Arajang adalah
kepala pemerintahan di kerajaan Balanipa, yang tak boleh bertindak
sendiri-sendiri. Segala hal yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan
pemerintahan harus melalui musyawarah dan mufakat dengan hadat. Dalam
pengangkatan seorang Mara’dia Balanipa yang baru, proses pencalonan
dilaksanakan oleh hadat dari Appeq Banua
Kaeyyang (Napo,
Samasundu, Mosso, Todang-todang) secara musyawarah dan mufakat, kemudian
hasil akan disampaikan kepada Papuangan Limboro dan Pappuangan Biring Lembang.
Kedua
anggota hadat ini membawa kedalam sidang hadat Balanipa, nanti setelah
persetujuan didapatkan kemudian di laksanakanlah pengangkatan. Hadat mempunyai
wewenang memecat seorang raja. Namun tidak sebaliknya, raja tidaklah dapat
memecat hadat, kecuali melalui persetujuan hadat dan pejabat-pejabat lain yang
berhak memilih. Tidak mutlak calon untuk mengisi kekosongan raja, keturunan
dari raja yang baru saja meletakkan jabatannya, tetapi dapat juga dari
keturunan dari raja-raja terdahulu, seperti keturunan (bija) I Manyambungi (Todilaling).
Adapun
susunan raja Balanipa adalah sebagai berikut:
1.
I Manyambungi, putera Puang di Gandang, cucu dari Taurra-Urra (bergelar Todilaling) berkuasa
pada tahun 1520-1552
2.
Billa-Billami, putra raja pertama (bergelar
Tomepayung). Berkuasa pada tahun 1552-1602
3.
I Daeng Mangapi, putra raja pertama (bergelar Todijalloq). Berkuasa pada tahun
1602-1608
4.
Tandibella Kanna I Pattang, putra Todijalloq (bergelar Daetta
Tommuane). Berkuasa pada tahun 1608-1618
5.
Todigayang Dibuku, putra Tandibella Kanna I Pattang. Berkuasa pada tahun 1618
6.
Todiboseang di Kaeli, putra Tandibella Kanna I Pattang
7.
I Daeng Mattikka, putra Tandibella Kanna
Ipattang (bergelar tomatindo di bura)
8.
Puatta I Moking, putra Tandibella Kanna I
Pattang (bergelar tomatindo di sattoko)
9.
I Daeng Marappi, putra I Daeng Mattikka (bergelar Tolambus). Berkuasa pada tahun
16.. -1660
10. I Daeng
Mallari’, putra Todiboseang di Kaeli (bergelar
Tomatindo di Buttu atau Todipessoq di Galesong). Berkuasa pada tahun 1660-1667
11. Puatta I
Lambo, putra Puatta I Moking (bergelar
Tomatindo Di Langgana). Berkuasa pada tahun 1667-
12. I Ma’ga Daeng Rioso’, putra Todigayang di Buku, cucu dari Tandibella
Kanna I Pattang (bergelar Tomappatumballe Litaq Mandar
atau Todipolong) berkuasa pada tahun 1669-1672
13. Puatta I
Lambo, putra Puatta I Moking (bergelar
Tomatindo di Langgana), raja ke-11 (periode ke-2). Berkuasa pada tahun 1672-
14. Tomate
Malolo, putra I Daeng Mallariq (raja ke-10)
15. Tomatindo di
Limboro, cucu Todiboseang Dikaeli (raja ke-6)
16. Tomakkasi-asi,
cucu Todiboseang Dikaeli (raja ke-6)
17. Puatta I
Lambo, putra Puatta I Moking (bergelar
Tomatindo di Langgana) raja ke-11, ke 13
(periode ke-3)
18. I Mannawari,
putra Puatta I Lambo (raja ke-11, 13 dan 17) (bergelar Tomatindo di Barugana)
19. Tomatindo di
Tammangalle, putra putra Tomatindo di
Limboro (raja ke-15)
20. Tomatindo di
Pattinna, cucu Puatta I Moking (raja ke-8 dan ke-9).
21. I Mannawari,
putra Puatta I Lambo (raja ke-11, 13 dan 17(bergelar Tomatindo
di Barugana), raja ke 18 (periode ke-2).
22. Tomatindo di Pattinna, cucu
Puatta I Moking (raja ke- 8 danke-9), raja ke-20 (periode ke-2).
23. I Mukki
Daeng Manguju, cucu I Ma’ga Daeng Rioso (raja ke-12).
(bergelar Tomatindo Disalassa’na).
24. Tomatindo di
Pattinna, cucu Puatta I Moking (raja ke- 8 dan ke-9), raja ke-20
dan ke-22 (periode ke-3)
25. I Muki Daeng Manguju, cucu I Ma’ga Daeng Rioso (raja ke-12) (bergelar Tomatindo di Salassa’na), raja
ke-18, ke-23 (periode ke-2)
26. I Daeng
Mattuli, putra I Mannawari (raja ke-18) (bergelar Tomappelei Balinna)
27. Puatta I
Senong, putra I Mannawari (raja ke-18) (bergelar tomessuq dikotana)
28. Daeng Massikki, putra I Mannawari (raja ke-18 yang bergelar Tomatindo di Lakka’ding)
29. Tomatindo di
Binanga Karaeng, putra I Mannawari (raja ke-18)
30. I Daeng Pa’ Awe, putra
tomatindo di tammangalle (raja ke-19) (bergelar Tomessu di Talolo dan dikenal juga
dengan Puanna I Padang)
31. Tomatindo di
Lanrisang, cucu Tomatindo di Limboro (raja ke-15).
32. I Daeng Pa’
Awe, putra Tomatindo di Tammangalle (raja ke-19) (bergelar Tomessu di Talolo
dan dikenal juga dengan Puanna I Padang) raja ke-30
(periode ke-2).
33. Puanna I
Calla, putra I Daeng Mattuli (raja ke-26 yang bergelar Tomattole’ Ganranna)
34. Tomappelei
Pattuyuanna, putra I Daeng Mattuli (raja ke-26
35. Pakkacoco,
putra Tomatindo di Lanrisang (raja ke-31)
36. Tomate Macci’da, putra Puanna I Calla (raja ke-33)
37. Pakkalobang
, putra Tomappelei Pattuyuanna (raja
ke-34) (bergelar Tomonge Alelanna)
38. Panggandang
Puanna I Ratti, I Daeng Mattuli (raja ke-26) (putra Pakkatitting raja Sendana
merangakap raja Pamboang)
39. Pammarica,
putra Pakkacoco (raja ke-35)
40. Kakanna I
Ye’da, cucu I Daeng Mattuli (raja ke-26)(bergelar Tomessuq di Mosso)
41. Pammarica,
putra Pakkacoco (raja ke-35) dilantik jadi raja ke-39 (periode ke-2)
42. Panggandang
Puanna I Ratti, raja ke 38 (periode ke-2)
43. I Kambo,
putra Tomate Macciqda (raja ke-36)(bergelar Tomatindo di Lekopaqdis).
44. Passaleppa (Ammana I Bali), putra I Daeng Pa’ Awe (raja
ke-32).
45. Mandawari,
putra Passaleppa (raja ke-44)(bergelar Tomelloli
atau Mara’dia Kecce) berkuasa tahun 1870-1872.
46. I Baso
Boroa, putra I Kambo (raja ke-43)(bergelar Tokape atau Todibuang Di Pacitan)
berkuasa pada tahun 1872-1873.
47. Mandawari,
putra Passaleppa (raja ke-44)(bergelar Tomelloli
atau Mara’dia Kecce) raja ke 45 (periode ke-2) berkuasa pada tahun 1874-1880.
48. Sanggaria,
cucu Pakkalobang (raja ke 37) (bergelar
Tonaung Anjoro) berkuasa pada tahun 1880-1885.
49. Mandawari,
raja ke-45 dan 47 (periode ke-3) berkuasa pada tahun 1885-1906.
50. La’ju Kanna
I Doro, bergelar Tomatindo di Judda, cucu Tomate Macci’da (raja ke-36), Berkuasa pada tahun
1906-1927.
51. H. Andi Baso Pawiseang, cucu I Baso Boroa
(raja ke-46) berkuasa pada tahun 1927-1947.
52. Sugiranna
Andi Mania/Hj. Andi Depu, putri La’ju Kanna I Doro (raja ke-50) (bergelar ibu Agung-Tomuanena Mandar atau Mara’dia
Towaine) berkuasa padatahun 1947-1959
53. Hj. Syahribulang Batara Tungka, cucu I Baso Boroa (raja ke-46), bergelar Puang Monda’) berkuasa
pada tahun 1959-1963.[1]