Jumat, 13 Mei 2016

MUSDA PAN IV: PERBEDAAN PENDAPAT ATAU PENDAPATAN BERBEDA ? (Bagian 1) “ Pemilu 1999 diantara Tragedi dan Komedi”



Oleh: Muhammad Munir
(Kader PAN sejak 2006-2016- Tnggal di Tinambung)

Sabtu, 14 Mei 2016, Hotel Ratih untuk kedua kalinya menjadi penyaksi atas peristiwa bersejarah bagi DPD PAN Polman. Musda PAN ini adalah kali ke-empat digelar. Musda PAN I berlangsung di Cadika Ammana Pattolawali Manding, 2000. Musda PAN II di Rotan Polish Wonomulyo tahun 2006 dan Musda PAN III di Hotel Ratih tahun 2011. Musda PAN IV kali ini setidaknya menjadi ruang konsolidasi bagi kader PAN di Polewali Mandar dimana pada periode ini bukan saja carut marut tapi kepengrusannya tidak pernah dilantik.

Tulisan kali ini mencoba mengangkat sebuah refleksi perjalanan Partai Amanat Nasional sejak Polewali Mamasa hingga sekarang menjadi DPD PAN Polewali Mandar, terhitung sejak PAN dideklarasikan pada tanggal 23 Agustus 1998. Mengapa perjalanan panjang PAN ini perlu ditulis dan difahami oleh segenap pembaca dan Masyarakat Sulbar pada umumnya, sebab dalam perjalanannya, PAN Polewali Mandar mempunyai siklus dan dinamika politik yang begitu menarik untuk ditelisik, setidaknya menjadi acuan banding bagi segenap kader dan para pengurus partai lainnya. Tentu saja ini bukan dalam rangka mengkampanyekan PAN terlebih lagi tendensi untuk menjelekkan, tapi sekedar menarasikan sebuah proses dinamika berpartai yang mendinamisasi sikap dan karakter pra politisi. Jika didalamnya ada sebuah kejadian yang menginsprasi, tak ada salahnya jika kita belajar. Namun yang pasti jika hal yang tergambarkan adalah sebuah fakta yang kurang berkenan, lagi-lagi penulis berharap cukup pembaca melangitkan do’a agar kiranya terjauhkan dari karakter seperti itu. Penulis mencoba menuliskan Hitam Putih DPD PAN Polman dari tahun ke tahun berdasarkan cerita dan interview langsung dengan beberapa kader dan pengurus teras partai.

Sejak dideklarasikannya PAN ditingkat Nasional oleh Muhammad Amin Rais 1998, PAN Polewali Mandar (dulu Polewali Mamasa) langsung terlibat dalam pemilu 1999. PAN masuk dalam deretan 48 partai yang bertarung di Pemilu perdana pasca tumbangnya Rezim Orde Baru. Hasil Pemilu tahun 1998, hanya mampu meraup suara 1 kursi yang dinikmati oleh Syafiuddin dari Mambi-Mamasa. Perolehan kursi tersebut membuat deklarator PAN Polewali Mandar, Kasim Pallao dkk. semakin terlecut jiwanya untuk mengembangkan PAN bersama barisan Keluarga Besar Muhammadiyah. Awalnya PAN masuk di Polewali Mandar melalui jaringan Muhammadiyah, seba Amin Rais sendiri sebagai Ketua Umum PAN adalah salah satu tokoh nasional yang pernah menjadi Ketua Umum Muhammadiyah. Kasim Pallao mencoba memperbaiki struktur dan infrastruktur partai, termasuk menyelenggarakan Musda PAN Pertama di Polewali Mandar yang diselenggarakan di Gedung Pramuka atau Cadika Ammana Pattolawali.

Sekedar diketahui bahwa PAN Polewali Mandar sekaligus juga menjadi embrio bagi lahirnya DPW PAN Sulbar ketika Provinsi Sulawesi Barat lahir dan Muswil Pertama DPW PAN Sulbar juga lahir dari Cadika yang mengamanahkan pertama kali ke Abdul Jawas Gani. Terkait Musda PAN I yang dimotori oleh Kasim Pallao ini melahirkan sebuah kesepakatan, yaitu menunjuk Mas’ud Djalil sebagai Ketua DPD PAN Polewali Mamasa saat itu. Hasil Musda I yang berlangsung di Cadika ini sebenarnya deadlock, namun tahapan untuk melahirkan pemimpin harus ada, sehingga keterpilihan untuk Mas’ud Djalil sudah tidak lahir di Cadika melainkan lahir dalam keputusan rapat di Gedung Aisyiah dan Nike Ardila Wonomulyo. Penyebab Musda Deadlock disebabkan oleh ulah Syafiuddin (Anggota DPRD dari PAN) yang membawa peserta ke ajang Musda namun ditolak oleh forum sebab yang bersangkutan bukanlah orang yang berasal dari daerah Mambi-Mamasa. Musda di Cadika akhirnya tak melahirkan kesepakatan (deadlock). Hasil akhir dari Musda I ini menjadi embrio perpecahan diinternal PAN diawal perjalanan.

Setidaknya informasi ini penulis dapatlkan dari penuturan Jamar, JB yang diamini oleh rekan-rekanya baik di DPRD maupun di Internal pengurus PAN. Jamar sendiri adalah salah satu deklarator yang sejak awal intens membenahi partai bersama Kasim Pallao. Disamping keberadaan Nuyadin Pawennari,Hasan Manja, Rahman Bande, Idris Mukaddas, Nahar Bakri, Sirajuddin, H. Darwis, Muhammad Asikin dll. PAN saat itu memang menjadi sorotan utama pasca Musda. Kejadian yang disebabkan oleh Syafiuddin tersebut mencederai semangat persatuan dan kebersamaan. Terbentuknya Pengurus DPD PAN Polewali Mamasa saat itu adalah sebuah sikap yang mesti ditempuh untuk menjadikan image PAN dimasyarakat terlihat solid. Mas’ud Djalil menjadi Ketua dan Syafiuddin tetap menjadi Angota DPRD Polewali Mamasa. Namun seiring waktu berjalan ada upaya-upaya yang secara politis menghilangkan etika, namun demi sebuah kepentingan atas nama PAN terus berjalan sehingga periode Mas’ud Djalil terusik dengan digelarnya Musdalub di Rotan Polish Wonomulyo pada tahun 2002. Musdalub menghasilkan keputusan Nuryadin Pawennari didaulat forum untuk menjadi Ketua DPD PAN. Tak berhenti sampai disitu, Kursi empuk bagi Syafiuddin terasa panas yang membuatnya tak dapat lagi menikmatinya dengan nyaman. Faktanya kemudian, Syafiuddin harus tergusur dan di PAW sehingga kursi harus dinikmati oleh Rahman Bande.
      
Musdalub dan PAW adalah bahasa halus dalam dunia partai politik diera reformasi yang tak lain adalah sebuah proses pemecatan yang asbabnya sangat mungkin sebabkan oleh dua hal, yaitu mosi tidak percaya atau emosi kepentingan yang meluap. Pertanyaannya kemudian apakah Musdalub dan PAW adalah solusi terbaik dari sebuah proses demokrasi politik. Jawabanya tentu memberi ruang untuk berintepretasi secara berbeda. Dalam kondisi paling nyaman dan aman seklipun tidaklah menjadikan fakta sejarah itu berakhir dari sebuah proses perbedaan, sebab selain perbedaan pendapat yang mengbongsai nilai-nilai persudaraan di PAN, juga soal perbedaan pendapatan tentu menjadi peluang untuk bisa saling sikut menyikut. Perbedaan pendapat dan pendapatan inilah yang kemudian abadi tidak saja diinternal PAN tapi terjadi disemua partai di Indonesia. Kondisi itulah kemudian yang membuat para elit partai bersaing keras untuk memperebutkan posisi dipartai. Inilah yang menarik dan membuat orang tertarik di dunia politik, disamping regulasi yang lahir selanjutnya memberi ruang untuk itu.

(Bersambung).

Kamis, 12 Mei 2016

Reading Days: Himpunan Mahasiswa Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unsulbar

Himpunan Mahasiswa Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unsulbar menggelar kegiatan Reading Day's.
Salah satu bentuk kegiatan ini adalah para mahasiswa membuka "perpustakaan jalanan" di halaman kampus Unsulbar.
Mahasiswa berharap dengan kegiatan seperti ini, minat baca di kalangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya akan terus berkembang.

Koordinator kegiatan Ardiansyah menjelaskan salah satu kendala yang masih dihadapi di Unsulbar adalah belum tersedianya perpustakaan yang layak, padalah perpustakaan dengan buku - buku yang berkualitas adalah syarat mutlak kemajuan suata perguruan tinggi.

Tidak mau berpasrah diri, para mahasiswa Kehutanan Unsulbar berinisiatif menggelar "perpustakaan jalanan", bentuknya adalah mahasiswa tiap pekan di hari Rabu membuka semacam lapak beralaskan plastik.

Reporter KARAKTER, MIzbah Sabaruddin ( F-MIPA 2014 ) melaporkan di hamparan plastik itulah dipajang ratusan buku beragam judul.
Mahasiwa dan atau masyarakat yang melintas pun bebas membaca buku, tanpa perlu kartu anggota atau syarat - syarat lainnya.

" KIta berharap ditengah gencarnya teknologi informasi berbasis selular, seperti smart phone, minat membaca buku tetap berkembang khususnya di kalangan mahasiswa, intinya kita ingin tumbuh minat baca dan kemudian tentu akan berpengaruh juga pada minat menulis," kata Ardiansyah, Rabu (11/05 )

Ia menjelaskan, kegiatan Reading Day's ini sudah berjalan sekitar 3 bulan, Mahasiswa Kehutanan bertekad akan terus membuka lapak "perpustakaan jalanan" di kampus Unsulbar sebagai bentuk tangung jawab moral dan sosial dalam membangun insan akademis.

Pantauan yang dilakukan, respon mahasiswa dengan tersedianya perpustakaan ini cukup bagus, tiap Rabu puluhan mahasiswa mendatangi lapak buku itu.

" Ini sangat positiv, mahasiswa termasuk dosen terbantu dengan kegiatan perpustakaan semacam ini, apalagi judul buku yang disiapkan adalah sebagian adalah buku - buku yang sekarang sulit didapat di toko buku," kata Supadjo Razali, dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unsulbar. 

Lalu dari mana buku yang dipajang berjumlah ratusan tersebut, Ardiansyah mengatakan, selain dari donasi berbagai pihak yang menyumbang buku.
Pihaknya juga mendapat pasokan buku dari Komunitas RUMPITA ( Rumah Kopi dan Perpustakaan ) pimpinan Muhammad Munir di TInambung, Polewali Mandar.

" Ibarat virus, kita berharap motivasi untuk literasi terus menyebar, minat baca dan menulis dapat terus tumbuh khususnya di kampus," tambah Ardiansyah.

Jadi yang berminat membaca buku sambil kongkow- kongkow dibawah rindangnya pohon, silahkan datang ke "perpustakaan jalanan" Mahasiswa Kehutanan Unsulbar di halaman kelas Prodi Kehutanan setiap hari Rabu. ( Misbah/FH ) 
http://karakterunsulbar.com/berita-tebar-virus-literasi-mahasiswa-kehutanan-gelar-reading-days.html

REKOMENDASI FOCUS GRUP DISCUSSION “REPRESENTASI TOKOH ATAU SIMBOL PADA TUGU KOTA POLEWALI”

REKOMENDASI FOCUS GRUP DISCUSSION
“REPRESENTASI TOKOH ATAU SIMBOL PADA TUGU KOTA POLEWALI”


Meja 1
a.    Patung kelapa dalam (sejarah)
b.    Patung buah (langsat, rambutan, durian)
c.    Patung tani (pattappi)
d.    Marrenge baka
e.    Panette
Meja 2
a.    Simbol budaya (sandeq, pakkacaping, parrawana)
b.    Ekonomi (panetteq, kakao, padi, kelapa, jawawut)
c.    Tokoh (todilaling, andi depu, ammana wewang, to kape)
d.    Persatuan (allamungang batu)
e.    Religi (orang mengaji)
Meja 3
a.    Fauna (Mandar batu)
b.    Budaya (jampia)
c.    Filosofi budaya (kurru kebo)
d.    Sejarah (sayyang tembaga parepulu)
e.    Flora (jawawut)
f.     Permainan rakyat (pallake)
g.    Gunakan aksara lontar untuk penjelasan setiap tugu
Meja 4
a.    Burung mandar
b.    Tipalayo (filosofis)
c.    Sandeq
d.    Logo mandar
e.    Sayyang pattuqduq
f.     I ma’ga daeng rioso
Meja 5
a.    Patung mantan bupati
b.    Pintu gerbang sulbar – sulsel (sayyang tembaga parepulu)
c.    Tipalayo
Meja 6
a.    Mantan bupati (almarhum)
b.    Klasifikasikan setiap tugu yang akan dipasang
c.    Sureq mandar pada bagian kaki tugu

Tindak Lanjut FGD, Kamis 12 Mei 2016

1.    USULAN >> Pada 6 titik, dipasang patung/simbol yang menggambarkan kondisi wilayah pada titik pemasangan tugu
2.    Patung lebih besar >> skala kabupaten, di beberapa titik saja, seperti pada perbatasan kabupaten
3.    Patung dilihat pada aspek penataan kota
4.    Akan ada 21 dudukan patung, yang sudah ada baru 6 dudukan

Tanggapan

1.    Sepakat memunculkan sosok pahlawan (todilaling) >> metode memunculkan figur,Gerbang Kota sedang dibangun >> median tengah, patung selamat datang (kuda, pessawe)  >> patung berwujud 3 dimensi, sosok patung siapa?
2.    Unasman (religi), pasar (ekonomi), sport centre (olahraga ciri khas polman/mandar)
3.    21 titik dimana lokasinya?, untuk perbatasan (kuda putih, tanpa ada penunggang)
4.    Sosok Todilaling tidak tepat pada tugu >> kecemburuan sosial pada kerajaan lain, kuda putih (tembaga parepupulu) dengan penunggang, sosok Baharuddin Lopa tidak tepat pada persimpangan jalan >> pihak keluarga tidak setuju dalam bentuk patung, munculkan symbol yang mewakili Polewali Mandar, FOKUSKAN pada 6 titik pertama
5.    Pada 6 titik bukan tokoh yang dimunculkan tetapi yang mewakili Polewali Mandar, kuda pattuqduq dan personilnya
6.    FOKUS diskusi >> apa dan siapa, masing-masing titik merupakan representasi Polewali Mandar, focus patung yang akan dipajang
7.    Titik pertama (todilaling), kedua (kantor bupati), titik ketiga (kantor camat), titik keempat (stadion)
8.    Ada sketsa wilayah (Tarkim) dari titik yang akan dipasangkan tugu
9.    Tidak mutlak pasang patung/tugu, pada 6 titik bisa mewakili Polewali Mandar
10. Pappasang harus menyatu, jangan terpotong-potong
11. Pertimbangkan dudukan yang sudah ada
12. Simbol bisa ditempatkan pada dudukan yang sudah ada
13. Spot untuk perkenalkan budaya akan disediakan (alun-alun)
14. Simbol-simbol ada yang melakonkan (kesenian) >> tunggal
15. Parrawana Towaine, Calong, Pakkacaping (milik Majene)
16. Pappasang ada sumber yang jelas, simbol harus dinamis
17. Pemanna >> bentuk kesetiaan (sumpah) pada seorang pemimpin

SIMBOL pada 6 titik pertama

Ruas Pertama (Todilaling)
a.    Ekonomi (seseorang membawa hasil bumi “mambulle”)

Ruas Kedua (Kantor Bupati)
a.    Pemerintahan (logo Sipamandaq dengan penjelasan pada pilar tugu)

Ruas Ketiga (Kantor Kecamatan Polewali)
a.    Alat kesenian (calong dengan pelakon lelaki)

Ruas Keempat (Stadion)
a.    Olahragawan (memegang obor)

Ruas Kelima (Unasman)
a.    Pendidikan (patung putra putri dengan toga)

Ruas Keenam (Kodim)
a.    Pattuqduq Tommoane (Cakkuriri)

Patung pada perbatasan Kota

1.    Sayap kiri kanan sudah jadi, peruntukan patung pada median tengah, model 3 dimensi
2.    Konsep utuh sayyang pattuqduq >> pessawe 2, pesarung 4, pawang 1, pemegang payung 1

Patung Todilaling

1.    Gambar atau foto tidak ada sumber
2.    Buat gambar melalui penerawangan
3.    Jangan cuma sosok yang diterawang tapi bersama “titiknya”
4.    Belum ada spot patung
5.    Temukan catatan/data tentang Todilaling melalui lontar untuk menambah referensi selain penerawangan
6.    Todilaling (Bijak, Cerdas, Pemberani)
7.    Spot patung (depan gadis, alun-alun kota)
8.    Komparasi (seni lukis, pematung, studi referensi lontar)

Tahapan Pembuatan Patung Todilaling

1.    Minta ijin (ritual) dan  observasi
2.    Melakukan kajian literatur tentang Todilaling
3.    Melakukan studi banding ke daerah yang sudah melakukan hal yang sama
4.    Memberikan gambaran kepada Maestro Pematung dan Pelukis tentang Todilaling
5.    Sosialisasi hasil

6.    Pelaksanaan kegiatan

Bilik Baca Rumpita Majene Terbentuk

Hari ini, 12 Mei 2016, Bilik Baca Rumpita yang beralamat di Lembang Majene mulai diisi dengan buku. Bilik Baca Rumpita dikelola oleh Mahasiswa Unsulbar. Mereka adalah Adnan, Amar dkk. Bilik Baca Rumpita ini akan launching perdana 17 Mei 2016. Bilik Baca Rumpita ini dibawah Koordinasi saudara Ardiansyah Laise. 


PROGRAM RUMAH KOPI DAN PERPUSTAKAAN (RUMPITA) yang berpusat di Kandemeng Desa Batulaya Kec. Tinambung Kab. Polewali Mandar terus digalakkan. BILIK BACA RUMPITA adalah sebuah upaya penguatan literasi dibeberapa tempat. Bilik Baca Rumpita dibentuk sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Rumpita dan Bilik Bacanya tidak sekedar menggelar buku di beberapa titik, tapi sekaligus menyediakan tempat khusus untuk membaca buku. Pihak Manajemen Rumpita menyediakan buku untuksetiap Bilik Baca Rumpita.

Bilik Baca Rumpita ini diupayakan ada disepuluh titik untuk Kabupaten Majene dan Polewali Mandar. Pihak Rumpita menyuplai buku bacaan minimal 100 eksemplar untuk menjadi bahan bacaan ditempat yang sudah ditunjuk. Syaratnya mudah, cukup sediakan tempat dan rak buku serta penanggung jawab. Membaca di Bilik Baca Rumpita GRATISSSSS !

Untuk saat ini sudah terbentuk 5 titik Bilik Baca Rumpita. 2 unit di Majene dan 3 di Polewali Mandar. Kedepan pihak Rumpita akan terus membukua Bilik Baca Rumpita ini tapi disesuaikan dengan jumlah koleksi di Rumah Buku. 
================================================================

Bagi yang ingin berdonasi buku untuk pengembangan literasi Rumpita silahkan berhubungan dengan kami di RUMPITA atau langsung di Bilik Baca Rumpita Lembang, Unsulbar, Kandemeng, Matakali dan Katumbangan.


DAFTAR KOLEKSI BUKU
BILIK BACA RUMPITA LEMBANG MAJENE

1.       PEMBANGUNAN SOSIAL (WACANA IMPLEMENTASI DAN PENGALAMAN EMPIRIK)
2.       PEDOMAN CEPAT PINTAR MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN
3.       TUNTUTAN SHALAT DAN DO’A
4.       LOCAL WISDOM
5.       KAJIAN (MENJEMBATANI TEORI DAN PERSOALAN MASYARAKAT DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN)
6.       LEGISLASI DPR
7.       KAJIAN KEBIJAKAN PUBLIK
8.       KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA
9.       STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DAN PERLINDUNGAN-PEMBERDAYAAN PETANI
10.   UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA IDONESIA – AS DI SEKTOR PERTAMBANGAN
11.   KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
12.   MATERI BELAJAR JUZ ‘AMMA DO’A
13.   PERANAN SUBSIDI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
14.   DAMPAK EKONOMI KRISIS EROPA TERHADAP KEUANGAN, RIIL DAN LINGKUNGAN
15.   PERJALANAN SEORANG AMERIKA COLIN POWEL
16.   KETIKA SAKURA BERBUNGAN
17.   DELTA FORCE
18.   MARANDANNA UWAI MANDAR
19.   LOPI DAN LIPA SA’BE TOMANDAR
20.   PAQBANDANGANG PEPPIO
21.   DINAMIKA POLITIK PEMEKARAN DAERAH
22.   DINAMIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
23.   HUKUM DAN HUKUM PIDANA
24.   PRAKTIK PENEGAKAN HUKUM BIDANG LALU LINTAS
25.   STRUGGLE FOR SUCCES
26.   PAKKACAPING MANDAR
27.   TO SEN-TOKU RAID
28.   KISAH-KISAH 99 ASMAUL HUSNA UNTUK ANAK
29.   RAPOT MERAH AA GYM
30.   JUDI BUNTUT MENGAPA SELALU ADA ?
31.   BUDAYA KERJA NELAYAN INDONESIA DI DAERAH JAWA TENGAH
32.   LISTRIK TEORI DAN PRAKTEK
33.   MATERI SOSIALISASI MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT RI
34.   BUNGA RAMPAI MODEL PENYELENGGARA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
35.   INSTRUMEN PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PROGRAM LEGISLASI BIDANG EKONOMI
36.   KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI OTONOMI KHUSUS DI PAPUA DAN ACEH
37.   KEBIJAKAN STRATEGIS BIDANG PENDIDIKAN TINGGI, TRANSFER DANA, PERMINYAKAN DLL
38.   KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
39.   NEGERI ANAK MANDAR
40.   EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
41.   SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
42.   ADA SEAL ADA CINTA
43.   MEMBELA ORANG TUA NABI
44.   EKONOMI PANCASILA
45.   PERSONAL BALANCED SCORE CARD
46.   RPUL INDONESIA-DUNIA TAHUN 2008-2009
47.   PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN INFLUENZA A BARU
48.   PANDUAN PENYULUHAN PENGENDALIAN PENYAKIT KUSTA DAN FRAMBUSIA MENURUT AGAMA ISLAM
49.   PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
50.   MODUL TOT PENGENDALIAN OSTEOPOROSIS
51.   PETUNJUK TEKNIS PENGGANTIAN TRIVALENT ORAL POLIO VACCINE MENJADI BIVALENT ORAL POLIO VACCINE DAN INTRODUKSI INACTIVATED POLIO VACCINE
52.   PEDOMAN PENGENDALIAN JAPANESE ENCEPHALITIS
53.   SICACING DAN KOTORAN KESAYANGAN 2!
54.   PENEUMONIA BALITA
55.   MENGUTAMAKAN RAKYAT
56.   HIMPUNAN UNDANG-UNDANG KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
57.   JARINGAN YAHUDI INTERNASIONAL DI NUSANTARA
58.   MEMBACA AYAT-AYAT MANDAR
59.   PERSIAPAN MENUJU PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI KHUSU PROVINSI KALIMANTAN BARAT
60.   PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER
61.   KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL
62.   PUISI MANDAR KALINDAQDAQ DALAM BEBERAPA TEMA
63.   GUS DUR MENGARUNGI JAGAT SPIRITUAL SANG GURU BANGSA
64.   PERENCANAAN PENDIDIKAN SUATU PENDEKATAN KOMPREHENSIF
65.   POTRET PEDAGANG KAKI LIMA
66.   SEJARAH DAN HERITAGE KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO
67.   FUNGSI LEGISLASI
68.   KAJIAN KEBIJAKAN PUBLIK
69.   POLITIK EKOLOGI
70.   PENEGAKAN HUKUM INDONESIA
71.   LIPA SA’BE MANDAR
72.   WASPADAI PNS DIKALANGAN REMAJA
73.   ISLAMIC BANGKING AND INTEREST
74.   WALASUGI
75.   ANALISIS KEBUTUHAN INSTRUMEN KEBIJAKAN PENDUKUNG
76.   CHEMICAL PEAKS IN MY LIFE TIME
77.   FENG SUI INTERIOR
78.   SUTYOSO DALAM CATATAN MEDIA MASSA
79.   TABLIGH
80.   SURAT DAN PUISI ANAK-ANAK UNTUK PAK HARTO
81.   PENAWAR BAGI HATI
82.   PENCAPAIAN TUJUAN KE 6 (HIV/AIDS, MALARIA, TUBERKULOSIS) DAN TUJUAN KE 7 PELESTARIAN LINGKUNGAN DI PROVINSI MALUKU UTARA DAN SULAWESI
83.   REVOLUSI DARI DESA
84.   SABILI : SBY MASIH SAJA GAMANG
85.   MENCEGAH DAN MENGATASI BAHAYA LISAN
86.   PARADIGM BARU (PEMBELAJARAN KEAGAMAAN)
87.   MENUJU MAHKAMAH KEADILAN
88.   MEMBUAT SUMUR RESAPAN
89.   PELANGI
90.   AGAR BADAI CEPAT BERLALU
91.   BERGURU KE NEGERI KANGURU
92.   POLITIK DAN BLBI
93.   REFLEKSI 10 TAHUN SAYA BNI
94.   FUNGSI HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
95.   MENGAPA SAYA MEMILIH NEGARA ISLAM
96.   KEAJAIBAN SEDEKAH
97.   TOKOH SRIKANDI PROFESI PENGUSAHA DAN PENDIDIKAN INDONESIA
98.   PERAN PARLEMEN DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN MELALUI UNDANG – UNDANGN BAGI KEPENTINGAN PUBLIK
99.   INDONESIA YANG KITA KEHENDAKI
100.                        DEKONSTRAKSI KECEMASAN (KONSOLIDASI SEMANGAT KEBANGSAAN)
101.                        DASAR – DASAR EPISTIMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
102.                        PANDUAN PEMASYARAKATAN
103.                        PAHAM AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH
104.                        KESEHATAN MENTAL DAN TERAPI ISLAM
105.                        BERSAMA MENTERI DESA MEMBANGUN INDONESIA DARI DESA
106.                        BERPIKIR DAN BERJIWA BESAR
107.                        INFLASI DAN SOLUSINYA
108.                        STUDI PEMILU EMPIRIS
109.                        KOMANDO TERITORIAL DAN BUDAYA POLITIK TNI

Pengelola:
ADNAN HP. 0812 4567 2145
AMAR