Jumat, 17 Februari 2017

KAMUS SEJARAH : Buku Setebal 1500 Halaman ini Jadi Kado MILAD RUMPITA (Bagian 1)


Judul : KAMUS SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MANDAR
Diterbitkan Oleh MASYARAKAT SEJARAWAN INDONESIA (MSI) 
Cabang Sulawesi Barat Bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2017
Penulis : Drs. Darmansyah dan Muhammad Munir
Halaman :1500
Cover : Hardcover


Sebagai wadah yang intens mempola gerakannya dalam dunia literasi, penguatan pada wilayah literasi dan keaksaraan mutlak dilakukan. Ada banyak tokoh yang kami himpun jejak-jejaknya, termasuk mereka yang ikut menjadi inspirasi dalam gerakan literasi. Buku setebal 1500 halaman ini memuat berbagai informasi penting tentang Sejarah, Tokoh, budaya dan  Kesenian Mandar.

Apa yang termuat dalam Buku Kamus Sejarah ini sesungguhnya adalah deretan informasi yang terpublis terpisah dan penulis ramu dalam bentuk sebuah buku, sehingga memudahkan bagi generasi kita kedepan mencari informasi tentang sejarah dan kebudayaan Mandar serta beberapa produk kebudayaan yang secara historis berhubungan dengan Mandar. Disamping itu, berbagai penelusuran dan penelitian serta kumpulan tulisan penulis yang pernah dimuat di Radar Sulbar dan media lainnya terhimpun dalam buku sesuai dengan entri atau abjadnya.

Sebagai bahan awal berikut penulis lampirkan sebagian dari entri A-Z yang berhasil kami susun dan telah menjadi naskah. Meski informasi berikut ini belum semuanya masuk tapi insyaallah dalam edisi buku akan terbaca semua informasi tentang Mandar mulai A-Z.

Catatan:
Mohon bantuan para pembaca sekalian untuk membantu kami informasi yang kiranya masih banyak belum terakomodir dalam buku yang kami susun. Semoga dalam terbitan selanjutnya bisa kami revisi dan cetak langsung 200 halaman.
A                           
A
A’BA
AM. SARBIN SJAM
ABALA’
ABD. RASYID SULAIMAN
ABD. WAHAB ANAS
abd. wahab azasi
ABDAL HAFID PATTANA PANTANG
ABDUL MADJID PATTAROPURA
ABDUL MALIK PATTANA ENDENG
ABDUL MUIS MANDRA
ABDUL HAFID IMRAN
ABDUL RACHMAN TAMMA
ABDUL RAUF
ABDUL WAHAB
ABDULLAH RASYID
ABAYA
ABU NAWAS
ACO
ADA’ SAPPULO SOKKO’ BALANIPA
ADA’ TUHO DI ULUMANDA’
ADAT ADOLANG
ADAT BANGGAE
ADAT MAMASA
ADAT MAMUJU
ADAT PAMBOANG
ADAT PERKAWINAN DI MANDAR
ADI ARWAN ALIMIN
ADI AHSAN, S.s. M.Si.
ADOLANG
ADRIANUS MANDADUNG
AFDELING
AGUS AMBO DJIWA
AGUS THUMO’
AHMAD AKBAR
AHMAD ASDY
AHMAD KIRANG
AHMAD TAUFAN
AIR TERJUN INDO RANNUANG
AIR TERJUN KALANDO
AIR TERJUN LIAWAN
AIR TERJUN SALASSANG
AIR TERJUN TAKAPA
ALLAMUNGAN BATU DI LUYO
ALAI TEMBANG ALAI BECE-BECE
ALANG
ALI SJAHBANA
ALIM BACHRIE
ALU
ALUK TODOLO DAN MAYAT BERJALAN
ALLUNG atau ERONG
ALEPU
ALOTING
ALMALIK PABABARI
ALRI
AMMA
ANA’ BANUA
ANA’ PATTOLA ADA’,
ANA’ PATTOLA PAYUNG
ANALEKTA BERU’-BERU’
ANJORO PITU
ANNANGGURU
ANNAGGURU E’DA
ANDI
ANDI ALI BAAL MASDAR
ANDI BELO
ANDI IBRAHIM MASDAR
ANDI DEPU (IBU AGUNG, Hj.)
ANDI HASAN MANGGABARANI
ANDI HASYIM MANGGABARANI
ANDI KUBE DAUDA
ANDI MAKSUM DAI
ANDI PACCOBA AMRULLAH
ANDI PAIPINAN (Parengnge’ Pana’)
ANDI RUSKATI ALI BAAL
ANDI SAAD PASILONG
ANDI SELLE
ANDI TONRA
ANGGOTA DPRD MAJENE 2014-2019
ANGGOTA DPRD MAMASA 2014-2019
ANGGOTA DPRD KABUPATEN MAMUJU 2014-2019
ANGGOTA DPRD MAMUJU UTARA 2014-2019
ANGGOTA DPRD SULBAR 2005-2009
ANGGOTA DPRD SULBAR 2009-2014
ANGGOTA DPRD SULBAR 2014-2019
ANWAR ADNAN  SALEH
ARTI LAMBANG KABUPATEN POLEWALI MANDAR
ARTI LAMBANG MAMUJU TENGAH
ARTI LAMBANG MAMUJU UTARA
ARTI LAMBANG PROPINSI SUALAWESI BARAT SULBAR
ARTI NAMA POLEWALI
ARSYAD RAHIM ALI
ARAJANG -157
ARAJANG BALANIPA
ARAS TAMMAUNI
ARIFUDDIN
ARUNG PALAKKA LA TENRITATTA
ASSAMALEWUANG
ASSITALLIANG
ASSAMALEBUANG BANGGAE-TANDE
ASSAMATURUANG DI LOMBONG
ASSAMATURUANNNA TOMALLULUARE’
APPE BANUA KAEYYANG
APPE’ JANNANGANG
ARALLE
ARUANG
ARMAN SALIMIN
ASMADI ALIMUDDIN
ATIK SUTEDJA
AYANGANG
AZIIL ANWAR

B

BABANA BINANGA
BA’GO’
BAJIL
BJ. HABIBIE
BADAWARA
BAGANG
BAHASA-BAHASA DI PULAU SULAWESI
BAJU BOKO
BAHARUDDIN LOPA
BAKRI LATIEF
BAKAL
BALA-BALAKANG
BALANIPA
BALA SUJI
BALA TAU
BALA TAU ART IAI DDI POLMAN
BALANGO
BALIGAU
BAMBANG
BALIMBUNGANG
BAMBANG
BANDARA TAMPA PADANG
BANJIR BESAR
BANGGAE
BANUA DATO KARAPPUANA ADOLANG
BANTAYA
BARACCUNG (Mappattung)
BARA-BARA
BARAKKA
BARANE
BARATANG
BARAZANJI (Barzanji)
BARU’
BARONGKO
BASRI HASANUDDIN
BASSANG
BASUNG
BATARA MANURUNG
BATUA
BATU MEAPPAR
BATU MELLUANG DI DESA GALUNG LOMBOK
BATU NGALO MANAKARRA
BAU PIAPI
BAU TOPPA’
BAURUNG
BAYA LANGI
BAYE DAN GOLLA KAMBU
BAYO-BAYO
BIDAL
BIKANG
BILALE TODAKKA
BILLA-BILLAMI
BINUANG
BISU
BISSU
BUARO
BUAH RANGAS
BUNGA KODZA
BULO
BUGIS DAN PERKEMBANGANNYA
BUKKAWENG
BUKIT JATI GENTUNGAN
BUKU
BUNGGU
BURHANUDDIN
BUSTAN BASIR MARAS
BURAS
BURAQ PADANG
BURUNG MANDAR DENGKUR
BUTTU PASSOKKORANG DI KEC. LUYO
BUTTU PUNANDEI
BUYUNG JARRE
BENDA PUSAKA BALANIPA
BENU
BENU BASE
BENDI
BENTENG ADOLANG
BENTENG BUREKKONG
BERU’-BERU’ TOKANDEMENG
BERU-BERU ORCHESTRA
BOCCO TALLU
BOKA’
BOKKA
BOSE
BOYANG
BOYANG PUTE  DI KEL. PAPPANG KEC. CAMPALAGIAN

C
CA’BULUNG
CACA’
CALLA’ BATU PUTE
CALAWAI
CALONG
CAKKURIRI
CAKKODO-KODO
CANDOLENG-DOLENG
CAMMANA
CAMPALAGIAN
CARLO BRIEX TEWU
CASADO
CUCUR
CUCCUPPENE’
CELEBES
CONDA’
COPPO’
CERITA DALAM LONTARAQ PATTODIOLOANG DUA

BERSAMBUNG.............................


NURDIN HAMMA, BA : Izinkan Aku menggelarimu "Perpustakaan Berjalan"


Nurdin Hamma, BA adalah salah satu tokoh budaya kelahiran Kandemeng Tinambung, 19 Februari 1973 tapi dalam dokumen aslinya tertulis 27 Februari 1937. Terlahir dari pasangan Hamma Pua’ Bungadia dan Ruhaniah. Ia adalah putra sulung dari dua bersaudara dari pihak ibu dan 7 orang bersaudara dari pihak ayahnya. Nama Hamma dilekatkan pada namanya sebab pada saat itu, banyak sekali orang yang memiliki nama Nurdin disekolahnya.
            Lelaki yang lahir pada masa penjajahan Belanda dan Jepang ini, pada usia 3 tahun hidup bersama ibunya karena ditinggal oleh ayahnya kembali ke istri pertamanya. Nanti setelah usia kelas 5 SD baru ia mengenal ayahnya. Keadaan yang begitu sulit ia lalui dimasa-masa penjajahan. Kekurangan makanan adalah hal yang telah biasa bagi Nurdin.
            Salah satu peristiwa yang selalu ia ingat sampai hari ini adalah peristiwa Galung Lombok yaitu pembantaian terhadap ratusan jiwa pada 1 Februari 1947. Peristiwa yang dipicu oleh terbunuhnya tentara Belanda yang kemudian terjadi penggiringan rakyat tua dan muda ke ke Galung Lombok kemudian dibantai dengan siraman peluruh secara membabi buta oleh Belanda.
            Ditengah situasi yang begitu sulit, Nudin Hamma bisa bersekolah di SD hanya tinga tahun. Sebab ia sangat bodoh. Ini mungkin disebabkan oleh kondisi yang membuatnya sangat susah dan tak pernah membaca buku. Nanti pada saat kembali sekolah di kelas 4 baru mulai membaca buku dan berubah menjadi pintar. Saat itu masih ada sekolah 3 tahun sehingga pada saat ia selesai di sekolah 3 tahun, ia hendak melanjutkan pendidikannya di SD 6 tahun. Ketika berada di kelas 4-5 SD ia kerap dipanggil oleh seorang pengusaha yang buta huruf.
            Pada tahun 1950 Sulawesi Selatan banyak mengalami kekacauan yang beruntun. Setelah berakhirnya penjajahan Belanda, ada gerakan pemberontakan DI/TII dibawah pimpina  Kahar Muzakkar yang bergerak melawan TNI. Pada malam hari, tak ada yang berani tidur di Kandemeng karena gerilyawan selalu menduduki daerah itu dan selalu terjadi baku tembak. Nurdin dan yang lain mengungsi ke Tinambung dan kembali pada pagi harinya.
            Untuk memerangi pemberontakan ini, tahun 1953 Batalyon 719 ditugaskan untuk menumpas gerakan DI/TII ini, namun pada perkembangannya mereka justru ingin berkuasa dan nama Batalyon 719 diganti menjadi Batalyon 710 dibawah pimpinan Andi Selle Mattona (Bugis). Perang berubah menjadi perang antar suku yaitu Mandar dan Bugis.
            Pada tahun 1957, ketika Nurdin harus ujian PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama) di Majene, ia dan kawan-kawannya harus melalui jalur laut, sebab jalur darat sangat berbhaya saat itu. Setelah ujian, ia kemudian lanjut ke PGA 6 tahun di Makassar namun tak sempat selesai karena kondisi keuangan.               
            Nurdin Hamma yang dikenal sebagai budayawan dan tokoh pendidik ini memang bukan sematan yang asal-asalan, sebab dalam kondisi negara ini masih rawan ia telah banyak bergumul dengan dunia pendidikan. Mulai dari mengaktifkan kembali SD Sumarrang Campalagian, YAPIS Polewali, ia kemudian mempelopori berdirinya SMEA Tinambung (SMK Tinambung), pada tahun 1965. Pada tahun ia menjadi Kepala Sekolah PGA Cokroaninoto yang berdiri tahun 1969-1973. Sebelum Nurdin Hamma menjadi kepala sekolah, ada Suradi Yasil yang menjabatnya, nanti setelah Suradi non aktif maka ia mengemban amanah sebagai pimpinan sekolah.
            Nurdin Hamma memang dikenal sebagai sosok pendidik yang tak pernah merasa lelah. Baginya pendidikan adalah satu-satunya obsesi dalam hidupnya. Sehingga jangan heran jika berderet sekolah mengabadikan namanya. Madrasah Ibtidaiyah Oting, Pande Bulawang, Yayasan Perama Mombi, Madrasah Ibtidaiyah GUPPI Napo-Napo, Pesantren Miftahul Jannah Lombok Desa Ambo Padang, Pesantren Al-Balad Kamande Tutar, Kelompok Bermain Melati Aisyiyah adalah deretan sekolah yang didalamnya peran seorang Nurdin Hamma tak bisa diabaikan.
            Sampai hari ini, Nurdin Hamma telah melewati fase umur diatas rata-rata. Bisa dihitung dari 1937-2017 ini beliau masih sehat, sibuk mengurusi kebudayaan dan mengurusi nasib generasi muda. Penulis mulai dekat dengan beliau saat pindah rumah dari Campalagian ke Kandemeng. Dari sosok inilah penulis banyak belajar sehingga penulis terlecut untuk menekuni dunia tulisan dan tradisi literasi. Andai tak bertemu dan dimotivasi oleh beliau, penulis mungkin tak akan pernah tertarik untuk menulis. Bahkan karena beliaulah akhirnya penulis mewakafkan hidupnya untuk menjadi kuli tinta.
            Sosok Nurdin Hamma memang tak akan pernah usai ditulis, sebab semakin kita mengambil ilmunya semakin bertambah ilmu yang belum kita fahami. Dan berdiskusi dengan beliau sungguh menyenangkan. Ia lugas, tuntas dalam kajiannya sehingga persoalan yang menjadi topik diskusi tidak mengambang. Itu yang beliau miliki sehingga tak berlebihan jika kemudian sosok ini penulis abadikan sebagai perpustakaan berjalan. Yah, perpustakaan berjalan. Jika susatu saat pengetahuan kita buntu, maka dengan Nurdin Hamma semua pasti ada solusi keilmuannya.
            Nurdin Hamma mungkin satu-satunya orang tua di Mandar ini yang intens dan conceren dalam hal pendidikan dan kebudayaan. Ia bahkan lintas kebupaten. Tidak saja wilayah Polewali Mandar yang ia sasar tapi juga sudah merambah masuk ke wilayah Majene. Terlebih dengan kedekatannya dengan Ketua DPRD Majene, Drs. Darmansyah semakin membuatnya merasa bahwa Polman dan Majene hanya sebatas wilayah administratif saja, tapi dari segi hati nurani, tak ada kata perbatasan.
            Untuk bisa mengenal Nurdin Hamma secara dekat silahkan datang ke rumah kediamannya setiap jam 06.30 atau ba’da ashar untuk diskusi dengan beliau. Tapi ka ingin mengorek sepak terjang dan jejak-jejak beliau, silahkan baca buku “Nurdin Hamma Di Balik Cerita, Perjalanan Wisata Menuju Negeri Tapal Batas” yang ditulis oleh F. Bekti BW[1], penulis asal Jogyakarta yang sejak tahun 2015 lalu memilih menjadi Towaine Tinambung.
            Buku tersebut akan mengantar anda untuk mengenal lebih dekat sosok yang ada dibalik nama Nurdin Hamma ini. Dalam bagian terakhir buku itu ada banyak tokoh yang bercerita tentang sosok beliau. Mulai dari Suradi Yasil (Budayawan dan Penulis), Khalid Rasyid (Kepala KUACampalagian), Mukhtar Kanai (pensiunan Disbudpar Polman), Prof. Dr. Abdul Rahman Halim (teman seperjuangan, teman diskusi), Muhammad Saleh, St. Khadijah Badolo, Haji Murad, Tammalele, Askar Darwis dan lain-lain.



[1] Nama Pena Dinda Prameswari

SELAMAT KEPADA ABM-ENNY : Nakhoda Baru Sulawesi Barat !




Dari 101 Pilkada Serentak2017 yang dihelat di negeri ini, Sulawesi Barat adalah salah satunya. Provinsi yang terbentuk pada tahun 2004 ini menyelenggarakan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur untuk ke-3 kalinya. Pilkada I tahun 2006 diikuti 3 Calon Kandidat yaitu Anwar Adnan Saleh-Amri Sanusi (1), Hasyim Manggabarani-Arifuddin Katta (2) dan Salim S. Mengga-Hatta Dai (3) yang dimenangkan oleh Anwar Adnan Saleh.

Tahun 2011 lalu, kembali provinsi ini menggelar pesta demokrasi kedua yang juga diikuti 3 kandidat yaitu Salim S. Mengga-Abd.Jawas Gani (1), Anwar Adnan  Saleh (2) dan Ali Baal Masdar-Tashan Burhanuddin (3). Hasil Pilkada Sulbar 2011 kembali dimenangkan oleh Anwar Adnan Saleh yang menggandeng adik kandung Salim S. Mengga sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2011-2016.

Dan pada tanggal 15 Februari 2017 kemarin, kembali dihelat Pilkada Sulbar ke-3 yang kembali diikuti oleh Tiga orang Kandidat masing-masing Suhardi Duka-Kalma Katta (1), Salim S. Mengga –Hasanuddin Ma’ud (2) dan Ali Baal Masdar – Ennya Angraeni Anwar (3) dan hasil berdasarkan Quick Count beberapa Lembaga Survey dimenangkan oleh pasangan nomor urut 3, Ali Baal Masdar yang menggandeng istri mantan Gubernur Sulbar dua periode, Anwar Adnan Saleh.

Kendati pasangan nomor urut 1 dan 2 tidak menerima hasil perhitungan cepat versi Quick Count oleh Lembaga Survey namun sampai malam ini (17/02/17) Reall Count melalui Portal KPU juga akhirnya dimenangkan oleh pasangan nomor 3 ini.  Dari pantauan laman ini, baik di layar TV Nasional maupun media on line banyak terpublish bahwa ABM ENNY lah yang memenangkan Pilgub 2017 ini. Beberapa media online di Sulsel juga merilis berbagai informasi dan telah menjadi headline sepanjang hari ini.(Lihat gambar)

Sekedar catatan bahwa Sulawesi Barat mempunyai 6 wilayah kabupaten. Seperti yang pernah dilansir media http://makassar.tribunnews.com/2017/02/14/ini-dpt-tiap-kabupaten-di-sulawesi-barat  bahwa jumlah masing-masing DPTnya sudah ditetapkan 108.479 DPT untuk kabupaten Majene yang tersebar di delapan kecamatan dan 82 desa/kelurahan, dengan jumlah 450 TPS.Untuk Kabupaten Mamasa sebanyak 117.541, tersebar di 17 kecamatan dan 181 desa/kelurahan dengan jumlah 488 TPS.Kabupaten Mamuju sebanyak 157.896 DPT, tersebar di 11 Kecamatan dan 101 Desa/Kularahan dengan Jumlah sebanyak 553 TPS. Sementara Mamuju Tengah sebanyak 70.949 DPT yang tersebar di lima Kecamatan dan 54 desa/kelurahan dengan 250 TPS.Demikian juga Kabupaten Mamuju Utara mempunyai sebanyak 83,901, DPT tersebar di 12 Kecamatan dan 63 Desa/Kelurahan dengan jumlah 271 TPS dan kabupaten Polman, merupakan jumlah pemilih terbanyak, yaitu 301.325, tersebar di 16 kecamatan dan 167 desa/kelurahan dengan jumlah 789 TPS.

Dari 840,091 jumlah pemilih, sebayak 420,077 pemilih laki-laki dan 420.014 jumlah pemilih perempuan.Sementara pemilih penyandang disabilitas sebanyak 2.794, masing pemilih 2.232, tuna daksa, 177 tuna netra, 150 tuna rungu/wicara, 101 tuna grahita dan disabilitas lainnya sebanyak 84.(Muhammad Munir)



Selasa, 14 Februari 2017

INI ALASAN SYAHRIR HAMDANI MENDUKUNG ABM-ENNY !


Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Mohon maaf, baru bisa menjawab pertanyaan anda :
Apa alasan pak Syahrir Hamdani MENDUKUNG ABM ENY ????

1. Alasan Sejarah :

ABM ENY, sudah bersama sama kami dan pejuang pembentukan Prov Sulbar lainnya, bahu membahu berjuang mendirikan Provinsi Sulbar,

2. Alasan institusi partai ;

Saya selaku Ketua Dewan Pembina DPW PARTAI PERINDO SULBAR, harus melaksanakan keputusan DPP PARTAI PERINDO yg mendukung pasangan ABM ENY.
Keputusan DPP PARTAI PERINDO baru keluar tgl 22 September 2016, setelah ada kepastian bahwa saya tidak jadi maju sebagai salah satu kompetitor pada pilgub Sulbar priode 2017-2022,
Beberapa sahabat membujuk saya keluar Partai Perindo dan bergabung kekubunya. Saya katakan keluar dan masuk partai tidak ada larangan, tapi hal itu tidak mungkin saya lakukan hanya karena momentum pilkada.

3. Alasan komitmen moral;

Kongres masyarakat Mandar tgl 19/21 Januari 2001, di Majene, melahirkan kesepakatan :
1. Ibu kota provinsi Sulbar berada dalam wilayah kabupaten Mamuju;
2. Majene kota pelayanan pendidikan dan
3. SDM dari Polmas pemimpin pemerintahan.
4. Alasan kesinambungan dan koneksitas;
Sulbar yg baru berumur 12 tahun sudah mencapai hasil pembangunan melampaui perkiraan para pendiri provinsi Sulbar dan masyarakat Sulbar pada umumnya. Hal itu terlihat dari hasil survey yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat Sulbar diatas 80%..
Pak AAS telah berhasil meletakkan pondasi pembangunan dan pemerintahan yang baik. Hal itu bisa dicapai karena AAS memiliki jaringan pada pusat pusat pengambilan keputusan yang bisa membantu secara maksimal pembangunan di Sulbar.
Sosok AAS masih diharapkan bisa membantu secara non formal membimbing dan memberikan arahan kepada pemimpin hasil pilgub Sulbar 2017.
Pasangan ABM ENY juga diusung/didukung partai partai besar yang sedang menjalankan dan mengendalikan pemerintahan ditingkat pusat.

Dengan demikian saya meyakini pasangan ABM ENY akan lebih mudah mewujudkan harapan besar kolektif masyarakat Sulbar.

Kiranya dengan penjelasan ini tidak ada lagi yang bertanya MENGAPA SAYA MENDUKUNG PASANGAN ABM - ENY.

Kepada seluruh masyarakar Sulbar yang mempunyai dukungan pasangan cagub berbeda dengan saya, mari saling menghormati pilihan masing masing. Pilihan boleh berbeda tapi persaudaraan dan persahabatan mesti tetap terjaga.

MAJU DAN MALAQBI LAH SULBAR KITA.
Polewali, 11 Pebruari 2017.




WS. SYAHRIR HAMDANI.


Adi Arwan Alimin: KPU Jamin Pengguna Suket di TPS



MAMUJU--Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Barat menjamin terpenuhinya Hak Pilih warga di Tempat Pemungutan Suara (TPS), pada hari Rabu, 15 Februari 2017. Hal ini juga berlaku bagi setiap calon pemilih yang menggunakan KTP elektronik atau Surat Keterangan (Suket) dari Catatan Sipil Kabupaten.

Dari data yang ada jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat sebanyak 840.091pemilih. DPT ini hasil rekapitulasi terakhir pada 16 Desember 2016.

Adapun jumlah pengguna Suket sebanyak 16.740 sesuai data per tanggal 13 Februari 2017, yang diterima KPU Provinsi Sulbar.

Sementara itu, KPU Provinsi Sulbar juga telah mencetak surat suara sebanyak jumlah DPT, ditambah 2,5 persen dari total DPT per TPS. Bila dikomparasi dengan kemungkinan partisipasi hingga 100 persen, maka cadangan surat suara masih mencukupi untuk mengakomodir pemilih yang memakai suket, atau Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

Bagi warga pemilih yang tidak memperoleh C6, diharapkan untuk tetap datang ke TPS setempat menggunakan hak pilih dengan menunjukkan KTP elektronik. Warga juga diminta bersikap lebih kritis dengan memeriksa atau mengamati DPT di TPS.

Pilgub Sulbar 2017 ini akan digelar di enam kabupaten, 69 kecamatan, 648 desa/kelurahan, dan 2.756 TPS. Melibatkan 22 ribu lebih penyelenggara adhoc.

KPU Provinsi Sulbar menegaskan bahwa seluruh jajaran penyelenggara harus menjaga independensi, integritas, dan profesionalisme. Setiap pelanggaran bagi lingkup tugas penyelenggara akan ditindak secara tegas.

(Rilis KPU Provinsi Sulbar, tanggal 14 Februari 2017, pukul 15.30 Wita)