Catatan dari Kampanye Akbar ABM-ENNY di Mamuju :
Sun Tzu, Jenderal Tiongkok
di Abad Ke-5 SM, pernah berkata, " Untuk dapat mengalahkan lawanmu, kamu
harus menjadi dan berperilaku seperti musuhmu". Filosofi yang tertuang
dimanuskrip Art of War itu sebisa mungkin "Dinamisasi konteksnya",
mampu direplikasi oleh think tank ABM pada pilgub Sulbar 2017. Layaknya sebuah
perang, mematahkan supermasi taktik SDK selama menjadi petarung kuat di
Mamauju. Meski kali ini nampak bahwa kemenangan SDK di Mamuju bisa dibilang tipis
dari perkiraan. Kemenangan tipis adalah hal yang rawan, sebab menang tapi
tipis.
Catatan ini bukanlah
rekomendasi, melainkan reka simulasi startegi dan seni perang yang tidak
semudah mengamalkan teori, tetapi segala aspek pendukungnya harus tepat dan
efisien. Dari record pertarungan SDK di Mamuju, tentu memilik strategi jitu
yang kemudian bisa saja, bukan tidak mungkin akan diadopsi dalam skala besar.
Para pemikir ABM sepertinya menyadari hal-hal yang akan dijadikan starategi
oleh SDK, sehingga untuk wilayah Mamuju ABM tentu bisa bicara banyak, terlebih
dengan melihat record ABM tahun 2011 yang mampu meraih 18% di Mamuju tanpa
dukungan dari Bupati Manapun, serta melawan Incumbent AAS.
Namun kini ABM kian kuat
dengan lapisan kekuatan penuh Anwar. Bahkan kemenangan ABM di Mamuju bukanlah
hal yang mustahil jika melihat progresnya kali ini. Menyadari bahwa, meski
cukup sekedar mengandalkan kekuatan figur untuk mengalahkan SDK yang diperkuat
sejumlah Bupati. Namun seperti umumnya, sebuah perang, penulis menilai taktik
menjadi bagian yang sangat penting dalam mencari kemenangan. Memandang itu,
dengan mereplikasi filosofi Art Of War, seni berperang yang dicetuskan Tzu pada
abad 5 SM silam. Kejuatan itu yang akan memaksa SDK merefleksi internal.
Taktik dengan cara politik
SDK "mungkin" menjadi efektif untuk diterapkan, namun tidak serta
merta diciplak secara total melainkan penyesuaian yang tepat. Dengan sisa 35
hari lagi, cara keji (red: Sun Ztu) yang dilakukan dengan membiarkan terjadinya
perang terbuka di Polman, SDK mengalami hard landing dan ABM justru Soft
landing di Mamuju.
Dengan segala potensi ABM,
maka taktik meniru lawan, jika salah satu elemen Art Of War ala Sun Tzu yang
tidak dipraktikkan maka akan berakibat fatal. Selaian memahami lawan, tentu
wajib mengenali kekuatan sendiri. Jika memahami keduanya, maka tidak akan risau
dalam menghadapi ratusan pertempuran, demikian teori Sun Tzu. Dengan demikian
kemenangan apik akan menjadi buah yang dibayar tuntas, meski belum tentu kalah
dengan tidak menggunakan teori ini. Sebab ini sekedar mereka-reka pertarungan
pilgub berdasarkan teori perang ala Sun Ztu pada zaman yang berbeda.
Ini adalah goresan refleksi
dan koreksi, betapa setiap kekuatan strategi memiliki anti klimaks. Saat sebuah
pertarungan kuat sesorang sudah tampil sangat impresif maka pada
"pertandingan" berikutnya, biasanya akan tampil dengan anti klimaks.
Ya, klimaks dan anti
klimaks, namun kondisi ABM yang gemilang di Polman justru tidak mampu
dipertahankan SDK di Mamuju bahkan sampai 15 Februari 2017. Ini hanya sekedar
analisa yang tentu memiliki banyak potensi sanggahan dan bersyukurlah jika
rupanya lebih berpeluang pada dasar kemenangan. Semoga pilkada berjalan damai
dan penuh cinta persatuan serta kemajemukan.
Rasa penasaran untuk saling
mengalahkan dan untuk memulai kemenangan pertama dan kesekiannya, adalah syarat
yang bakal mewarnai perhelatan. Apa yang pernah ditorehkan Sun Ztu dalam setiap
kemenangannya bisa menjadi cetak biru bagi siapapun, terlebih mereka yang
memiliki prasyarat mutlak yang lengkap. Kekuatan ABM di Mamuju oleh SDK harus
segera disadari, sebab justru kemenangan ABM semakin besar. (Muhammad Munir)
NB:
Catatn penulis yang seharusnya menjadi renungan bagi setiap TIM Sukses untuk bisa membangun paradigma politik tanpa gaduh dan menjadi lebih cerdas berpolitik serta mencerahkan.
Foto: Dokumentasi Kampanye Akbar ABM-ENNY di Mamuju, 8 Januari 2017
(Dokumentasi : Muhammad Arif dan Hamka Hammanur-DPD PAN Polman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar