Jumat, 29 April 2016

RUMPITA: BERANDA PUSTAKA DAN KONGKOW LITERASI

Oleh; Muhammad Munir

Berawal dari sebuah konsep Rumah Buku dan Cafe Baca yang dibentuk di Campalagian pada 2011. Konsep ini berjalan dengan menyediakan buku dan ruang baca plus minum kopi dan diskusi. Namun dalam perjalanannya tidaklah berjalan sesuai yang diharapkan. Hal ini kemudian mandeg dan hanya oleh karena rendahnya minat baca masyarakat dan berbagai kesibukan. Tahun 2013 -2014 pindah ke Wonomulyo, lagi-lagi tak mendapat respon dan tanggapan masyarakat terhadap budaya literasi. Dan nanti saat Pustaka Rakyat Sepekan yang diadakan kali keduanya ditahun 2015 oleh Generasi Muda Pambusuang (Dahri Dahlan) Barulah kemudian pengelola berinisiatif untuk pindah ke Tinambung. 

Di Tinambung kemudian ganti nama Komunitas Rumah Pustaka dengan moda Sepeda Pustaka, Rumah Buku dan Cafe Baca dan Motor Baca. Lengkaplah sudah moda pustaka untuk meramaikan kegiatan pustaka dan menularkan budaya literasi ke sekolah-sekolah dan beberapa model belajar di alam terbuka. Penulis menjadi salah satu penggembira dari demam literasi ini. Animo masyarakat dan apresiasinya begitu terasa. Adalah Darwin Badaruddin dan Abed El Mubarak, Adi Arwan Alimin dan Agusniah Hasan Sulur adalah sederet orang yang langsung mendonorkan sepedanya, begitupun donasi buku dari berbagai kalangan mulai dari pejabat bahkan masyarakat ikut berdonasi buku, termasuk Abdul Rahman dari Tandung ikut berdonasi dengan 1 unit Motor Honda CG100. 

Tak berhenti sampai disitu, Oktober 2015, Abdul Rasyid Ruslan Direktur CV. Juragan Pasar tak pake fikir lama langsung merogoh koceknya jutaan rupiah untuk menginjeksi semangat literasi dalam bentuk Rumah Kopi dan Perpustakaan disingkat Rumpita. Rumpita kemudian tampil menjadi tradisi baru yang menyatukan konsep gerakan sosial bidang literasi dengan konsep keirausahaan (entrepreneur). Dalam pandangan penulis, gerakan sosial tanpa adanya panding dana, hanya akan memperalat gerakan untuk merogoh kocek pemerintah untuk mengantongi anggaran. Rumpita kemudian menjadi wadah untuk mencerdaskan generasi dengan fasilitas buku bacaan dengan fasilitas jaringan Wifi yang bisa dinikmati setiap pengunjung. Pihak Rumpita menyediakan menu kopi susu, gorengan dan binte'. 

Membuka usaha kreatif via Rumpita adalah salah satu upaya untuk memperoleh keuntungan secara bermartabat yang sebagian dari keuntungan itu dialokasikan mendanai operasional kegiatan literasi. Rumpita dalam perkembangannya ikut membantu pemerintah Polewali Mandar sebagai media mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan hanya Polman, Manajemen Rumpita juga ikut berkonstribusi dilingkup pemerintahan dan komunitas masyarakat Majene dengan penguatan literasi. Penguatan yang dimaksud dengan menggarap beberapa buku tentang Mandar untuk diterbitkan oleh Pemda Majene. Salah satu yang sudah terbit adalah Sastra Mandar yang ditulis oleh Drs. Darmansyah dan Bakri Latief dan beberapa buku lain yang saat ini dalam proses cetak. 

Bilik Baca Rumpita sampai saat ini sudah ada di 10 titik di Kabupaten Polewali Mandar dan Majene. Setiap titik diberikan fasilitas buku bacaan 100 eksemplar untuk dibaca olen masyarakat di sekitar Bilik Baca Rumpita secara gratis. Rumpita juga kerap melakukan Beranda Pustaka dan Kongkow Literasi di berbagai komunitas masyarakat, sekolah dan desa-desa terpencil. Beranda Pustaka dengan cara tebar buku dan Kongkow Literasi disediakan untuk ruang diskusi dengan tema bebas. Pelaksanaannya tidak terjadwal resmi tapi kapan saja ketika Rumpita ditawari. Kondisi inilah yang membuat kami kewalahan dalam menyediakan buku bacaan sehingga kami sangat membutuhkan peran bapak/ibu untuk meringankan beban kami dalam menyediakan buku bacaan. Kepada yang berminat silahkan inboks kami atau invite pinBB 2653FE37.

ALAMAT:
RUMPITA (Rumah Kopi dan Perpustakaan)
Jl. Trans Sulawesi Depan Masjid Nurul Amin Kandemeng Desa Batulaya Kec. Tinambung Kab. Polewali Mandar Prov. Sulawesi Barat 91353

Tidak ada komentar:

Posting Komentar