Salah
satu simbol kebudayaan Mandar yang kerap ditemukan adalah beru’-beru’. beru’-beru’ (bunga melati)
selalu menjadi ikon dalam sastra tutur (toloq) kacaping Mandar yang
disematkan pada barisan wanita cantik (piqoro)
yaitu lilli’ ambang beru’-beru’. Dalam
lirik beberapa syair lagu Mandar juga sering kita dengar. Begitu juga dalam
kalinda’da’ Mandar kita akrab mendengar syair yang berbunyi begini: beru-beru’ di Kandemeng-me’uwake’ di kollang, ba’bar di je’ne’, sarombong di sambayang, ada juga beru’-beru’ bura’ lemo, sipoapai tia, sippute bandi, rasana sisalai.
Kumpulan
penulis perempuan juga tak mau ketinggalan dalam mengabadikan nama beru’-beru’ ini dengan judul analeqta beru’-beru’ (Sri Musdikawati
dkk.). Bapak Nurdin Hamma, salah satu tokoh masyarakat dan budayawan senior di
Balanipa menjelaskan bahwa beru’-beru’ (melati) hanyalah jenis bunga yang masuk dalam deret
ribuan jenis bunga di nusantara.
Beru’-beru’
mempunyai garis sejarah yang panjang sejak zaman pemerintahan Billa-Billami
Tomepayung. Kandemeng adalah kampung yang dikenal karena beru’-beru’ dibudidayakan, tumbuh dan berkembang serta menjadi mata
pencaharian masyarakat Kandemeng dari era Tomepayung sampai pada
era 60-an.
Lebih
lanjut, Nurdin Hamma
menjelaskan tentang beberapa keistimewaan beru’-beru’
ini. Pertama: beru’-beru’ dimanapun berada, selalu menebar aroma yang harumnya
begitu semerbak dan mewangi. Oleh orang kandemeng (mandar) ini menjadi filosofi
agar keberadaan orang mandar selalu tampil santun, memberi kedamaian, dan
ketentraman bagi lingkungan sekitarnya;
Kedua:
beru’-beru’ to Kandemeng menjadi sebuah slogan dan
membudaya, bukan dari jenis bunganya, akan tetapi dari segi perlakuan
masyarakat saat memetik beru’-beru’.
Orang Kandemeng
punya cara yang unik dan sakral. Jika orang luar memetik bunga beru’-beru’ ini mungkin pake wadah
seadanya, tapi orang kandemeng tidak. Beru’-beru’
umumnya dipetik oleh wanita dengan terlebih dahulu mengikat sarung dibahunya,
dibagian bawah sarung dililitkan (diatas pusar) kebelakang dan disimpul. Beru’-beru’ yang dipetik itu kemudian
diselipkan dicelah sarung tepat dibagian dada, sehingga beru’-beru’ ini berbaur
dengan payudara (maaf). Hal ini merupakan sebuah simbol bahwa beru’-beru’ harus
diperlakukan sama seperti menjaga kehormatan yang dimiliki wanita. Rasa
memiliki ini dimotivasi selain sebagai accessories wanita juga karna diperjual
belikan.
Beru’-beru’ yang
telah dipetik itu kemudian dibungkus dengan daun tanga-tangan (tanaman jarak)
yang setiap bungkusnya berisi 20 biji, sebagai simbol dari jumlah satu ajoa dari tari pattuqduq (konon Todilaling
dikebumikan bersama 2 joa’ atau 2x20=40 orang penari pattuqduq).
Perlakuan
terhadap beru’-beru’ ini ternyata
menjadi nilai plus bagi warga Kandemeng, sehingga menjadi pilihan masyarakat
untuk membeli beru’-beru’ di Kandemeng. Kondisi ini membuat Kandemeng dikenal
sebagai penghasil beru’-beru’ paling
terkenal di Mandar dan pembelinya berdatangan dari berbagai penjuru, terutama
pada saat musim pernikahan.
Beru’-beru’ ternyata
menjadi berkah bagi bagi warga kandemeng, terutama dari peningkatan pendapatan
ekonomi masyarakat. Tak sedikit yang jadi orang kaya dari hasil penjualan beru’-beru’ dan itu berlangsung lama dan
mulai merosot sekitar tahun 60-an (ini terutama dipengaruhi oleh 710 yang akrab
disebut zaman gurilla, 1953-1964)
Ketiga:
beru’-beru’ to Kandemeng menjadi terkenal karena pusat
pemerintahan kerajaan Balanipa pada awal tahun 1900-an dipindahkan ke Kandemeng disamping peran KH. Muh. Tahir Imam Lapeo, Sayyid
Lawarang (HS. Mengga)
dan Annagguru Kaiyyang. Kalinda’da’ diatas diyakini adalah kalinda’da’ yang diciptakan oleh Imam
Lapeo.
Sekedar
diketahui bahwa beru' beru' terdiri
dari beberapa jenis, yaitu beru’-beru’
pitussusung (tujuh lapis/susun), beru’-beru’
mamea (merah) dan beru’-beru’
biasa. Yang terakhir ini adalah jenis yang banyak digunakan bunganya untuk
keperluan dali/lilliq ambang beru’-beru’
(anting). Selain itu, beru’-beru’
adalah jenis tanaman yang berumur panjang, bisa bertahan di dua musim (kemarau
dan hujan)[1].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar