul, mudah sedih, gampang tidak fokus pada masa depan, dan lain lain.

Lanjut ke efek samping ketiga (efek tertinggi) pacaran mengakibatkan hamil diluar nikah, bunuh diri, banyak berbohong, sering minta uang ke orang tua buat biaya pacaran, banyak maksiat, banyak menyia-nyiakan waktu, mendekati zina, banyak dosa dan lain sebagainya.

Bersyukurlah wahai para jomblo karena tidak pacaran sejatinya menyelamatkan kamu dari hal-hal negatif, dan juga menjauhkan dari efek samping yang telah disebutkan diatas. Bersyukurlah wahai para jomblo karena puasa yang hakikatnya pelajaran atau latihan pengendalian hawa nafsu membantumu jauh dari efek buruk pacaran. Makan minum yang jelas bisa dan tidak haram dilarang apalagi pacaran yang tidak jelas asal usulnya. Dengan puasa, orang jomblo merdeka karena jauh dari bullyan dan hal-hal negatif lainnya.

Oleh karena itu, menjadi jomblo jangan setengah-setengah. Masa menjomblo adalah masa mengamati potensi, masa meluruskan tujuan, mengekspresikan bakat, masa menggapai cita-cita, kesempatan mewujudkan impian, kebebasan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Menjadi jomblo total adalah berkah bukan hinaan. Wallahu a'lam bisshowab.

Doa hari ke 10

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْمُتَوَكِّلِيْنَ عَلَيْكَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْفَائِزِيْنَ لَدَيْكَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ إِلَيْكَ بِإِحْسَانِكَ يَا غَايَةَ الطَّالِبِيْنَ

Artinya : Ya Allah! Mohon jadikanlah aku diantara orang-orang yang bertawakkal kepada-Mu, dan jadikanlah aku diantara orang- orang yang menang disisi-MU, dan jadikanlah aku diantara orang-orang yang dekat kepada-MU, dengan kebaikan-MU, Wahai Tujuan orang-orang yang memohon


Selasa, 19 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (09)


Demi Waktu 

Di saat mendapati hal-hal yang sulit diprediksi, anda mungkin sering mendengar atau bahkan pernah juga berkata: "biar waktu yang akan menjawab." Seringkali seseorang atau kita semua memberikan kesempatan kepada waktu untuk menjawab apa yang sulit kita pecahkan. Padahal disaat berkata demikian pun sebenarnya kita sudah dii lingkaran waktu. Waktu adalah makhluk yang paling tidak kenal simpati atau empati. Apa dan bagaimanapun keadaanmu waktu akan tetap berjaan dari waktu ke waktu yang lain. Ia tidak akan pernah menoleh kebelakang sedikitpun. Ia tidak memiliki toleransi, dispensasi atau semacamnya. Ibarat kata, urusanmu ya urusanmu, urusanku ya urusanku. Ia akan tetap ada pada misi waktunya, kemarin saat ini dan yang akan datang.

Terkadang kita bersemangat menyambut dan menjalani waktu namun juga kadang berharap agar waktu berputar lambat. Begitulah keadaan kita dihadapan waktu. Kita hanya tahu kalau waktu terus berjalan dan tidak ada sedetik-sedikitpun kesempatan untuk memutar kembali waktu yang telah kita lewati. Kita juga tahu kalau tiap-tiap orang hanya bisa berada di satu keadaan dari tiga keadaan waktu; telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Kita hanya mampu berada di keadaan "sedang" itupun rasa-rasanya kita terpaksa atau dijabr. Begitu perkasa waktu ini. 

Sebenaranya yang ingin saya sampaikan adalah begitu berharganya waktu dan alangkah ruginya kita yang senantiasa menyianyiakannya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَٱلۡعَصۡر   إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡر   إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ

"Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-'Asr 103: Ayat 1-3)

Al-Qur'an sangat menaruh perhatian terhadap waktu, perhatian ini menunjukkan betapa pentingnya waktu. Pada surah diatas seakan-akan Allah berkata: "Demi masa, sungguh manusia diliputi kerugian kalau menyia-nyiakan masa (waktu) itu." Dan ternyata pada ayat ketiga Allah memberikan bocoran untuk kita yang tidak mau dirugikan. Terdapat empat orang yang tidak akan rugi berdasarkan ayat ini. Orang yang beriman, amal saleh, pendakwah dan motivator.

Selain ayat diatas, banyak di surah lainnya dalam al-Quran yang Allah menyinggung tentang waktu yang memakai waw qosam atau waw yang bermakna sumpah. Menurut pengertian yang masyhur di kalangan para penafsir. Apabila Allah memakai waw qosam atau atau sumpah, maka hal tersebut memiliki pesan dan pelajaran yang sangat penting. Rata-rata Allah memakai waw qosam ketika menyinnggung masalah waktu. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ
"Demi langit dan yang datang pada malam hari." (QS. At-Tariq 86: Ayat 1)

وَٱلۡفَجۡرِ
"Demi fajar," (QS. Al-Fajr 89: Ayat 1)

وَٱلشَّمۡسِ وَضُحَىٰهَا
"Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari," (QS. Asy-Syams 91: Ayat 1)

وَٱلَّيۡلِ إِذَا يَغۡشَىٰ
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)," (QS. Al-Lail 92: Ayat 1)

وَٱلضُّحَىٰ
"Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah)," (QS. Ad-Duha 93: Ayat 1)

Ayat-ayat diiatas semuanya dimulai dari huruf "waw" yang bermakna sumpah. Artinya Allah telah menetapkan kepada hambanya akan adanya pertanggungjawaban terhadap waktu. Sehingga kelak nanti ada empat pertanyaan pokok yang sekaitan dengan waktu. Umur dihabiskan untuk apa, masa muda digunakan dihabiskan kemana, dari mana hartanya diperoleh dan kemana ia membelanjakannya dan yang terakhir tentang ilmu kemana diamalkan. Empat hal inilah yang harus dipetanggungjawabkan nanti.

Akankah kita dalam keadaan rugi ataukah sebaliknya? Biarkan waktu yang menjawab! Masihkah kata ini akan kita ucapkan? Demi waktu, ia tidak akan memberimu kesempatan. Demi waktu, kesempatan hanya ada di kita masing-masing. Wallahu a'lam bisshowab.

Doa hari ke 09

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ فِيْهِ نَصِيْبًا مِنْ رَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةِ وَ اهْدِنِيْ فِيْهِ لِبَرَاهِيْنِكَ السَّاطِعَةِ وَ خُذْ بِنَاصِيَتِيْ إِلَى مَرْضَاتِكَ الْجَامِعَةِ بِمَحَبَّتِكَ يَا أَمَلَ الْمُشْتَاقِيْنَ

Artinya : Ya Allah! Anugerahilah untukku sebagian dari rahmat-MU yang luas, dan berikanlah aku petunjuk kepada ajaran- ajaran-MU yang terang, dan bimbinglah aku menuju kepada keridhaan-MU yang penuh dengan kecintaan-MU, Wahai harapan orang-orang yang merindu

Usman Suil

Senin, 18 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (08)


Puasa dan terorisme

Kurang lebih lima tahun yang lalu pembunuhan dengan cara sadis memakai alat peledak ditengah-tengah keramaian. Menjadi moment penting untuk kita renungi adegan radikal tersebut. Kejadian ledakan bom di Polrestabes Surabaya, senin, 14 Mei 2018 pagi, pada kelompok  umat islam tertentu  menyambut bulan suci ramadhan dengan cara membunuh.

Kejadian ini sangat memprihatinkan bagi umat islam tanpa terkecuali. Kenapa tidak, sebab adanya ketidaksesuaian antara ideologi dan praktiknya dalam tubuh islam itu sendiri. Padahal kita tahu bahwa banyak ayat dalam al-qur’an yang menekankan untuk tidak adanya paksaaan dalam beragama dan ayat yang berkaitan dengan toleransi serta ayat yang berbicara masalah dilarangnya saling menyakiti apalagi membunuh. 

Mentalitas para kaum jihadisme sebenarnya telah jauh dari alam kerumunan, telah melanggar fitrahnya dan telah hilang nilai estetik dalam jiwanya, membuang empati dalam dirinya dan mengandalkan selera pribadinya. Kesadaran terhadap antar kelompok telah mati sehingga yang tumbuh kuat adalah kesadaran kepada individualitas kelompoknya sendiri. Nah ini tentu berbahaya apabila penyakit seperti ini terus menyebarkan virus-virusnya sebab akan membuat hidup ini menjadi ajang pertarungan. 

Dari sisi gerakan sosial, saya teringat salah satu gold power bangsa seperti Tan Malaka, beliau pernah bertutur: terbentur, terbentur, terbentur hasilnya akan terbentuk maksud dari kata ini tidaklah salah, karena untuk menciptakan hasil yang utuh maka memerlukan benturan terlebih dahulu. Akan tetapi kita membutuhkan  kejelian untuk menginterpretasi perkataan tersebut. Jika tidak, maka kesannya bahwa terbentur akan terbentuk sepenuhnya akan mendukung para kaum terorisme. 

Beliau mengatakan demikian dalam suasana genting dan konteksnya pada saat itu memang pas dan tepat untuk menguatkan atau memberikan motivasi kepada para pejuang bangsa pada saat itu. Kemudian akan lebih tepat jika kita artikan saat ini yaitu jiwa yang mengalami benturan beberapa kali akan terbentuk dengan sendirinya. Makin banyak huru-hara dalan kehidupan akan membuat jiwa semakin tegar dan kuat. Saya kira lebih tepat kita tafsirkan seperti itu. 

Sementara dari sisi bulan suci ramadhan, maka kita dapat melihat perintah yang mewajibkan melaksanakan puasa. Dalam tinjauan ilmu ushul fiqhinya, dapat kita mengintip sedikit dari pembahasan mafhum muwafaqahnya. Artinya kita dapat melihat apa saja yang diwajibkan dalam puasa. Seperti adanya pelarangan untuk tidak makan, minum, menggunjing orang lain. Kalau yang halal saja tidak diperbolehkan (seperti makan)  maka mebunuh apalagi.

Pendapat dari ilmuan islam seperti imam Gazali terkait masalah puasa. Menurut beliau, puasa merupakan ibadah yang cukup tua sebab perintah untuk menjalankannya tidak hanya pada kaum nabi penutup akan tetapi juga pada nabi-nabi sebelumnya. Dari nabi Adam sampai hari ini puasa telah diperintahkan hanya saja konteks pelaksanaannya yang berbeda. Ini membuktikan betapa mulianya bulan suci ramadhan.

Bukti kemuliaan bulan suci ramadhan yang lain adalah dengan adanya perintah untuk menyambut kedatangannya. Itu artinya bahwa bulan puasa memiliki kandungan yang levelnya tinggi. Mengapa Allah mewajibkan makhluknya untuk berpuasa? Apakah keuntungannya kembali kepada-Nya? Jawabannya adalah bahwa hakikat ibadah suci ini tidaklah berbicara masalah untung dan rugi. Allah mewajibkan sebab Dia sangat mengerti faedah dan manfaat bagi manusia, baik lahir maupun bathinnya. Bukankah ini adalah bentuk kasih sayangNya? Tentu jawabannya adalah ia sebab puasa itu melenyapkan dimensi setan dalam diri dan dengan puasa kesabaran menjadi lebih kokoh.

Imam Gazali juga mengatakan, pada dasarnya Allah tidak butuh lapar dan hausnya akan tetapi butuh manfaatnya. Dari sini kita dapat melihat, orang yang berpuasa hanya pada tingkatan lapar dan haus, biasanya akhir puasanya melakukan pembalasdendaman dengan cara makan sebanyak-banyaknya pada waktu berbuka puasa. Rumusnya “Puasa + lapar dan haus = balas dendam”. Ini tentu sangat berkaitan dengan tindakan para kaum jihadisme saat ini. Hubungannya yaitu Menegakkan syariat islam dengan cara kebencian. Lalu  apa hubungannya dengan balas dendam? Hubungannya adalah sama-sama dalam ruang kebencian dan sama-sama rakus. Puasa orang pada level lapar dan haus akan rakus dalam berbuka puasa begitu juga dengan kaum jihadisme (dalam tanda kutip) mereka rakus dalam meneggakkan syariat, akibatnya membunuh islam dari dalam.

Doa hari ke 08

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ رَحْمَةَ الأَيْتَامِ وَ إِطْعَامَ الطَّعَامِ وَ إِفْشَاءَ السَّلاَمِ وَ صُحْبَةَ الْكِرَامِ بِطَوْلِكَ يَا مَلْجَأَ الآمِلِيْنَ

Artinya : Ya Allah, anugrahilah kepada kami rasa sayang terhadap anak-anak yatim dan suka memberi makan (orang miskin) serta menyebarkan kedamaian dan bergaul dengan orang-orang mulia dengan kemurahanmu wahai tempat berlindung bagi orang-orang yang berharap

Tulisan lama lima tahun lalu (Jakarta Timur, 15 Mei 2018)

Usman Suil

Minggu, 17 Maret 2024

USMAN SUIL || RENUNGAN RAMADHAN (07)


Dituliskan untukmu berpuasa

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

Hal menarik dalam ayat ini adalah dari kata "Kutiba" yang artinya diwajibkan. Padahal kalau dilihat dari segi bahasa seharusnya memakai kata "furidha" (yaa ayyuhalladzina aamanu furidha) atau "wujiba" (yaa ayyuhalladzina aamanu wujiba)  yang artinya diwajibkan. Seperti niat shalat yang memakai kata "Fardh". Tetapi pada ayat ini memakai kata yang berbeda tetapi memiliki arti yang sama, yakni sama-sama mempunyai arti "diwajibkan."

Kalau dikembalikan dari makna aslinya dari kata "kutiba" berarti "telah dituliskan" bukan "diwajibkan" tetapi seluruh umat islam sepakat kalau artinya adalah diwajibkan dan corak tafsir fiqhi ini sangat populer di kalangan Muslim. Penceramah-penceramah di mesjid ketika membacakan ayat puasa ini semuanya mengartikan yang sama yakni "diwajibkan" bukan "dituliskan" sebagaimana dari kata dasar aslinya. Barangkala memang kita tidak pernah terpikirkan kesana atau karena memang sifatnya sangat rahasia.

Terkait hal ini, ada satu ulama Indonesia yang pernah menyinggung makna kutiba pada ayat puasa ini, beliau adalah Prof. Dr. K.H. Abdul Syakur Yasin, M.A, yang dikenal sebagai Buya Syakur, beliau yang tidak lama ini telah tutup usia semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya. Heningkan cipta sejenak untuk mengirimkan surah al-fatiha untuk beliau. Al-Fatihah. Aamiin..

Beliau menafsirkan kata kutiba tersebut sebagai perintah puasa yang kewajibannya secara tertulis dan juga tanda bahwa puasa itu sangat penting. Beliau membagi dua jenis perintah dari Allah. Yaitu perintah secara lisan dan yang lainnya perintah secara tulisan. Puasa termasuk perintah secara tulisan. Beliau melanjutkan dengan memberikan perumpamaan seperti halnya undangan dalam suatu acara yang ditulis kemudian di stempel lalu ditanda tangani. Seperti itulah perintah puasa yang distempel secara resmi oleh Allah. Untuk itu kata perintah  ayat dalam ini memakai kata kutiba yang artinya dituliskan.

Sementara menurut K.H. Musta'in Syaifi'i bahwa kata kutiba memilki perspektif psikologis. Makna kata "kutiba" (dituliskan) menjadi lebih memandang bahwa manusia itu sesungguhnya telah dicatat oleh Allah Swt untuk berpuasa. Bermakna pula bahwa sejatinya manusia telah digariskan atau ditakdirkan oleh Allah untuk melakukan puasa. Utamanya puasa ramadhan. Berpuasa berarti menahan hawa nafsu walaupun hawa nafsunya telah dihalalkan. 

Lantas, hal apa yang bisa dijadikan pelajaran? Terlepas dari kedua makna yang telah disampaikan diatas bahwa al-Quran memilki begitu banyak rahasia di dalamnya. Sebagaimana kata Sahabat Nabi Ali bin Abi Thalib, "setiap huruf pada ayat Allah memiliki empat puluh makna dan disetiap satu makna memilki empat puluh kandungan rahasia." Seumur hidup pun hanya untuk mempelajari Al-Quran tidak akan cukup mengurai semua makna-makna di dalamnya. Terbukti sudah ratusan bahkan ribuan kitab tafsir al-quran yang dikarang oleh para ulama-ulama Islam yang isinya tetap saja berbeda-beda. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلۡمُتَّقِينَ
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)

Doa hari ketujuh

اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ فِيْهِ عَلَى صِيَامِهِ وَ قِيَامِهِ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مِنْ هَفَوَاتِهِ وَ آثَامِهِ وَ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ ذِكْرَكَ بِدَوَامِهِ بِتَوْفِيْقِكَ يَا هَادِيَ الْمُضِلِّيْنَ

Artinya : Ya Allah, bantulah aku untuk berpuasa dan shalat malam serta jauhkan aku dari kesia-siaan dan perbuatan dosa. Anugrahi aku di dalamnya dengan dawamnya ingat pada-Mu dengan taufik-Mu wahai yang menunjuki orang tersesat

Minggu, 10 Maret 2024

FOOTNOTE HISTORIS ||KEJUJURAN (1)

By Ahmad M. Sewang

Di antara nilai utama yang diajarkan puasa adalah kejujuran. Puasa adalah kewajiban yang sangat rahasia dari Allah swt. Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui apakah seseorang sedang menunaikan ibadah puasa atau tidak, hanya yang bersangkutan dan Allah Yang Maha Mengetahui. Seorang yang sedang berpuasa, walau dalam kesendirian dalam kamar sendirian, di tengah kehausan di siang hari bolong, sementara di depannya terdapat segelas air dingin, tetapi ia tidak akan meminumnya. Padahal tidak ada seorang yang melihatnya. Karena ia sadar sedang berpuasa, di mana pun ia berada Allah Maha Melihatnya. Puasa ternyata menanamkan sifat kejujuran dan ketulusan. Puasa memiliki kekhususan dibanding ibadah lainnya, maka Allah swt. berfirman dalam hadis Qudsi:

Puasa itu untuk saya dan saya sendiri langsung memberi balasan pahala.

Suatu ketika seorang Badui mendatangi Nabi ingin masuk Islam. Ia menceritakan pada Nabi bahwa ajaran Islam sudah sampai padanya dibawa para sahabat. Untuk itu, ia ingin masuk Islam, hanya saja, "Apa masih bisa melakukan perbuatan yang dilarang dalam Islam." Mendengar itu, Nabi menjawab, "Silahkan." Hanya saja ada satu yang kamu wajib jalankan yaitu jujur. Si Badwi kemudian pergi sambil berpikir alangkah mudahnya masuk Islam. "Semua bisa saya lakukan kecuali saya harus jujur," gumam si Badui tadi. Suatu ketika, kumal lagi penyakit kebiasaannya. Ia ingin mencuri. Namun ia ingat komitmennya pada Nabi sambil bertanya dalam hatinya, "Bagaimana jika Nabi bertanya? Jika saya berbohong pasti saya sudah melanggar komitmen itu bahwa akan bersikap jujur. Namun, jika saya berkata jujur, pasti saya sangat malu di depan Nabi." Demikian sedang terjadi pertarungan dalam hati si Badui yang pada akhirnya yang selalu memenangkan pertarungan itu adalah kejujuran. Setiap ingin melakukan kejahatan, namun selalu yang memenangkan adalah suara hati nuraninya. Akhirnya, si Badui tadi menjadi seorang muslim yang baik dan jujur.

Disinilah peran puasa menanamkan kejujuran pada saat yang sama kita kehilangan sesuatu pada diri kita, yaitu kejujuran. Lihat saja pemilu yang baru saja kita laksanakan, ternyata menghasilkan kecurigaan satu sama lain.

Wasalam:
Kompleks GPM, 10 Febt. 2024

Jumat, 08 Maret 2024

Akhir Hayat Majusi yang Hormati Orang Puasa Ramadhan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَق الْمُبِيْنِ، الذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ. اَللهُم صَل عَلَى سَيدِنَا مُحَمد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين، وَعَلَى آلِهِ الطيبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الديْنِ. أَما بَعْدُ

Segala puji bagi Allah, al-Malik Al-Haqq, Al-Mubin, yang memberikan kita iman dan keyakinan. Ya Allah, limpahkan shalawat pada pemimpin kami Muhammad, penutup para nabi dan rasul, dan begitu pula pada keluarganya yang baik, kepada para sahabat pilihan, dan yang mengikuti mereka dengan penuh ihsan hingga hari kiamat.

Alhamdulillah dengan limpahan rahmat dan kasih sayang allah. Sehingga kita masih sempat sudi kira nya menghirup udara segar yang mana udara segar tersebut, tidak pernah sekalipun kita membayar sedikit pun ke pada Allah subhanahu wataala. Shalawat shalam tidak pernah bosan kita selalu hadiah kan kepada janjungan alam nabi yang mulia. Nabi akhiruzzaman tidak lain tidak bukan.saiyiduna Muhammad shallallahu alaihi washallam.

Dan kepada shabat kerabat beliau sekalipun. Karna berkat dari shahabat yang rela seiring bahu, seiring langkah memperjuangkan. Kalimatul Haq. Lailahaillallah muhammadarrasululah.
Itu lah 2 kalimat yang akan membawa kita masuk kepada surga allah subha nahu wataala. Karna surga merupakan hak Allah.

Siapa saja yang di kehendaki nya. Akan masuk kedalam nya. Karna surga hak frivasi nya Allah siapa saja bisa masuk. Bahkan yahudi sekali pun. Seperti kisah berikut.

Kisah seorang Majusi yang masuk surga karena menghormati bulan Ramadhan
Diceritakan, ada seorang yang kafir majusi yaitu orang kafir yang menyembah api. Suatu waktu ramadhan, anak laki-lakinya yang juga pemeluk majusi, ikut membantu ayahnya berjualan sayur di pasar.

Sang ayah meskipun tidak berpuasa spt layaknya muslim, tapi dia tidak makan bila diketahui orang lain. Beda dengan si anak, dengan santainya dia makan di tengah pasar.

Melihat hal tsb, sang ayah segera memukuli anaknya, sambil berkata, “Hai anak bodoh, apa kamu tidak tahu kalau sekarang adalah ramadhan? Apa kamu tidak tahu kalau sekarang umat muslim sedang berpuasa? Kenapa kamu menyakiti umat muslim dengan makan di tengah pasar? Meskipun bapakmu ini majusi, tapi aku tak pernah menyakiti umat muslim.

Aku menyukai mereka. Andai aku bukan pemuka majusi, mungkin sudah sejak dulu bapakmu ini muslim. Aku menyukai ramadhan dan mengagungkannya, hingga bapakmu tidak pernah makan di waktu siang.”

Sambil memarahi lelaki majusi menghajar anaknya hingga babak belur, di tengah pasar, disaksikan puluhan orang.
Ketika orang majusi itu meninggal, orang majusi itu mendapatkan pengampunan dari Allah, dikarenakan menghormati bulan ramadhan.

Diceritakan seorang ulama, Kitab ini di karang Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khubawi. 

Syekh Usman sendiri adalah seorang ulama abad 18 asal Konstantinopel (sekarang Istanbul), Turki. Beliau wafat tahun 1224.

Bertepatan dengan itu, diperlihatkan dalam mimpi itu, ulama melihat orang majusi masih bersenang-senang di dalam taman surga. Ulama itu tidak melihat dengan samar, namun dengan jelas melihat bahwa yang dilihatnya adalah orang majusi yang dia kenal dulu di dunia sewaktu dia masih hidup.

Ulama tersebut kaget dan heran, kenapa orang kafir majusi masuk surga?

Dengan segera, ulama itu menemui orang kafir majusi dan bertanya, kenapa kamu berada di sini (taman surga), anda kan seorang majusi? Aku tidak percaya! Jawab orang kafir majusi itu: memang benar, aku orang kafir majusi, ketika aku meninggalkan dunia saya juga heran.

Apa sebabnya aku diberikan kenikmatan yang seperti ini? Oleh sebab itu, aku (orang majusi itu) akan menceritakan keadaanku ketika meninggal dunia adalah seperti ini :

سَمِعْتُ وَقْتَ الْمَوْتِ نِدَاءً مِنْ فَوْقِى, يَامَلاَئِكَتِىْ لَاتَتْرَكُوْهُ مَجُوْسِيا فَأَكْرِمُهُ بِالْاِسْلاَمِ بِحُرْمَتِهِ لِرَمَضَانَ

Artinya : ketika aku mati, saya mendengar sesuatu dari atasku, hai malaikat-malaikat-Ku janganlah kalian meninggalkan orang majusi ini dan dikumpulkan dengan kaum majusi, kecuali kalian memuliakannya dan dikumpulkan bersama-sama dengan orang yang menetapi islam, karena orang majusi ini mau menghormati bulan ramadhan.

Itulah sebab-sebab yang tidak disangka-sangka orang majusi dalam cerita di atas masuk surga yang dikarenakan Allah memberikan iman ketika orang majusi itu menghormati bulan ramadhan.

Sebagaimana firman Allah :

انّ الله يغفر لمن يشاء

Artinya : Sesungguhnya Allah mengampuni siapa saja yang Ia kehendaki

Subhanallah. Maha suci Allah dengan segala firman nya. Allah sudah mengetahui apa saja yang di butuh kan hamba nya. Tapi Allah hanya mengabulkan permohonan yang terbaik bagi hamba nya. Kadang kala. Yang kita anggap baik belum tentu baik bagi kita.

Tetap lah kita mensyukuri atas semua nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita. Dan jangan pernah mengeluh atas apa yang sudah kita peroleh. Yakin lah terhadapa letetapan allah di lhauhul mahfuz. Allah sudah menetap kan takdir baik maupun buruk sekalipun 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Jd kita sebagai hamba syukuri dan taati atas setiap pemberian allah.

Apa lagi kita hampir berjumpa dengan bulan yang dirindukan para nabi. Karna bulan ini tidak ada di nabi nabi yang lalu. Karna bulan ini terdapat keberkahan dan pahala yang berlipat lipat kalau kita beribadah. Makanya nabi bilang ini bulan adalah bulan ummat ku. Jadi tingkat kan lah ibadah nanti saat berjumpa dengan bulan yang suci. Yaitu bulan ramadhan.

Banyak pahala yang belum tentu kita dapat kan di bulan yang lain. Terimakasih atas kunjungan dan terimakasih atas segala perhatian. Saya penulis mohon maaf atas kesalahan Jazakallahu lhairan jazila. Wassalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.

Disadur dari kitab Dzurratun Nashihin hal.41-42

Kamis, 07 Maret 2024

DENGARKAN KOROANG BAHASA MANDAR DARI YOUTUBE


Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ikuti terus chanel kami PUSAKAKU dengan meng-klik link kami: https://www.youtube.com/.../UCNZ9WEfrYzMg9rMXVz.../videos...

Saat ini anda bisa memutar bacaan Al-Quran Terjemahan Bahasa Mandar dari Qori’ Agung Masyhuri Sastranegara - Terjemahan Muh. Idham Khalid Bodi.

Silahkan klik dan jangan lupa SUBSCRIBE, SHARE & KOMENTAR.
1. QS. AL-FATIHAH https://www.youtube.com/watch?v=rzwsmlP9hh8
2. QS. AL-MA'ARIJ https://www.youtube.com/watch?v=TKgybNyT3cc&t=139s
3. QS. AL-HAQQAH https://www.youtube.com/watch?v=yVbvm4VZXJo
4. QS. AL-QALAM https://www.youtube.com/watch?v=tpmxEKn5ZOk&t=1s
5. QS. AT-TAHRIM https://www.youtube.com/watch?v=JKV6prVhv54&t=29s
6. QS. AT-TALAQ https://www.youtube.com/watch?v=QcRRCoSLiv4&t=1s
7. QS. AL-MULK https://www.youtube.com/watch?v=WzeOkEleNzw&t=182s
8. QS. AL-MUNAFIQUN https://www.youtube.com/watch?v=ptOs_kIxXfs&t=203s
9. QS. AT-TAGHABUN https://www.youtube.com/watch?v=O2ljaQLs4q4&t=107s
10. QS.AL-JUMU'AH https://www.youtube.com/watch?v=yXALUG2CqJg&t=81s
11. QS. ASH SHAFF https://www.youtube.com/watch?v=DyYc56dCTPY&t=2s
12. QS. AL MUMTAHANAH https://www.youtube.com/watch?v=1h97JBcL5Bo&t=278s
13. QS. YASIN https://www.youtube.com/watch?v=i50m3q65uOY&t=15s
14. QS. AL-HASYR https://www.youtube.com/watch?v=R2TDWFPEY6M&t=169s
15. QS. AL MUJADALAH https://www.youtube.com/watch?v=1xMO4zbAQnQ&t=38s
SEKIAN DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KE AKUN KAMI. BARAKALLAHU FIIKUM.