Catatan Muhammad Munir
Untuk kesekian kalinya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat melalui UPTD Museum mengadakan Bimbingan teknik pengelola Museum Tingkat Dasar dan Lanjutan. Meski UPTD Museum Sulbar juga belum memiliki gedung Museum tapi program-program penegmbangan dunia permuseuman terus ditingkatkan. Bintek tersebut digelar di di Hotel Berkah Mamuju selama 3 hari mulai 1-3 Maret 2017.
Dalam laporannya, Ketua
Panitia, Hj. Nurcahyani, SE mengatakan bahwa Bintek tahun ini diikuti oleh
peserta utusan dari6 kabupaten yang terdiri dari pengelola museum dan tim
pendata cagar budaya kabupaten. Sementara Kepala UPTD Museum, Jamal Abdullah,
S.Sos dalam sambutannya berharap pelatihan
kali ini memberi konstribusi besar kepada setiap kabupaten yang sudah
mempunyai museum dan bagi kabupaten yang belum mempunyai museum juga diharapkan
menjadi spirit untuk lebih maksimal mendorong lahirnya sebuah kebijakan untuk
membangun museum, baik dari unsur masyarakat maupun dari pemerintah kabupaten.
Bintek tahun ini mengahdiran
pemateri dari Balai Pelestaruan Cagar Budaya Makassar, Muhammad Natsir Sitonda.
Ia adalah salah satu pakar dan ahli tentang permuseuman dan cagar budaya. Apa yang dilakukan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat melalui UPTD Museum ini
patut diapresiasi, sebab keterlibatan pemerintah dalam meningkatkan kapasitas pengelola museum memang
sangat diharapkan, disamping mempunyai kemampuan anggaran, sarana dan
prasarana, ia juga memiliki kekuatan eksekusi pada poin yang dianggap lebih
mendesak untuk dilakukan.
Namun, hal yang perlu dipertimbangkan
oleh pihak Dinas atau pemerintah provinsi, agar dalam menyelenggarkan kegiatan
semacam pelatihan, workshop, bintek dan sejenisnya, kesiapan dan persiapan
mesti maksimal. Jangan terkesan dipaksakan dan apa adanya, sebab keikut sertaan
peserta dari daerah sesungguhnya adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
sebanyak-banyaknya dari sebuah program yang menggunakan anggaran puluhan juta.
Penulis
menganggap, Bintek tahun ini kurang bermutu dan terkesan dipaksakan, sebab
waktu yang digunakan selama 3 hari dengan hanya menghadirkan 2 pembicara
termasuk perbuatan yang mubazzir dan dipaksakan. Kegiatan ini sebenarnya bisa
dilakukan hanya dengan 1 hari. Jika tetap dipertahankan harus selama 3 hari,
maka paling tidak, pihak penyelenggara minimal menghadirkan enam orang
pembicara ahli dibidangnya. Ini penting, agar anggaran yang digelontorkan
berbanding lurus dengan manfaat kegiatan, baik bagi dinas terlebih lagi bagi
peserta. Yang tak kalah penting
adalah, usulan para peserta dari 6 kabupaten tersebut mesti diserap secara utuh
sekaligus bisa mengevaluasi kinerja dan program yang akan datang.
Sekedar diketahui bahwa utusan dari Polewali Mandar diikuti oleh Nurdin,
Muhammad Basith, Dalif, Zulfihadi, termasuk penulis juga ikut menjadi peserta
dalam kegiatan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar