ENNY ANGRAENI ANWAR
Di kota kelahiran Presiden RI yang ke-tiga,
tangis pertama keluar dari bayi perempuan yang memecah kesunyian malam. Di
tengah haru bahagia keluarga yang menanti beraduk rasa gelisah namun berujung
kegembiraan dengan lahirnya seorang bayi perempuan yang kelak menjadi tokoh
perempuan. Dialah yang kemudian oleh ayahnya seorang panglima TNI memberinya
nama “Enny Anggraeni”.
Tak pernah terduga sebelumnya, di detak-detik
awal kisah hidupnya dimulai, ternyata Tuhan mempunyai rencana yang luar biasa.
Berselang waktu kemudian hingga masa ideal menikah, rupanya rencana Tuhan itu
adalah sosok Enny kelak menjadi pendamping setia seorang Gubernur Sulawesi
Barat yang tidak saja sebagai gubernur pertama, namun juga gubernur yang
sebagai tokoh visioner dan bapak pembangunan H. Anwar Adnan Saleh.
Tak terhapus masa, dialah Hj. Enny Anggraeni
Anwar seorang ibu yang lahir di Pare-pare, saat almanak waktu menunjukkan angka
9 April 1956. Dedikasinya tak hanya menjadi seorang istri, tetapi mendampingi
Anwar dalam meniti perjuangan pembentukan Sulawesi Barat hingga pada proses
membangunnya. Dedikasi ini pun tak hanya di rumah tangga dan seabrek tugas
kedinasan dalam mendampingi seorang gubernur, tetapi dia pun mengambil peran
publik sebagai Anggota Komis IX DPR-RI Periode 2014-2019 dari Partai Golongan
Karya mewakili Daerah Pemilihan Provinsi Sulawesi Barat.
Jika berbicara rentetan karirnya, sangatlah
sederhana. Memimpin beberapa organ-organ komoditi dan kemasyarakatan adalah
kiprah dari sosok Enny Anggraeni Anwar, sebut saja Direktur PT Bina Karya
Persada, Direktur Keuangan Persada Group dan kini sebagai Anggota DPR RI
(2014-Sekarang).
Kepiawaian Enny sudah tidak diragukan lagi,
tak cukup hanya sekedar menghitung banyaknya aktivitas sosial yang bergerak
membantu masyarakat, diantaranya Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi
Sulawesi Barat periode 2013-2018, Ketua Dewan Kesenian Nasional Daerah
(Dekranasda) tahun 2011-2016, Ketua Tim Penggerak Pembinaan Keluarga Sejahtera
(TP PKK) tahun 2006-2016 yang diganjar dengan mendapatkan penghargaan di Bidang
Kesehatan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. Nila F. Moeloek
SP.M (K) pada tahun 2015 di Jakarta.
Bukan tanpa alasan, Bunda Enny, sapaan akrabnya,
sosoknya sebagai istri dari Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh yang
telah dikarunia dua orang anak yaitu Deti Damayanti Anwar dan Raditya Adimas
Anwar. Sebagai seorang ibu, dia senantiasa membumikan petuah Mandar menjadi
motivasi gagasan dan nilai-nilai akhlak terhadap semua orang, termasuk petuah
yang mengatakan bahwa “Innai-inna mandundu uwainna To Mandar, Mandar mi
tu’u”(Maka Mandarlah).
Meskipun dirinya tak lahir di Mandar, namun
dia melakoni peran dan tanggung jawab istri terhadap suami dengan selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai Mandar dalam bersikap dan bertindak sebagai
seorang perempuan Mandar Malaqbiq sehingga dia disegani oleh setiap orang dan
rekan-rekannya.
Sebagai seorang istri yang taat dan patuh, Bunda Enny selalu setia mendampingi sang suami dalam setiap proses perjuangannya dalam mengabdikan diri di masyarakat termasuk ketika ikut serta bersama suami dalam memperjuangkan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat.
Sebagai seorang istri yang taat dan patuh, Bunda Enny selalu setia mendampingi sang suami dalam setiap proses perjuangannya dalam mengabdikan diri di masyarakat termasuk ketika ikut serta bersama suami dalam memperjuangkan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat.
Perlu dipahami secara mendalam, sedikit
banyaknya ibu dalam keluarga yang memikul sejuta peran penting yang tidak dapat
dianggap remeh. Dengan penuh cinta yang digenggamnya, sederet pekerjaan rumah
tangga/peran domestic dan peran public dalam mendampingi suami menjadikannya
sebagai sosok perempuan tangguh. Dalam memenuhi kebutuhan keluarga, seorang ibu
mengemban tugas sebagai manajer, guru, perawat, akuntan, desain interior, chef
dan lain-lain. Dengan demikian, ibu mempunyai multi peran yang mengintegrasikan
berbagai karakter dalam keluarga untuk membentuk keutuhan keluarga yang
sakinah.
Ibu sebagai pendidik dalam keluarga,
mengajarkan hal-hal rumit dengan cara kesederhanaan, melatih, membimbing, dan
memberikan teladan yang akan membentuk karakter anak-anaknya. Tentu saja konsep
Siwali Parriq di tanah Mandar tak akan lengkap tanpa seorang ibu. Artinya
bahwa, bukan lagi sebuah rahasia, sosok Enny telah mampu memapah tanggung
jawabnya itu. Bunda Enny adalah sosok perempuan hebat di belakang sang suami
yang turut memberikan semangat, saran dan motivasi dari manis pahitnya perjuangan
seorang Anwar.
Hingga, rasanya memang tidak berlebihan jika
pepatah bijak mendendangkan bahwa dibalik kesuksesan Anwar Adnan Saleh dalam
memimpin Sulawesi Barat, terdapat sosok Enny Anggraeni di belakangnya. Bahkan
tak segan, BJ. Habibie mengatakan “Di balik kesuksesan seorang tokoh, selalu
tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri”. Para ulama bahkan
memberi khias bahwa “kesuksesan seorang suami karena ada seorang istri yang
membantunya menapaki jalan kesuksesan itu”. Majunya pembangunan Provinsi
Sulawesi Barat saat ini tentunya tidak lepas dari motivasi Enny terhadap
suaminya (Anwar) dalam upaya membangun kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat.
Hal itu terbukti atas keberhasilan suaminya
menjabat Gubernur Sulawesi Barat hingga dua periode. Enny begitu paham
bagaimana manis pahitnya perjuangan Anwar, hingga perjuangannya kemudian tak
cukup sampai di sini, perjuangan itu harus dilanjutkan, cita-cita luhur
pembentukan Sulawesi Barat sewajarnya diteruskan oleh sosok yang memahami dan berperan
serta dalam proses-proses pembentukan provinsi ini. Sumber: www.sulbar.com/news-563-segenggam-cinta-dari-ibu-mengenal-lebih-dekat-enny-an...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar