Senin, 13 Juni 2016

MANYANG

MANYANG

Minuman khas Mandar yang bernama "Manyang "atau Tuak, atau oleh Orang Bugis Makassar dinamai Ballo, Saguer (Kata Orang Sanger) dan Akel (kata orang Minahasa). Siapapun yang ada di Mandar dan pernah datang mengunjungi daerah Mandar atau yang sekarang dikenal Sulawesi Barat, pasti pernah mendengar dan mengetahui mengetahui jenis minuman tradisional yang bisa menjadi minuman beraroma khas dan nikmat "Manyang Mammis " atau tuak manisdan bisa menjadi minuman beralkohol tinggi jika diproses dalam bentuk minuman yang lebih dikenal dengan "Manyang Paiq" atau tuak pahit.
Baik Manyang Mammis ataupun Manyang Paiq, adalah minuman yang diproduksi secara tradisional oleh masyarakat tanpa ada campuran kimia ini memang dihasilkan oleh para petani yang daerahnya banyak dipenuhi pohon "Manyang" atau Pohon Aren. Manyang yang diproduksi menjadi minuman manyang mammis ini selain untuk menjadi minuman kesehatan, juga merupakan bahan untuk membuat "manisan".

MANISANG

Manisan adalah hasil dari proses pengawetan manyang yang ditanak, dengan pemanasan ini, manyang ini akan sedikit mengental dan menjadi cairan gula (gula cair) dan dari manisan ini kemudian jika diproses lagi. Dengan cara dipanaskan dengan suhu yang tinggi cairan manisan tadi akan mengental (mapuliq) dan langkah selanjutnya cairan yang sudah kental dan berbentuk kayak adonan kue ini di tuang ke wadah atau lembaga tertentu (kebanyakan dari tempurung kelapa atau kaqdaro), didinginkan dan kemudian dikeluarkan dari wadah tempurung itu, sehingga terbentuk bulat seperti bentuk kelapa dibelah. Dan hasil dari proses inilah kemudian atau golla mamea (gula merah atau gula aren).
Untuk diketahui, bahwa Manisan adalah bahan yang yang digunakan oleh masyarakat dalam memuat Bajeq (Bayeq). Dan sebelum dicetak dalam wadah tempurung, ada juga cara satu jenis cemilan yang namanya "Golla Coba" atau gula yang dibuat dalam bentuk permen yang biasanya dibungkus pake kulit jagung.Adapun Manyang paiq juga berasal dari sumber yang sama dengan manyang mammis tapi prosesnya yang beda. Manyang paiq ini memang diformulasi khusus oleh para petani yang akrab dikenal "Passari Manyang" sesuai order atau pesanan. Manyang Manyang Paiq ini dibuat dan punya campuran, cara dan perlakuan yang khusus. 


Jumat, 10 Juni 2016

Profil Singkat Darwin Badaruddin, Penulis Antologi Puisi "Potret Hitam Putih"

Darwin Badaruddin, Lahir di Polewali 22 Agustus 1961. Anak kedua dari pasangan Badaruddin dan  Hj. Ballu. Penulis dikaruniai dua orang anak Moh.Eka Lesmana dan Nur Ulfah Fakhrunnisa dari isteri bernama Hj. Harlina Halanding.
Menulis puisi, cerpen dan artikel sejak duduk di bangku SMA. Tahun 1982 dinobatkan oleh Harian Fajar Makassar sebagai Penulis Puisi Remaja Favorit, Tahun 1984 mendirikan teater Badai Makassar. Tahun 1986  mengikuti Fesitval Teater se Sulawesi Selatan. 
Naskah drama yang telah ditulis; Yaumul Jaza’, Episode Putih Tahun Gajah dan Rumah-rumah Kardus. Menyutradarai beberapa naskah drama, antara lain; Detak-detak Kemerdekaan (Syahrul Hidayat), Abu (B.Soelarto), Mereka Mulai menyerang (Rahman Arge), Domba-doba Revolusi (B.Soelarto), Interogasi I (Arifin C. Noer), Yaumul Jaza’, Muslim Sejati  dan Rumah-rumah Kardus.
Aktif dalam berbagai kegiatan organisasi kepemudaan, Pengurus KNPI Kab. Polmas 1994 – 1998, dan 1998 – 2002, Ketua MKKS Kab. Polmas 2004 – 2006, Sekretaris Umum PGRI Kab. Polmas (2004 – 2009).
Karier PNS diawali sebagai Guru pada SMEAN 1 Pinrang (1988), , Kepala SMKN 1 Polewali 2001 – 2006.  Kabid Dikmen Disdik Polman (2006), Tahun 2008 Sekretaris pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Polewali Mandar dan pada Bulan Februari 2010 diangkat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Polewali Mandar.

Tahun 2011 menerbitkan Antologi Puisi "Potret Hitam Putih". http://www.jendelasastra.com/user/darwin-badaruddin

KUTIKA (PUTIKA)


 Catatan: Muhammad Munir

Suku Mandar memiliki banyak kearifan tradisional yang sampai saat ini terus diyakini dan dipelihara dengan baik. Salah satu dari kearifan tersebut adalah cara menentukan hari baik untuk memulai suatu aktifitas yang dinamakan dengan Kutika. Kutika dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan hari baik bila ingin melakukan berbagai kegiatan seperti mendirikan rumah, memulai hari pertama mencari rejeki semisal kegiatan perdagangan, merantau, memulai hari menabur benih, hari pernikahan bahkan untuk menentukan hari memulai penyerangan terhadap musuh. Untuk kebutuhan tersebut, suku Mandar menentukan hari pertama setiap bulannya melalui pemantauan terhadap bintang-bintang dilangit.
Masyarakat Mandar meyakini pergerakan bulan dan benda-benda angkasa lainnya tersebut sangat mempangaruhi aktifitas dan keberuntungan manusia setiap harinya bahkan setiap jamnnya. Jadi dari perhitungan pergerakan bulan dalam mengitari bumi tersebut, masyarakat Mandar mempelajari metode dan  pencarian hari-hari baik yang dinamakan ‘kutika’.
Berdasarkan jenisnya, kutika di Mandar dikenal beberapa jenis berdasarkan metodenya, yaitu: Kutika Perang, Kutika Mencari Rejeki Dan Kutika Untuk Kegiatan Sosial. Ketiga KUTIKA itu berpedoman pada masa perputaran Bulan mengitari Bumi, sebagai pedoman untuk menentukan hari pertama setiap bulannya, seperti halnya yang dilakukan oleh orang Jawa yang dikenal adanya Mujarobat.
Mujarobat adalah  kitab tradsional untuk menentukan hari pasaran dan untuk menentukan hari baik untuk memulai suatu aktifitas
Sampai hari ini, di Mandar masih menggunakan metode pencarian hari-hari baik dalam bentuk bilangan amessa (sembilan), bilangan pitu (tujuh), dan bilangan duappulo (dua puluh). Yang terakhir ini merupakan adopsi dari kutika orang Bugis Makassar khusus untuk mencari hari baik untuk melaksanakan pernikahan.
Bagi masyarakat Bugis Makassar pernikahan adalah suatu hal yang sakral yang merupakan suatu pengukuhan dua pasang manusia yakni Pria dan Wanita yang diikat dalam satu kesatuan utuh yang diharapkan selalu bersama hingga akhir hayat, sehingga pernikahan juga hendaknya butuh perencanaan yang kuat karena ini merupakan pertaruhan masa depan.
Masuknya Islam di Sulawesi, dalam hal ini Mandar, ternyata bukan hanya mengubah agama masyarakat asli saat itu. Namun juga mempengaruhi secara kuat wajah peradaban masyarakat saat itu. Masyarakat menjadi sangat akrab dengan ajaran serta kebudayaan Islam. Saya kadang beda fikiran dengan beberapa orang yang mengatakan bahwa kutika itu bukan budaya Islam, karena islam tidak mengenal hari yang buruk. Semua hari baik untuk melakukan berbagai aktifitas apapun, jadi tidak perlu mencari hari-hari baik.
Tentu saja pernyataan itu tidak salah, hanya saja perlu sedikit pengkajian bahwa Islam adalah agama yang serba teratur, tertib dan semua harus mengikuti hukum-hukum itu dengan tertib. Rasulullah saja, saat akan hijrah ke Madinah, beliau berangkat dari rumahnya pada malam 1 Muharram dan memilih bermalam di gua Tsur selama 3 malam.
Itu artinya Rasulullah telah menanamkan dasar-dasar pencarian hari baik untuk melakukan sebuah perjalanan. Padahal kalau dipikir-pikir, seharusnya Rasulullah langsung saja ke madinah pada malam itu, karena bagaimanapun beliau adalah manusia yang selalu dilindungi keselamatannya oleh Allah. Tapi toh Rasulullah tidak melakukan itu. Dan ini adalah metode Rasulullah menanamkan dasar-dasar ilmu falaq dan pencarian hari-hari baik pada umatnya.
Dan ternyata, dalam perkembangan selanjutnya sangat mempengaruhi cara masyarakat dalam perhitungan hari, bulan, dan tahun, yakni dengan menggunakan kalender Hijriah.
Orang Mandar sejak dahulu selalu berpedoman pada bilangan bulan hijriah. Sangat berbeda dengan masa kini, yang menggunakan kalender Masehi secara umum, meski masih tetap menggunakan kalender hijriah dalam penetapan hari baik untuk melakukan sesuatu.
Penggunaan kalender Hijriah dapat dilihat dari setiap orang yang mau melaksanakan sesuatu, pencarian harinya menggunakan kalender hijriah yang dikorelasikan dengan metode kutika yang difahaminya.
Selain itu, naskah lontaraq yang ada pada masa-masa awal masuknya Islam di Mandar, juga kerap kita temukan naskah lontaraq yang merupakan catatan pencarian hari-hari baik atau kutika. Naskah lontaraq memang banyak berisi tentang kutika, misalnya melihat hari-hari apa saja yang baik dalam bulan Muharram untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan rezeki. Seperti perkawinan, bercocok-tanam, membuat peralatan, pindah rumah, potong rambut, dan lain sebagainya.
Karena itu jangan heran jika menemukan catatan lontaraq kebanyakan menggunakan 12 bulan Hijriah dan tujuh nama hari dalam sebutan Hijriah (al-Ahad, al-Itsnayn, ats-Tsalaatsa‘, al-Arba‘aa, al-Khamiis, al-Jum‘aat, as-Sabt) dalam naskah Kutika. Perhatikan catatan atau lontaraq Tuan di Bulo-Bulo dan Lontaraq-Lontaraq lain, pasti hal tersebut dapat dengan mudah kita temukan.
Museum Sulteng terbilang cukup banyak memiliki koleksi naskah lontara dan kutika. Sedikitnya ada 50 naskah Lontaraq tua yang berbetuk buku dan dalam kondisi yang terawat. Naskah Lontara tersebut tidak hanya berasal dari Lembah Palu saja, namun juga berasal dari Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Mautong, Kabupaten Donggala, hingga Kabupaten Banggai.
Naskah tua yang berhubungan dengan masuknya Islam ke Lembah Palu, berisikan petuah serta tatakrama dalam berkehidupan itu ditulis dengan aksara Lontara yang dimiliki oleh orang Bugis-Makassar dan Mandar, sehingga ditenggarai masuknya naskah Lontara ke Lembah Palu bersamaan dengan masuknya para mubaliq Bugis-Makassar dan Mandar ke Lembah Palu.

Naskah Lontaraq umumnya dimiliki oleh para mubaligh Bugis-Makassar dan Mandar yang menyebarkan syiar Islam di Lembah Palu. Periodesasi syiar mubalig asal selatan itu ditengarai pada masa sesudah Datokarama atau pada abad ke 18 dan 19.

Jumat, 03 Juni 2016

Silabus Dakwah Ramadhan !

 Silabus ini disusun oleh Muhammad Munir


NO
JUDUL

URAIAN
REFERENSI

1.
Optimalisasi Ibadah Ramadhan
1.       Kegembiraan Menyambut Ramadhan.
2.       Target Ibadah Ramadhan :
a.       Taqarrub Ilallah
b.      Tadzkiyatun Nafs
c.       Pemakmuran Masjid
QS. 2  : 183


2.
Hakikat Ibadah Ramadhan
1.       Ramadhan Melatih diri Meningkatkan Taqwa
2.       Hakikat Ibadah Ramadhan :
a.       Memperbaiki Keislaman diri
b.      Memperbaiki Keislaman Keluarga
c.       Memperbaiki Keislaman Masyarakat
QS. 2  : 183
QS.66 : 6

3.
Iman,Ilmu dan Amal
1.       Hubungan antara Ilmu dan Iman
2.       Kewajiban Beramal dengan Ilmu
3.       Nilai Manusia tergantung Iman dan Amal
QS.58 : 11
QS.17 : 36
QS.95 : 4-6

4.
Keutamaan Shalat Berjamaah
1.       Keharusan Menunaikan Shalat Berjamaah
2.       Keutamaan Shalat Berjamaah
a.       Nilai pahala yang lebih besar
b.      Memperkokoh semangat persatuan


5.
Shalat Berjamaah di Masjid
1.       Keharusan Laki-Laki Shalat di Masjid
2.       Abdullah Bin Ummi Maktum,Buta tapi tetap ke Masjid
3.       Manfaat Shalat di Masjid :
a.       Mendapat pahala yang besar
b.      Memiliki tanggung jawab social
c.       Tumbuh kesadaran Pemakmuran Masjid


QS. 9  : 18


6.
Makna dan Hakikat Sabar
1.       Sabar,makna dan hakikatnya
2.       Macam-macam Sabar :
a.       Sabar atas cobaan dunia
b.      Sabar dari keinginan nafsu
c.       Sabar dalam taat
d.      Sabar atas beban dakwah
e.      Sabar saat pertempuran
f.        Sabar dalam hubungan manusiawi
QS. 2  : 155

7.
Hak Asasi Manusia dalam Islam
1.       Manusia merupakan makhluk yang mulia
2.       Hal-hal yang menjadi hak manusia untuk dipelihara:
a.       Agama
b.      Jiwa
c.       Kehormatan
d.      Akal
e.      Harta
QS.2    : 193
QS.12  : 53
QS. 4   : 68
QS. 5   : 58
QS. 63 : 9

8.
Taqwa dan Keuntungannya
1.       Keharusan Memperkokoh Taqwa
2.       Pengertian Taqwa
3.       Keuntungan Orang  yang bertaqwa:
a.       Diberi jalan keluar dari masalah
b.      Mendapat rezki dari yang tak terduga
c.       Dimudahkan urusannya
d.      Digandakan pahalanya
e.      Mampu membedakan hak dan  bathil
QS. 3   : 102
QS. 65 : 2-5
QS. 8   : 29


9.
Profil Orang yang Bertaqwa
1.       Beda, antara yang bertaqwa dengan yang tidak
2.       Profil orang yang bertaqwa:
a.       Memiliki keimanan yang mantap
b.      Dekat kepada Allah swt.
c.       Siap berkorban jiwa dan harta
d.      Berhubungan baik dengan sesama
QS. 2  : 2-5
QS, 2  : 177

10.
Tawakkal itu Indah
1.       Makna dan keharusan Tawakkal
2.       Rukun Tawakkal :
a.       Mengenal Allah dengan segala sifatnya seperti : Maha Kuasa,Kaya,tempat meminta dll.
b.      Kemantapan hati dalam Tauhid
c.       Menyandarkan hati sepenuhnya kepada Allah
d.      Baik sangka kepada Allah



QS. 3  : 160

11.
Pengaruh Tawakkal
1.       Tawakkal kepentingan manusia
2.       Buah Tawakkal :
a.       Ketentraman
b.      Kekuatan
c.       Keperkasaan
d.      Ridha  (Kepuasan)
e.      Harapan (Optimis)
QS. 10  : 71-72
QS. 11  : 54-56
QS. 8    : 49
QS. 21  : 83-88


12.
Jalan Menuju Tawakkal
1.       Tawakkal Menggunakan Jalan yang ditentukan Allah
2.       Jalan Menuju Tawakkal :
a.       Mengetahui Asma Allah
b.      Tsiqoh (Percaya) pada Allah
c.       Mengenal kelemahan diri sendiri
d.      Bergaul dengan orang yang bertawakkal
e.      Mengikuti jejak generasi yang Tawakkal
f.        Mengetahui keutamaan Tawakkal
QS. 67 : 29
QS. 51 : 20-21
QS. 19 : 1-2
QS. 65 : 3

13.
Kendala Tawakkal
1.       Manusia kadang kala tidak Tawakkal
2.       Kendala dalam Tawakkal
a.       Tidak Mengetahui kedudukan Allah
b.      Tertipu diri sendiri
c.       Condong kepada Makhluk
d.      Terpedaya denga dunia
QS. 6   : 17
QS. 18 : 42-44
QS. 7   : 194
QS. 3   : 14

14.
Nikah Dalam Pandangan Allah
1.       Anjuran Untuk Menikah
2.       Nikah merupakan sesuatu yang agung dan sakral,jangan menodai pernikahan dengan sesuatu yang maksiat
3.       Pernikahan harus disyukuri

QS. 4  : 21

15.
Rumah Tangga yang Bahagia
1.       Setiap orang menghendaki kehidupan rumah tangga yang bahagia
2.       Fakto-faktor kebahagiaan:
a.       Pasangan hidup yang Shaleh/Shalehah
b.      Anak-anak yang Shaleh/Shalehah
c.       Pergaulan dengan orang yang Shaleh/Shalehah
d.      Sumber rezki di negri sendiri
QS. 30 : 21
Hadits 17

16.
Fungsi Rumah Tangga
1.       Keharusan membekali kehidupan rumah tangga dengan Taqwa
2.       Fungsi Rumah Tangga :
a.       Tempat kembali
b.      Masjid
c.       Madrasah
d.      Benteng pertahanan rohani


QS. 2  : 197

17.
Interaksi Dengan Al Qur’an
1.       Perlu dekat dengan Al Qur’an
2.       Bentuk Interaksi dengan Al Qur’an :
a.       Membaca
b.      Memahami
c.       Mengamalkan
d.      Memasyarakatkan
QS. 2  : 185

18.
Waktu Dalam Kehidupan Muslim
1.       Waktu itu laksana pedang
2.       Waktu cepat berlalu dan tak akan kembali lagi
3.       Penyesalan akibat tidak memanfaatkan waktu dengan baik
4.       Keharusan memanfaatkan waktu dengan baik

QS.79 : 46
QS.63 : 9-10
QS.35 : 36-37


19.
I’tiqaf,Menghidupkan Sunnah Rasul
1.       Meneladani Rasul dalam Ibadah 10 hari terakhir
2.       I’tiqaf dalam rangka memakmurkan masjid dan Taqarrub Ilallah



20.
Program I’tiqaf
1.       I’tiqaf,Usaha memantapkan iman dan taqwa
2.       Program : Bahasstema-tema Islam,Kajian Kitab,Tadabbur,dzikir dll.


21.
Taqarrub Ilallah
1.       Keharusan mendekatkan diri kepada Allah
2.       Seluruh peribadatan mendidik kita untuk dekat kepada Allah
3.       Pentingnya dekat kepada Allah :
a.       Memiliki ketenangan dan ketentraman jiwa
b.      Tidak berani menyimpang dari jalan Allah
c.       Bertanggung jawab atas tegaknya nilai-nilai Islam
QS. 58 : 7-8


22.
Urgensi  Ikhlash Dalam Beramal
1.       Pengertian dan Perintah Ikhlash
2.       Urgensi ikhlash dalam amal
a.       Faktor diterimanya amal
b.      Amal yang berat menjadi ringan
QS. 98 : 5

23.
Buah Keikhlashan
1.       Ikhlash membawa pengaruh positif
2.       Buah-buah ikhlash :
a.       Ketenangan jiwa
b.      Kekuatan rohani
c.       Amal yang kontinyu
d.      Memperoleh pahala
QS. 28 : 88


24.
Faktor-faktor Pemantap Ikhlash
1.       Kesungguhan mencapai ikhlash
2.       Faktor-faktor pemantap ikhlash :
a.       Ilmu yang mantap
b.      Teman yang ikhlash
c.       Mengikuti orang ikhlash
d.      Berjuang melawan hawa nafsu
e.      Berdo’a kepada Allah swt.


QS. 22 : 54
QS. 18 : 28


25.
Hikmah Zakat
1.       Keharusan menunaikan Zakat
2.       Hikmah Zakat :
a.       Mensucikan jiwa dari sifat kikir
b.      Mensucikan harta dari yang haram
c.       Memperkokoh hubungan kepada Allah
d.      Memperkokoh hubungan dengan sesame manusia

QS. 9 : 60 dan 103


26.
Kaya Hati
1.       Kaya hati merupakan kaya yang sesungguhnya
2.       Kaya hati,cukup dan ridha dengan pemberian Allah
3.       Miskin hati,merasa kurang meskipun harta sudah banyak
4.       Ciri kaya hati :
a.       Dipenuhi cahaya iman
b.      Memiliki sifat Qonaah
c.       Memiliki sifat tawakkal yang tinggi
QS. 24 : 35
QS. 65 : 3


27.
Pintu-Pintu Syaitan
1.       Syetan selalu mencari celah untuk menghancurkan manusia
2.       Pintu-pintu yang digunakan syetan :
a.       Wanita
b.      Anak
c.       Harta
d.      Kuda Pilihan sebagai symbol status
QS. 63 : 9

28.
Dzikir,Syukur dan Ibadah yang Baik
1.       Nabi mengajarkan do’a minta kesanggupan berdzikir,syukur dan ibadah yang baik
2.       Hakikat dzikir,syukur dan ibadaah yang baik
QS.63 : 9
QS. 14 : 7

29.
Makna Takbiran
1.       Mengakhiri Ramadhan dengan Takbir,Tahlil dan Tahmid
2.       Takbir berarti mengakui kebesaran Allah dan mau tunduk pada Undang-Undang Allah
3.       Tahlil berarti loyalitas hanya kepada Allah
4.       Tahmid berarti bersyukur atas nikmat dari Allah
QS. 2   : 185
30.
Kembali Kepada Fitrah
1.       Mengakhiri Ramadhan,Mengembalikan kesucian jiwa
2.       Keberhasilan Ibadah Ramadhan :
a.    Tauhid yang amntap
b.    Akhlak yang mulia
c.     Semangat menimba ilmu
d.    Semangat memakmurkan masjid
e.    Solidaritas social yang tinggi

QS. 30 : 30