Sabtu, 21 Januari 2017

BANGUN MEMBANGUN PEMBANGUNAN.


Catatan Waktu Luang Muhammad Rahmat Muchtar


Kredo pemikiran apa lagi yang mesti kita terapkan dalam hidup bermasyarakat terutama hal membangun. Kawan satu mengatakan pembangunan ekonomi lebih utama, sedang kawan dua menguatkan pembangunan SDM. Kawan tiga pun berkilah : “Contohnya saya yang tak dapat menempuh pendidikan tinggi karena ortu tidak mampu secara material“. Tekanan ekonomi akibat SDM ?. Kawan empat tak mau kalah : “ Cuma inilah yang mampu kami kerjakan karena SDM terbatas “. Tekanan SDM akibat ekonomi ?. segalanya teramat berarti. Hematku, dikampung-kampung banyak manusia potensial yang berkepribadian kuat tanpa pendidikan tinggi tapi tidak mendapat ruang. Itu berarti pembangunan SDM macet ! Banyaknya sarjana-sarjana yang menganggur tanpa dapat membuka peluang kemandirian & kesejahteraan. Apakah penyebabnya daya pembangunan ekonomi atau SDM? Cari sendiri.

Teman lainnya berceloteh : keduanya model pembangunan diatas tidak bisa mantap tanpa ulama dan mubaligh serta orang-orang bertaqwa. Nah, kalau demikian apakah tugas ulama dan mubaligh dalam pembangunan? Saya kira tugas mereka adalah: menolong membangkitkan dan mengerahkan potensi-potensi dalam diri manusia agar bisa semaksimal mungkin mampu mengembangkan diri dan menjawab problem-problem lingkungannya. Jadi ulama dan mubaligh bertugas untuk memperkaya rohani manusia agar menjadi sadar dan kemanusiaannya. Partisipasi mereka bukanlah mencangkul, membangun pabrik, berdemonstrasi atau membuat partai, Fungsi mubaligh hakekatnya adalah fungsi kebudayaan (spiritual culture) atau fungsi mentalitas. Hanya sayang, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa fungsi mental para mubaligh, ulama atau rohaniawan tersebut telah digunakan untuk memundurkan mental bangsa dan bukan memajukannya. (Ahmad Wahib : Pergolakan Pemikiran 1971)

Saudara sekampung menimpali : berarti yang belum tuntas terjamah adalah pemberdayaan atau pembangunan “spiritual”..? batinku, mana aku tahu sebab ialah yang maha tahu ! Ada baiknya kita kaji apa itu pembangunan material dan apa itu pembangunan spiritual. Bagi saya pembangunan material ialah : pembangunan ekonomi, teknologi, pengajaran, keahlian, ketrampilan dan manajemen. Sedang pembangunan spiritual ialah pembangunan politik, kebudayaan, pengembangan kesenian, filsafat dan penyuburan hidup berkeTuhanan. Bagi saya-andaikata keduanya tidak terpisah hanya secara teoritis –pembangunan spiritual jelas setidak-tidaknya tidak dibawah pembangunan material. Untuk bangsa Indonesia yang masih tradisional, bagi saya pembangunan spiritual menjadi lebih penting. Fungsi pembangunan spiritual dalam ikut melancarkan pembangunan material ialah mengembangkan potensi dalam diri manusia dan dalam bimbingan antar manusia agar secara maksimal mendorong pembangunan material.

Fungsi pembangunan material dalam ikut melancarkan pembangunan spiritual ialah menyediakan fasilitas-fasilitas material agar pembangunan spiritual itu bisa terjadi dan lancar. Jadi pembangunan spiritual berfungsi mendidik dan mengarahkan manusia-manusia agar semaksimal mungkin mampu mengeksploitir kemungkinan-kemungkinan material di sekitarnya. Jelas dengan begitu pembangunan spiritual tidak hanya identik dengan pembangunan masjid, madrasah, gereja, Departemen Agama atau memperbanyak sarjana dan mahasiswa IAIN. Malahan bila mendapat pengisian seperti sering terjadi sekarang ini, hal-hal seperti di atas lebih banyak menghasilkan kemerosotan spiritual. Terus terang aku sangat curiga dengan mereka yang menamakan diri golongan atau pejuang-pejuang spiritual sekarang ini, sebab pada hakekatnya mereka itu adalah orang-orang atau golongan-golongan yang secara spiritual jauh ketinggalan dari mereka yang dituduh mengabaikan pembangunan spiritual. Ternyata pengertian spiritual di Indonesia telah memperoleh pengertian yang salah, yaitu diluar konteks pembangunan material-spiritual. (Ahmad Wahib : Pergolakan Pemikiran 1971)

Bila kita lihat fenomena yang mengemuka, capaian-capaian dan pola serta cara yang berkembang di Indonesia temporer ini, maka pra dan pasca pemikiran Ahmad Wahib ini terlahir terasa bagus dikuliti atau dijadikan sebagai acuan untuk mencapai jalan keluar kedepan. Tentu dengan penyesuaian kondisi perkembangan. Tapi kita bisa lihat dan rasakan bagaimana bobot perkembangan pembangunan juga dampaknya, baik dikampung, kecamatan, kabupaten, provinsi dan seterusnya, lewat TV, medsos, Koran dll.

Sebagaimana ia yakin bahwa problem pokok di Indonesia ialah problem spiritual. Problem spiritual dan problem material memang sama-sama ada dan saling berkait. Tetapi kesulitan-kesulitan dalam pembangunan material yang disebabkan oleh hambatan-hambatan spiritual jauh lebih besar dari pada kesulitan-kesulitan dalam pembangunan spiritual yang disebabkan oleh hambatan-hambatan material.

Kawan 1,2 & 3 serta teman-teman lainnya sontak sadar waktu : aiii.. Kerja…kerja…kerja, Bangun Membangun Pembangunan. “ Mupiala Boa “.
By. Rahmat
Jakarta, januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar