Melacak Jejak Topole di Balitung (3)
"Gara-Gara Literasi"
Pak Mansur dan Danu |
Secara geografis
Pulau Belitung berada pada posisi 2°30’ - 3°15’ Lintang Selatan dan 107°35’ -
108°18’ Bujur Timur pada bagian utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan,
sebelah timur Selat Karimata, sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar dan
batas Selatan dengan Laut Jawa. Pulau Belitung banyak dikelilingi pulau-pulau
besar dan kecil dengan jumlah sekitar 189 pulau. Luas wilayah Pulau Belitung
seluas 34.496 km² terdiri dari 4.800 km² daratan dan 29.606 km² perairan.
Daerah ini sekarang terbagi dalam dua wilayah kabupaten, Kabupaten Belitung
yang terletak di bagian barat pulai ini beribukota Tanjungpandan dan Kabupaten
Belitung Timur yang ibukotanya adalah Manggar. Di Belitung Timur inilah Ahok (Basuki
Tjahya Purnama) pernah menorehkan sejarah sebagai Bupati.
Setelah jadi Bupati, Ahok kemudian
mencoba meraih peruntungan ke Senayan dan lolos jadi Anggota DPR RI untuk
selanjutnya jadi Wakil Gubernur mendampingi Jokowi. Setelah Jokowi jadi RI 1,
Ahok kemudian menempati posisi nomor 1 di DKI. Untung tak dapat diraih, malang
tak dapat ditolak, Ahok disandung perkara Al-Maidah 51 yang terkesan
dipolitisasi sehingga harus menjadi pesakitan dan sekarang harus berada di
Hotel Prodeo. Gaerah Belitung Timur saat ini dinakhodai oleh saudara Yusril
Ihza Mahendra. Adapun Kabupaten Belitung yang ibukotanya Tanjungpandan ini
menjadi tujuan utama untuk melacak Jejak I Calo Ammana Wewang. Rupanya disini
pula DN. Aidit, tokoh sentral dalam perbincangan dan literatur Komunis
Indonesia ini dilahirkan.
Senja mulai menggoda, gemercik air
dari sungai kecil dibelakang Kandang Gapabel ikut menjadi penikmat suasana.
Diskusi tentang I Calo Ammana Wewang semakin seru ketika Mansur Mas’ud muncul
memenuhi panggilan Bang Yongki. Mansur Daeng Sila adalah sesepuh masyarakat
Bugis Belitung yang di internal Gapabel termasuk dituakan. Wajahnya sangat
familiar bagiku. Bukan lantaran sebelumnya sudah pernah bertemu, tapi lebih
disebabkan oleh kemiripan wajah dan postur tubuhnya dengan A’ba Tammalele.
Dalam hatiku, ini mungkin orang Mandar, bukan orang Bugis. Tapi bagaimanapun
antara Bugis dan Mandar sesungguhnya merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan
integral ketika kita mentadabburinya dengan pepesan dari leluhur.
Kendati Pak Mansur juga barusan
mendengar nama I Calo Ammana Wewang, jelas dari mimik dan bahasa tubuhnya cukup
meyakinkanku bahwa di Belitung ini, misi utamaku akan sangat terbantu dengan
keberadaan Jaringan Pustaka Bergerak. Hal itu terbukti dari banyaknya mereka
menghubungi beberapa tokoh di Belitung ini dan menyampaikan informasi
kedatangan saya ini ke Belitung. Bahkan saat itu juga ada yang Yanto dkk datang
menyapa serta terlibat dalam diskusi awal yang membuatku tak merasakan lelah
dari perjalanan panjangku sejak pukul 23.00 kemarin dari Mandar ke Belitung.
Pak Rosihan, adalah salah satu tokoh budaya dan sejarawan adalah nama pertama
yang direkomendasikan kawan-kawan dari Gapabel, dan saya hanya mengiyakan,
kapan saja untuk bisa dipertemukan dengan beliau.
Setelah berdiskusi lebih 1 jam, mereka
kemudian pamit satu-satu. Dita dan Danu serta Bang
Jokie
telah memberiku spirit untuk tetap semangat. Sesaat setelah mereka pergi, Saya
kemudian minta ijin pada Pifin Herianto, pemuda gondrong yang ternyata
merupakan Ketua Gapabel. Pifin inilah yang menamniku di Kandang (sebutan untuk
Markas atau Sekretariat) untuk menyegarkan tubuh di kamar kecil yang ada
disamping kandang. Guyuran pertama air di Belitung begitu segar. Cuaca panas
dan seharian tak mandi membuat tubuhku terasa penat. Ti’au pai uwai anna ti’au alaweu” Sebuah bi’jar atau sejenis mantra leluhur yang kerap jadi pesan utama
kakekku saat pertama kali mandi di kampung orang. Sesederhana itulah kearifan
lokal leluhur Mandar bahwa air dimanapun didunia ini selain menjadi elemen
dasar kebutuhan manusia, air juga menjadi kunci pertama untuk menjaga diri
(jiwa dan raga) dimanapun.
Mandar adalah suku yang sejak tak lain
konotasi maknanya adalah air atau sungai. Filosofi tentang air yang mengalir
menemukan jati dirinya pada titik-titik terendah. Tak sekalipun air mencari
kesejatiannya pada titik-titik yang lebih tinggi. Air selalu mengalir pada
tempat-tempat yang rendah. Air ketika keluar dari mata air, akan terus mengalir
tenang, enggan berhenti. Kendati air dibendung pun ia tetap harus dialirkan
agar bendungan tak dibobol. Dalam skala terkecil air disumbat, maka ia akan
menghindari obyek yang menghalangi, terus dan terus mencari dimana titik bisa
mengalir dengan nyaman. Filosofi ini mengajari setiap generasi Mandar bahwa
dalam hal apapun, jangan pernah menjadi manusia yang angkuh dan ingin menjadi
yang paling benar atau disanjung. Pun jika ada yang mencoba mengganggu, maka
menghindarlah.
Begitulah
air. Ia mengalir mencari alur, membuat arus. Pada posisi ia selalu diganggu
kenyamannya maka tunggulah, air akan menjadi air bah yang mampu meluluh
lantakkan apa saja yang menghalanginya. Air hanya patuh kepada titah tuhan
untuk terus mencari alur untuk mengalir. Maka jangan heran jika orang yang
betul-betul Mandar hanya akan patuh pada orang yang patut untuk dipatuhi.
Selain filosofi, elemen air dan sungai rupanya menjadi simbol yang abadi dalam
literatur sejarah Mandar.
Tanah
Mandar berarti Tanah dan Air. Maka konsep tanah air itu terbukti bahwa 14
kerajaan di Mandar merupakan kerajaan yang dibangun dengan semangat Sipamandar atau Passemandarang yang maknanya saling mengautkan. Pitu Ulunna Salu (Tujuh kerajaan di hulu
sungai) dan Pitu Ba’bana Binaga
(Tujuh Kerajaan di muara sungai) adalah konsep Negara Konfederasi yang
leluhurnya pun berasal dari konsepsi tomanurung
yang kesemuanya identic dengan air (Tobisse
di Tallang, Tokombong di Bura, Tomonete di Tarauwe dan Todisesse di Tingalor) bahkan leluhur Pongkapadang dan Torije’ne’
yang dikonsepsikan sebagai manusia pertama peletak dasar peradaban di Mandar
ini tak lepas dari air. Pongkapadang
yang merupakan simbo air pegunungan dan Torije’ne
(istrinya) merupakan symbol air dari pesisir.
Lalu
kaitan Mandar dengan Belitung itu dimana? Selain Topole di Balitung yang
dibuang Belanda pada Abad-20, sebelumnya leluhur orang Mandar atau Raja
Sendana, Tomatindo di Balitung atau Tomottong di Balitung. Ia adalah sosok
yang sekitar abad ke-17 Masehi di
Kerajaan Sendana lahir sosok “Tomatindo di
Balitung” yang di negeri seberang berjuang melawan kebiadaban kolonialisme
Belanda. Beliau oleh Prof. Dr. H. Zainal Abidin Farid, SH. menyebutkannya
sebagai ”Sijago dari Selat Malaka”.
Dalam banyak catatan, Tomatindo di
Balitung juga diketahui banyak melahirkan falsafah yang berhubungan dengan
etika kepemimpinan di tanah Mandar, termasuk yang memasukkan bibit kayu jati ke
Mandar dan Tumarra (Timah) untuk
keperluan ladung dan pemberat pada alat tangkap ikan seperti pukat dan tappe (alat tangkap ikan dengan kail dan
tasi).
Maka tak salah kemudian jika saya
begitu yakin ke Belitung seorang diri, sebab di tanah ini pernah tertanam jazad
seorang raja dari Mandar yang tubuhnya itu diurai oleh tanah dan menjadi
saripati yang diserap oleh akar tanaman sehingga tanaman tumbuh dengan subur
dan menjadi nutrisi penting dalam proses metabolism tubuh manusia Belitung.
Jadi Mandar dan Belitung pernah terjalin hubungan kekerabatan yang begitu kuat,
maka hari ini saya menawarkan diri pada personil Gapabel bahwa inilah generasi
Mandar yang halal menjadi saudara kalian. Kalian adalah sosok-sosok yang sangat
berharga dan oleh karenanya, kalian saya abadikan dalam tulisan saya.
WW. House Belitong, 22 April 2018 23:40
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
BalasHapusagen sabung ayam online terpercaya indonesia
https://rajasabungs128.com/primbon-jawa-sabung-ayam-bangkok-agar-menang/
Link Official Bolavita : http://159.89.197.59/
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
Belum Pernah Dapat Jackpot Slot? Cobalah Bermain Slot Kami...
BalasHapusWinning303.org
Rasakan Jackpot Setiap Hari...Dapatkan Juga Bonus Rollingan Setiap Hari....
Seru Bukan??? Yang Pastinya Anda Tidak Akan Berpaling Lagi...
Mainkan Permainan Lainnya Dengan 1 User ID Saja...
1. Live Casino
2. Poker
3. Sportsbook
4. Lottery/Togel
5. Sabung Ayam
Hubungi Segera:
WA: 087785425244
punya Aplikasi DANA????binggung car agent dengan Depo via DANA???
BalasHapusmari gabung saja dengan kami di Donaco Poker.
dapatkan Ragam bonus menarik dari kami
Info hub.
WA : +6281333555662