Selasa, 07 Maret 2017

PERSIAPAN PESONA CAKKURIRI II 2017 DIBINCANG DI KANTOR DPRD MAJENE




Bertempat di Ruang Ketua DPRD Kabupaten Majene, Senin, 7 Maret 2017 Panitia Pelaksanan Event Festival Pesona Cakkuriri II 2017 dibahas. Rapat Panitia yang dihadiri oleh Darmansyah selaku penanggung jawab acara bersama Ketua Panitia, A. Amriana CH. Mappatunru ini menggodok sejumlah persiapan dan item kegiatan yang akan diusung pada perhelatan akbar Pesona Cakkuriri tahun ini. Nampak hadir dalam acara tersebut Muhammad Rahmat Muchtar, Muhammad Ishaq, Muhammad Aslam, Opy Muis Mandra dan sejumlah tokoh masyarakat dan Kepala Desa dari Kecamatan Sendana.

 
Event Festival Pesona Budaya Indonesia yang dalam beberapa tahun ini digelar dan telah menjadi program emas Kementrian Pariwisata bekerjasama dengan masing-masing pemkab daerah seperti Mentawai dengan Festival Pesona Mentawai, Minangkabau dengan Festival Pesona Minangkabau, Pesona Tambora NTB, Pesona Palu Nomoni Sulteng, Pesona Selat Lembeh Bitung, Pesona Sangie Sulut, Pesona Teluk Tomini Parigi Moutong dan lain sebagainya. Berderet Festival Pesona tersebut yang ditimbang efektif menjadi arena promosi, gerakan pelestari serta penguatan karakteristik masing-masing daerah yang begitu kaya dan beragam dinusantara ini. Sejumlah event tersebut menjadi penyulut dan sugesti untuk Kami turut menguatkan gerakan kebudayaan tersebut dengan mengusung Festival Pesona Cakkuriri di Sendana Kabupaten Majene.

Event Pesona Cakkuriri adalah salah bukti dari upaya tersebut untuk menjadi penanda bahwa kami peduli dan menghargai kebudayaan. Festival Pesona Cakkuriri ini adalah kali kedua, setelah mendulang sukses pertama di tahun 2016. Berangkat dari sebuah konsep pelestarian budaya yang menjadi dasar pemikiran awal kerja nyata untuk sekaligus menjadi bahan tawaran serta proposal hidup bagi tiap stakeholder, terutama kepada Kementrian Pariwisata untuk dapat bekerjasama dalam membangun potensi manusia lewat kepariwisataan, sejarah, kesenian sebagai salah satu bagian vital kebudayaan.

“Cakkuriri” adalah semua nama bendera pusaka kerajaan Sendana yang berwarna putih bertuliskan
Lafadz Lailaha Illallah Muhammad Rasulullah serta berbagai simbol binatang seperti lipan, ayam dll.
Dari simbolik bendera yang melambangkan suatu kelahiran tatanan masyarakat demokrasi masa lalu sebagaimana kerajaan-kerajaan dinusantara pada umumnya, sehingga kami sedikitpun tak ada keraguan untuk menjadikan Cakkuriri sebagai iconik Sendana Kabupaten Majene. Dari kibar Cakkuriri tersebut kami berharap mampu memberikan semangat gerakan kebudayaan yang lebih dinamis serta mampu memesona dunia.

Festival Pesona kebudayaan yang lebih duluan hadir tersebut, telah memberikan inspirasi dengan semangat dan gagasan yang sama sehingga pada tahun 2016 panitia penyelenggra event dalam satu bentuk kolaborasi tim kerja sesama penggiat dan pemerhati kebudayaan. Dengan kolaborasi penggiat budaya, sejarah dan kesenian tersebut, sehingga dengan berani dan percaya diri menghelat sebuah event kebudayaan tanpa sedikitpun sentuhan dari anggaran pemda setempat. Semangat dan kecintaan pada budayalah sehingga kami berhasil mengumpulkan dana sukarela dari mereka yang punya minat dan kepedulian yang sama.

Mengacu pada suksesnya Event Festival Pesona Cakkuriri I 2016 itulah sehingga pada Festival Pesona Cakkuriri II 2017 ini, kami kembali mempola gerakan secara kolektif dengan mengusung beberapa item kegiatan yang baru seperti “Lomba Perahu Layar khas Mandar” yang sudah terkenal, pameran lukisan dan photografi yang akan menggelar karya-karya pesona alam Sendana dan Majene secara umum. Sketsa denah area nya pun tidak bertumpu pada satu wilayah Kec. Sendana saja, tapi di seluruh titik dan ruang kota Kab. Majene bisa dijejal sebagai bentuk pemerataan apresiasi.

Pada akhirnya Pesona Cakkuriri akan menjadi spirit untuk terus menepis anggapan klasik sebagai “seremoni pesta budaya tahunan”. Model festival pesona adalah moda untuk membuka diri pada ruang  pembaharuan, transformasi budaya, revitalisasi, pendirian rumah atau sapo kayyang, museum yang menjadi modal gerakan kami dalam simpul rekomendasi yanh insyaallah lahir dari event tersebut. Inilah model, moda dan modal kami dalam gerakan kebudayaan yang tidak datang dan pergi begitu saja. Akan tetapi pelaksan dan penyelenggara event ini telah menjadi kesatuan yang utuh dan integral yang tidak akan membubarkan diri dan hilang begitu saja. Simpul dari hasil rekomendasi di event ini telah menadi perekat untuk kami, bahu membahu merekonstruksi memori masa lampau yang luhur itu menjadi dasar untuk menghadirkannya kembali kepada semua. Dan semua kami harapkan untuk ikut bertanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar