Jumat, 24 Februari 2017

KOPI SENDANA : MENGUNGGAH SEMANGAT, MENGGUGAH MASYARAKAT DAN MENGGUGAT PEMERINTAH !


Tahun lalu, ketika saya disibukkan dengan beberapa agenda dan rancangan Pesona Cakkuriri I 2016 yang akan digelar di Lapangan Bura’ Sendana Kec. Sendana Majene. Sekumpulan pemuda yang lebih banyak cewek saya terima di ruang Ketua DPRD Majene. Mereka yang kemudian saya kenal namanya Indra Ariana, Enni, Rabinah Yusuf, Husniar, Reski Adam, Sulaiman Muhamad, dan Ibrahim. Mereka langsung memperkenalkan diri dari komunitas KOPI SENDANA, berniat untuk bergabung dalam gerakan literasi berupa pembentukan RUMAH BACA disetiap wilayah kecamatan di Majene dan Polman.

KOPI Sendana sendiri ternyata akronim dari Komunitas Pemuda Literasi yang berasal dari Kecamatan Sendana segera saya setujui untuk memberikan bantuan berupa buku bacaan untuk koleksi yang akan mereka gunakan dalam gelar buku di Sendana. Setelah semua buku diturunkan ke lokasi, launching KOPI Sendana akhirnya dilaksanankan tepat pada pembukaan acara Pesona Cakkuriri I yang dibuka langsung oleh Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh.



Melihat semangat dan kreatifitas mereka, saya tentu banyak berharap bahwa kedepan penguatan literasi di Sendana akan semakin memvirus. Dan ternyata betul. Mereka ternyata adalah komunitas pemuda yang juga concern dalam pengembangan potensi wisata di Sendana. Salah satu dari anggota komunitas KOPI ini ada yang tercatat sebagai member KOMPADANSA MANDAR. Ada semangat yang tercipta ketika melihat mereka ikut serta dalam berbagai kegiatan baik yang dilaksanakan oleh Rumpita maupun yang dirancang khusus sebagai program prioritas KOPI Sendana.

Kegiatannya semakain melebar dan mulai buka lapak untuk ruang membaca. Disamping itu mereka juga lebih sering mengunjungi sekolah-sekolah terutama yang ada diwilayah yang kurang tersentuh akses bacaan. Program buka lapak di bukit Palipi juga digelar setiap sabtu. Bukit Palipi mempunyai keistimewaan tersendiri, disamping sebagai bukit yang berhadapan langsung dengan teluk Mandar dan Pulai Tai manu’ juga menjadi pilihan menarik bagi anak-anak usia dini dan para remaja yang selalu ramai mengunjungi tempat ini.

Melihat semangat mereka, benarlah bahwa mereka adalah pejuang sejati. Mereka memiliki sesuatu yang dapat menolong yang lain dari reruntuhan semangat. Dia membuat mudah bintang bintang haus akan ilmu pengetahuan di malam hari bahkan berani keluar berhadap-hadapan dngan dunia disiang hari.  Salah satu yang menjadi tokoh kunci dari semangat mereka adalah St. Mutmainnah Syamsu yang kerap bolak balik Mandar Jogya demi balance-nya tugas sebagai mahsiswa dan kewajiban mengabdi pada lita pembolongan. Mahasiswi S1 Psikologi di Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Jogya ini kerap saya lihat begitu agresif jika pulang dari Jogya.

Sampai hari ini, KOPI Sendana masih tetap eksist dalam aksi literasi disamping sebagai kelompok yang membangun kesadaran wisata. Pengabdian dalam dunia literasi yang dipadu dengan pengembangan wisata adalah sebuah kesadaran yang jarang terjadi. Tapi dengan Kopi Sendana, mereka adalah generasi Mandar yang terus bersorak untuk terus memesrai Mandarnya. Mereka tentu bukan generasi pengangguran, sebab diantara mereka justru banyak terlibat sebagai pendidik, tenaga medis dan sebagian masih kuliah. Dan waktu-waktu lowong merekapun menjadi ruang untuk terus bisa berbagi pada sesama.

KOPI Sendana telah membuat sebuah langkah dan terobosan baru. Tentu mereka membutuhkan nutrisi dan spirit untuk bisa menumbuhkan geliat kesadaran itu menjadi lebih kolektif. Kolektifnya disini tentu yang dimaksud adalah keterlibatan masyarakat dan pemerintah untuk ikut mengambil bagian atau bersinergi dengan mereka. Merka adalah komunitas yang senantiasa ingin berbagi, tentu saja pemerintah harus menunjukkan sikap untuk mencoba mengelaborasi makna dari apa yang mereka lakukan.

Sekedar menjadi renungan bersama. Minat Baca masyarakat Indonesia berdasarkan riset lima tahunan yang dilakukan oleh Progres in International Reading Literacy study (PIRLS) yang melibatkan siswa SD. PIRLS  merilis bahwa Indonesia berada pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel. Indonesia hanya lebih baik dari Qatar, Kuwait, Maroko dan Afrika Selatan. Tentu saja Majene dan Sulawesi Barat masuk dalam bagian itu.

Dan andaikan pemerintah serius menangani persoalan perpustakaan dan dunia literasi, tentu hal tersebut tak akan terjadi dan menimpa negara kita, sebab data terakhir menyebutkan, terdapat 169.031 SD dan Madrasah di Indonesia. Artinya, jika tiap sekolah memiliki satu perpustakaan, seperti yang diamanahkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, maka terdapat 169.031 perpustakaan di seluruh Indonesia. Jika ini terjadi, maka anak-anak akan memperoleh kemudahan mengakses bahan bacaan. (Agus M. Irkham, 2012: Gempa Literasi, Gol A Gong dan Agus M. Irkham).


Terpulang kepada kita, wabilkhusus pada pemerintah, mau tidak kita beranjak dari stigma buruk literasi kita? Jika iya, maka segeralah berbenah. Jangan dandani penguatan literasi sebagai modus mengeruk uang negara, pun jangan ada yang menjadikan gerakan literasi sebagai ajang gagah-gagahan dan banga-banggaan.

Salam Literasi !

THAMRIN, RUMAH BACA DAN MUSEUM NASKAH I MANGGEWILU BERBAKTI DENGAN BUKTI

Yayasan Rumah Buku dan Manajemen Rumpita Tinambung saat penyerahan bantuan buku dari Penerbit Erlangga ke Rumah Baca dan Museum Naskah I Maggewilu Teppo

Teppo, ia mungkin hanya sebuah nama kampung dalam administrasi pemerintahan Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene. Lingkungan Teppo tak ada bedanya dengan perkampungan lain di kota Mandar tua ini. Lalu apa yang melatarinya sehingga harus ditulis? Jawabannya tak lain karena di Teppo Rumah Baca dan Museum Naskah I Maggewilu yang intens dalam mengolah Kampung Literasi dengan Book Night atau Malam buku.

Hal lain yang membuat Teppo terasa berbeda sebab dalam komunitas masyarakat itu ada seorang pemuda literat bernama Thamrin (nama akun Fb Thamrin Uwai Randang) kelahiran 1 Januari 1984. Penganggurankah dia? Tidak. Ia bahkan bisa digolongkan sebagai manusia super sibuk. Ia abdi negara di Unsulbar dan tenaga pengajar di perguruan tinggi lain di Kota Pendidikan Majene. Selain itu, ia kerap menjadi pemandu dan peramu wisata sejarah di Museum Mandar Majene. Itulah dunia pengabdian yang diretas pemuda lajang bernama Thamrin ini.

Personil Rumah Bacanya yang terdiri dari Subhan, M. Rijal, Musa, Asbianto, Mukhlis dan Jamidin adalah kelompok pemuda langka yang mesti kita apresiasi. Betapa tidak, dunia penelusuran sejarah, pendataan cagar budaya dan penelitian adalah dunia yang kerap melingkupi kehidupan mereka sekaligus dalam aksi-aksi literasinya. Komunitasnya ini mendapuk nama besar I Manggewilu. I Maggewilu sendiri adalah sosok Towaine Mandar lampau yang ditakdirkan menjadi Istri Daetta Melanto. Dari rahimnyalah lahir manusia luar biasa I Muru Daetta Di Masighi yang mendirikan Masjid Salabose dan Masjid Pambo'borang.



I Muru Daetta Di Masighi lah yang datang membawa Syekh Abdul Mannan. Syekh Abdul Mannan berada di tanah Mandar atas peran beliau dalam pengembaraannya ke Malaka, Gresik, dan beberapa pulau di Nusantara saat itu. Selain Daetta di Masighi, ada Tuan Daeng yang eksist meyebarkan Islam ke daerah Camba, Teppo, Pambo'borang dan sekitarnya. Sementara Syekh Abdul Mannan, lebih konsentrasi di wilayah Salabose, Tande dan sekitarnya.

Latar sejarah itulah yang membuat Thamrin memaket rumah bacanya dengan museum naskah I Manggewilu. Penulis kerap menjadi bagian dalam berbagai kegiatan literasinya yang sejak satu tahun lalu ia bentuk. Hal menarik dari Rumah Baca I Manggewilu ini adalah kerelaan mereka menyambangi berbagai pelosok di wilayah Majene disamping setiap malam minggu dan rabu rumahnya selalu ramai dengan anak-anak dan warga Teppo.

Lalu dengan cara apa kita mengambil peran dalam ikut berkontribusi terhadap upaya penyelamatan generasi Majene kedepan? Tak perlu transferan jika itu tak memungkinkan dalam kas keluarga kita. Tak perlu merogoh kocek negara untuk ikut meringankan beban mereka, sebab 1 buku bacaan bagi mereka lebih bermanfaat ketimbang uang kertas 50-an ribu. 1 buku untuk mereka adalah modal untuk menentukan kemana arah kota pendidikan mau diarahkan.

Jika masyarakat Majene sedikit punya kepedulian untuk mereka dengan menyumbang satu buah buku per rumah tangga, maka tidak saja di Teppo, bahkan Rumah Baca I Manggewilu pasti akan ada disetiap kecamatan. Olehnya, kepada pembaca sekalian, mari kita ringankan hati, fikiran dan tangan kita untuk memesrai mereka lewat buku. Jadilah bagian dari solusi untuk mewujudkan kota Majene sebagai lumbung ilmu pengetahuan.


Jadikan Rumah Baca dan Museum Naskah I Manggewilu sebagai ladang amal buat siapa saja yang punya kepedulian. Salam Literasi !


Sabtu, 18 Februari 2017

REKAPITULASI PORTAL KPU RAMPUNG 100%, ABM-ENNY UNGGUL !

.
Kendati Portal KPU dan Rekapituliasi yang dilakukan sifatnya sementara dan belum final, namun apa yang dilakukan KPU ini adalah sebuah langkah maju untuk menjadikan informasi seputar pilkada ini tidak menjadi sumber polemik yang bisa memicu konflik antar pendukung. 

Perhitungan RC KPU dan QC beberapa Lembaga Survey sebelumnya juga telah merilis hasilnya dengan Kemenangan berada di Kubu Nomor 3, ABM-ENNY ini akan menjadi bahan pembanding dan referensi dalam perhitungan secara manual yang dilakukan oleh pihak Penyelenggara di tingkat PPK, KPU Kabupaten dan KPU Provinsi. 

Sebagaimana yang telh kita saksikan bersama, Rekapitulasi model C1 KPU RI untuk Pilgub Sulbar 2017 telah rampung 100 persen. Suara tertinggi di raih paslon nomor 3 ABM-ENNY dengan kemenangan tipis. ABM vs SDK selisih 4.749 suara atau 0,75 persen.

Rekap perolehan suara hasil entry KPU RI update pukul 13.45 wita, Sabtu 18 Februari 2017, masing-masing :

1. Dr. H. Suhardi Duka, MM dan H. Kalma Katta, S.Sos., MM
: 240.053 suara atau 38.01 %.

2. Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga dan H. Hasanuddin
Mashud, S.Hut : 146.769 suara atau 23.24 %.

3. Drs. H. Ali Baal, M.Si dan Hj. Enny Anggraeny Anwar :
244.802 suara atau 38.76 persen.


Berikut grafik perolehan suara model C1 KPU RI :




https://www.facebook.com/ Kadir Tanniewa.

Jumat, 17 Februari 2017

KAMUS SEJARAH : Buku Setebal 1500 Halaman Jadi Kado Istimewa MILAD RUMPITA (Bagian 4 : U-Z Selesai)


Sebagai wadah yang intens mempola gerakannya dalam dunia literasi, penguatan pada wilayah literasi dan keaksaraan mutlak dilakukan. Ada banyak tokoh yang kami himpun jejak-jejaknya, termasuk mereka yang ikut menjadi inspirasi dalam gerakan literasi. Buku setebal 1500 halaman ini memuat berbagai informasi penting tentang Sejarah, Tokoh, budaya dan  Kesenian Mandar.

Apa yang termuat dalam Buku Kamus Sejarah ini sesungguhnya adalah deretan informasi yang terpublis terpisah dan penulis ramu dalam bentuk sebuah buku, sehingga memudahkan bagi generasi kita kedepan mencari informasi tentang sejarah dan kebudayaan Mandar serta beberapa produk kebudayaan yang secara historis berhubungan dengan Mandar. Disamping itu, berbagai penelusuran dan penelitian serta kumpulan tulisan penulis yang pernah dimuat di Radar Sulbar dan media lainnya terhimpun dalam buku sesuai dengan entri atau abjadnya.

Sebagai bahan awal berikut penulis lampirkan sebagian dari entri A-Z yang berhasil kami susun dan telah menjadi naskah. Meski informasi berikut ini belum semuanya masuk tapi insyaallah dalam edisi buku akan terbaca semua informasi tentang Mandar mulai A-Z.

Bagian ke-4 ini memuat entri U sampai Z
U
UJUNG LERO
UJUNG PANDANG
ULUMANDA’
UMAR MAPPEABANG
UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 1959
UNDO
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
USMAN ALI
UWAI TAWAR
UWAKE’ CULTURE FONDATION

V

VISI MISI DAN NILAI STRATEGIS KABUPATEN POLEWALI MANDAR
VOLKSCHOOL
VOVASANGGAYU

W

WAFATNYA IMAM LAPEO
WAHYUDI HAMARONG
WAHYUDI MUSLIMIN
WATTU TALLO’BE’NA
WATTU TIMOR DI PAMBOANG
WATERBOOM POLEWALI
WIRA MARTAS
WISATA ALAM KAB. MAJENE
WISATA ALAM DI KAB. MAMUJU
WISATA RELIGI MASJID IMAM LAPEO
WENTIRA
WESTERLING


Y

YASINAN
YUNDINI HUSNI DJAMALUDDIN
YUSUF DEPPARINDING

Z

ZAINUDDIN MUHAMMAD
ZAKARIYAH HASAN YAMANI


Judul : KAMUS SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MANDAR
Diterbitkan Oleh MASYARAKAT SEJARAWAN INDONESIA (MSI) 
Cabang Sulawesi Barat Bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2017
Penulis : Drs. Darmansyah dan Muhammad Munir
Halaman :1500
Cover : Hardcover

Catatan:
Mohon bantuan para pembaca sekalian untuk membantu kami informasi yang kiranya masih banyak belum terakomodir dalam buku yang kami susun. Semoga dalam terbitan selanjutnya bisa kami revisi dan cetak langsung 200 halaman.

KAMUS SEJARAH : Buku Setebal 1500 Halaman Jadi Kado Istimewa MILAD RUMPITA (Bagian 3 : M-T)


Judul : KAMUS SEJARAH DAN KEBUDAYAAN MANDAR
Diterbitkan Oleh MASYARAKAT SEJARAWAN INDONESIA (MSI) 
Cabang Sulawesi Barat Bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2017
Penulis : Drs. Darmansyah dan Muhammad Munir
Halaman :1500
Cover : Hardcover

Sebagai wadah yang intens mempola gerakannya dalam dunia literasi, penguatan pada wilayah literasi dan keaksaraan mutlak dilakukan. Ada banyak tokoh yang kami himpun jejak-jejaknya, termasuk mereka yang ikut menjadi inspirasi dalam gerakan literasi. Buku setebal 1500 halaman ini memuat berbagai informasi penting tentang Sejarah, Tokoh, budaya dan  Kesenian Mandar.
Apa yang termuat dalam Buku Kamus Sejarah ini sesungguhnya adalah deretan informasi yang terpublis terpisah dan penulis ramu dalam bentuk sebuah buku, sehingga memudahkan bagi generasi kita kedepan mencari informasi tentang sejarah dan kebudayaan Mandar serta beberapa produk kebudayaan yang secara historis berhubungan dengan Mandar. Disamping itu, berbagai penelusuran dan penelitian serta kumpulan tulisan penulis yang pernah dimuat di Radar Sulbar dan media lainnya terhimpun dalam buku sesuai dengan entri atau abjadnya.
Sebagai bahan awal berikut penulis lampirkan sebagian dari entri A-Z yang berhasil kami susun dan telah menjadi naskah. Meski informasi berikut ini belum semuanya masuk tapi insyaallah dalam edisi buku akan terbaca semua informasi tentang Mandar mulai A-Z.

Bagian ke-3 tulisan ini memuat entri M sampai T :
M

M. ALI HATTA
MA’GILING
MALOLANG
MAUNNUS
MABUSUNG
MACCA’
MACCANRING
MACCINGGA’
MAEMUNAH
MAKAM CALLA’ KANUKU DI LUYO
MAKAM GALETTO
MAKAM KH. MUHAMMAD TAHIR IMAM LAPEO
MAKAM LOMBENG SUSU
MAKAM MARA’DIA BANGGAE
MAKAM MARA’DIA LEGO
MAKAM NENE PAKKANDE ATE
MAKAM ONDONGAN
MAKAM TUAN LANGNGARANG
MAKAM TUAN TOWARANI
MAKAM TEDONG TEDONG MINANGA
MAKAM TODILALING
MAKAM TOSALAMA BELUWU
MAKAM TOMEPAYUNG
MAKAM TOSALAMA LAMPOKO
MAKAM TOSALAMA TINAMBUNG
MAKAM TOSALAMA LAMPOKO
MAKAM PALLABUANG
MAKAM SYEKH ABDURRAHIM KAMALUDDIN
MAKAM SYEKH ABDUL MANNANN
MAMBALABA (Rencana Penentuan Calon)
MAMBI
MAMASA (Sejarah Terbentuknya Menjadi Kabupaten)
MANDAR
MANDAR BELUM SELESAI (Kumpulan Pemikiran Kebudayaan)
MANDAR NOL KILOMETER
MANDAR DAN TELUK TOMINI DALAM CATATAN BELANDA
MANGGALENRONG
MANISANG
MANYANG
MATANGNGA
MATTANDA JARI (Mappajari)
MATTANDA ALLO
MATTALE’
MAPPADUPA
MAPPAMALING
MAPPATAMMA’
MAPPURONDO
MARAYAMA
MARA’DIA
MARA’DIA BARO-BARO
MARA’DIA MALOLO
MARA’DIA MATOA
MARA’DIA MALOLO BALANIPA
MARA’DIA BANGGAE
MARA’DIA SENDANA
MARA’DIA PAMBOANG
MARA’DIA TAPPALANG
MARA’DIKA MAMUJU
MASJID ABADAN LAMBANAN
MASJID BAITUL ANWAR
MASJID MERDEKA WONOMULYO
MASJID SALABOSE
MASSOSSOR MANURUNG
MILLAWE-LAWE TOWAINE"
MUH. YAHYA NUR
MUHAMMAD AMIN DAUD
MUHAMMAD ASRI ANAS
MUHAMMAD DAENG PATOMPO
MUHAMMAD DARWIS
MUHAMMAD DARWIS HAMZAH
MUHAMMAD GAUS BASTARY
MUHAMMAD RAHMAT MUCHTAR
MUHAMMAD RIDWAN ALIMUDDIN
MUHAMMAD SYARIAT TAJUDDIN
MUNASIAH NADJAMUDDIN
MUSTAR LAZIM
MUSA KARIM
MUSEUM MANDAR
MELLUAS
MEPPASSE’
MESSISI
MESUNNA’
METINDOR
METTUMAE (Melamar)
MONUMEN GALUNG LOMBOK
MONUMEN PAHLAWAN MAJENE
MORANGNGANG

N

NABI ADAM MANUSIA PERTAMA
NABI MUHAMMAD SAW (570 SM - 632 SM)
NAINDO NAWA-NAWA
NUHIYAH PAMBUSUANG
NURDAHLAN JIRANA
NURHADI PURNOMO
NURHUSAIN

O
OBED NEGO DEPPARINDING
OCTAVIANUS
OENTARTO SINDUNG MAWARDI
OLANG MESA
ONDONGAN
ORASI BUDAYA

P

PA’DENGGO’
PADEPOKAN SILAT DI MANDAR
PAISSANGAN POSASI’ MANDAR
PAKKALOE
PAKKARACANGAN
PALLAKE
PALILI’
PALLILI
PALIPPIS
PALECE
PAMBULI
PAMBUSUANG
PAMBO’BORANG
PAMBOANG
PAMUTTU
PANTAI BAHARI
PANTAI BATUMEANA
PANTAI BAURUNG
PANTAI CINOKI
PANTAI DATO MAJENE
PANTAI MAMPIE
PANTAI MANAKARRA
PANTAI PASANGKAYU
PANTAI SARJO
PANTAI SARUDU
PANNGNGAROAN
PANGEPEANG
PANYAPUANG DI GALUNG LOMBOK
PANNEI
PAPPA’DENDANG
PAPPADAI’ TOYANG
PAPPAKEDE BOYANG
PAPPASANG
PAPPASIALA
PARTAI PEMILU I TAHUN 1955
PARTAI PEMILU 1971
PARTAI PESERTA PEMILU 1976-1997 (MASA ORDE BARU)
PARTAI PESERTA PEMILU 1999
PARTAI PESERTA PEMILU 2004
PARTAI PESERTA PEMILU 2009
PARTAI PESERTA PEMILU 2014
PARIA KAMBU
PARU’
PARE UMA
PASANREANGIN
PASSA’LA’
PASSAPU
PASSATTUNG
PASSAYANG-SAYANG
PASSULLURANG BASSI DI LAKAHANG
PASSUKKEANG
PASSOKKORANG
PATTAE
PATTALE KITTA
PATTOLO' LIPU
PATTAWAO
PATTINJO
PATUNG SIKENDENG
PATTU’DU’
PAULUS SILA’BA
PIFAF
PITU BA'BANA BINANGA (PBB)
PITTEPPE UMA
PUANG ANNA MUHAMMAD
PUANG & DAENG  (Sistem Nilai Budaya Orang Balanipa-Mandar)
PUANG DIPOYOSANG
PULAU BATTOA
PULAU DEA-DEA
PULAU GUSUNG TORAJA
PULAU KARAMPUANG
PULAU KARAMASANG
PULAU LANDEA
PULAU PANAMPEANG
PULAU PANAMPEANG
PULAU TAI MANU’
PULAU TOSALAMA
PUNCAK SALABOSE
PUNGGAWA MALOLO
PURA KADA DI DAMA’-DAMA’
PURA LOA DI MALUNDA
PURA LOA DI SUNGKI’
PURA LOA DI TADZUANG
PURA LOA DI ULUMANDA’
PUS (PITU ULUNNA SALU)
PELATTIGIANG
PEMALI
PEMERINTAH KERAJAAN BALANIPA (1940-1950)
PEMERINTAH KERAJAAN BANGGAE (1940-1950)
PEMERINTAH KERAJAAN BINUANG  (1940-1950)
PEMERINTAH KERAJAAN MAMUJU (1940-1950)
PEMERINTAH KERAJAAN SENDANA (1940-1950)
PEMERINTAH KERAJAAN PAMBOANG (1940-1950)
PEMERINTAH KERAJAAN TAPPALANG  (1940-1950)
PENCAK SILAT TAHUN 1978
PENDUDUKAN JEPANG DI MANDAR
PENDOPO WONOMULYO
PEPUTI’ CINA
PERDA HARI ULANG TAHUN MAJENE
PERANGKAT LEMBAGA ADAT ADOLANG
PERJANJIAN AJATAPPARENG
PERJANJIAN RANTE BULAHANG
PERJANJIAN SALEMO
PERMANDIAN ALAM NUSANTARA
PERMANDIAN ALAM RAWA BANGUN
PERMANDIAN SOLONG
PERTEMPURAN DI TONYAMANG DAN SEKITARNYA
PERPUSTAKAAN RAKYAT SEPEKAN (PRS)
PERISTIWA MERAH PUTIH DI TINAMBUNG
PEURI’
POPPO’

Q

QUR’AN TERTUA DI MANDAR

R

RABANA (RAWANA)
RADEN MAS SURYODILOGO
RAJA-RAJA GOWA
RAKHMAT AR.
RAMLI RUSLI
RANTE BULAHAN
RATE’ SAMMANG 
RIRI AMIN DAUD
RITUAL PELANTIKAN RAJA SENDANA
RUKKALU’MU
RUMAH ADAT MANDAR
RUMAH ADAT MAMASA
RUMAH ADAT RAMBU SARATU
RUMAH MANDAR (Bentuk dan Maknanya)
RUMPITA (Rumah Kopi dan Perpustakaan)
RUMAH ADAT MAMUJU
RUSBI HAMID
REGANG
ROBERT ELY SIPAYO
ROPPO
ROSMIANI ACHMAD
ROPPO ATAU RUMPON

S

S. FADL  AL MAHDALY
S. MENGGA
STAI DDI POLEWALI
SA’BE
SAHABUDDIN MAHGANNA
SAID SAGGAF
SAIYYE’
SALASA’
SALIM S. MENGGA
SALEMO
SALOKKO’
SAMAR MADDAUNGAN
SAMA UNDING
SAMURAI JEPANG
SAMBUTAN DATU KARAPPUANNA ADHOLANG
SANDEQ/SANDE’
SAPUTANGAN BARATA
SAPPULO SOKKO’
SAPPULO SOKKO’ ADA’ BALANIPA
SAPPULO SOKKO ADA’ BANGGAE
SAPPULO SOKKO’ ADA’ SENDANA
SATINJA
SAYOANG
SIGAR
SILSILA TAU SAPPULO MESA
SITTI HA’DARA
SITUS KALUMPANG
SIRI’
SIRONDO-RONDOI
SUDARMI MUSTADJAB
SUHARDI DUKA
SUKU MAKASSAR
SUKU MAMASA
SULAWESI BARAT DAN SEJARAHNYA
SUMAU’
SUNGAI MAPILLI
SUPARMAN SOPU
SURADI YASIL
SURE’ SA’BE MANDAR
SURYANANDA
SEJARAH DAN PENGERTIANNYA
SEJARAH HARI JADI MAMUJU
STEMPEL KERAJAAN PAMBOANG
SEMINAR BUDAYA 1971
SEMUEL MATASAK
SENDANA DAN STRUKTUR PEMERINTAHANNYA
SENGO-SENGO
SOMBA (KULINER TUING-TUING)
SYAFRUDDIN KAMBO
SYAIFUL SINRANG
SYARIKAT ISLAM DI MANDAR
SYUKUR RAHIM
SYUMAN SAEHA
SYEKH AL-ADY
SYEKH ABDUL MANNAN
SYEKH AL-ADIY
SYEKH ABDURRAHMAN
SYEKH ABDURRAHIM KAMALUDDIN
SOFYAN SAGENA

T

TA’BI LOWE
TABANG
TABULAHAN.
TADZUANG PAMBOANG
TADJUDDIN NOOR
TAKATIDUNG
TAMMAJARRA
TAMMALELE
TAMMAUNI PUE BALLUNG
TANDIBELLA KAKANNA I PATTANG
TAPPALANG DAN ASAL USULNYA
TARI TOERANG BATU
TARREANG
TASHAN BURHANUDDIN
TINJA’
TUAN DI BULO-BULO
TUAN DI MALAYU
TUING-TUING
TEATER FALAMBOYANT
TENGGA-TENGANG LOPI
TETU’
TOBISSE DI TALLANG
TODANG-TODANG
TODIBOSEANG
TOKEPPA
TOKOMBONG DI BURA
TOKKONA TO MANDAR
TOLO’
TOMBO PALUA
TOMAKAKA’
TOMAKAKA’ LOPPONG
TOMAKAKA SEKUTU BALANIPA MENYERANG PASSOKKORANG
TOMANURUNG
TOMATINDO DI BALITUNG
TOMINI
TOMINI DAN HUBUNGANNYA DENGAN MANDAR
TOMISSAWE DI MANGIWANG
TOMONETE DI TARRAUWE
TONISESE’ DI TINGALOR
TOPEMBUNI
TOPOLE DZI BALITUNG
TOPOYO
TOSALAMA’

TOYANG

Catatan:
Mohon bantuan para pembaca sekalian untuk membantu kami informasi yang kiranya masih banyak belum terakomodir dalam buku yang kami susun. Semoga dalam terbitan selanjutnya bisa kami revisi dan cetak langsung 200 halaman.

BERSAMBUNG.........................