Selasa, 12 Juli 2016

PESONA CAKKURIRI 2016: Membaui Energi Leluhur (Leburan Adat dan Budaya Sendana Dipanggungkan).




Oleh: Muhammad Munir

Pesona Cakkuriri adalah konsep pertunjukan seni budaya yang digagas oleh Darmansyah (Ketua MSI Cabang Sulbar) bersama tokoh dan pemangku adat Sendana. Setelah melalui proses penggodogan selama beberapa kali pertemuan di Kecamatan Sendana, akhirnya Kamis, 30 Juni 2016 difinalkan. Bertempat di lantai dua Gedung DPRD Mejene Darmansyah selaku Ketua DPRD memimpin rapat pemantapan dan finalisasi materi Pesona Cakkuriri. Nampak hadir Wakil Ketua DPRD Majene, Hj. Hasbiana, Basri Mallillingan (Tokoh Masyarakat Adolang dan Anggota DPRD Majene),  Andi Djaeti Pawelai (Puang Jae), Andi Amriana Chairani Mappatunru (Puang Ina), Andi Irma Nilawati, Drs. Nur Amin Haeba, SM.Hk., Drs. Khairuddin Haeba, Opy Muis Mandra, Ilham, Asri Abdullah serta Muhammad Rahmat Muchtar, Muhammad Ishaq dan puluhan panitia yang akan ikut meleburkan diri dalam pesona cakkuriri.

Cakkuriri adalah bendera atau panji pusaka kerajaan Sendana yang kerap dikibarkan pada acara adat patappariama yang digelar setiap empat tahun sekali. Cakkuriri sendiri menurut pengakuan Opy Muis Mandra, dikibarkan pada setiap acara pelantikan raja Sendana dan pada saat masyarakay kerajaan Sendana dilanda paceklik atau (makarraq nawang). Sendana dan Cakkuriri mempunyai garis sejarah yang dimulai dari pucak Sa’Adawang hingga ke Podang yang hingga kini kearifan lokalnya masih dilestarikan dan pada 3-5 Agustus mendatang untuk pertama kalinya akan diusung lewat pertunjukan seni budaya di atas panggung.

Jika merujuk pada Edward Burnett  Tylor, maka Sendana dan Cakkuriri adalah implementasi dari pemahaman Edward tentang kebudayaan. Menurutnya, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat, seperti mata pencahariannya. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain. Tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Apapun alasannya, hari ini dan seterusnya, kebudayaan menempati posisi sentral dalam tatanan hidup manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus di hadapl masyarakat  dan anggotanya seperti kekuatan alam dan kekuatan lain yang tidak selalu baik. Kecuali itu, manusia memerlukan kepuasan baik mental dan spiritual maupun materal. Olehnya itu, masyarakat mesti terus menegaskan diri untuk terus mempola hubungan interaksi antar individu  baik secara vertikal maupun horizontal, sehingga melahirkan suatu peradaban yang di dalamnya ada tradisi. Tradisi berasal dari bahasa latin tratio yang berarti di teruskan. Tradisi merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berperan dalam waktu yang lama dan di lakukan secara turun temurun dari nenek moyang. Oleh karena itu, gambaran kehidupan yang berlangsung lama secara turun temurun dari nenek moyang yang telah menjadi tradisi diidentifikasi sebagai perilaku dirinya.
Suku Mandar khususnya Sendana mempunyai ragam tradisi dalam bentuk kesenian, adat istiadat yang tentu sangat menginspirasi perkembangan kreativitas masa kini karena mengandung kearifan budaya lokal yang otentik dan mempunyai nilai-nilai universal dengan kekhasannya. Kesenian Mandar tradisional yang kita warisi sekarang ini adalah kesenian dari nenek moyang dulu. Sebagai generasi, mengenal dan menghayati budaya dan kesenian Mandar adalah  niscaya. Dalam rangka itulah Pesona Cakkuriri dikemas sebagai upaya membaui energi leluhur pada setiap generasi yang sudah mulai rapuh dengan akar tradisinya.
Pesona Cakkuriri bukanlah ritual adat, ia hanya menjadi medium dan episentrum dalam mempola gerakan secara kolektif untuk menyadarkan generasi Sendana betapa luhur dan arifnya moyang kita dalam menanamkan adat tradisi dan kebudayaan yang selalu up to date dengan zaman dan rezim apapun. Bangunan peradaban leluhur Sendana memang bukan sebuah konsep bangunan peradaban batu, melainkan sebuah bangunan peradaban spiritual yang akan selalu menjadi spirit generasinya dalam menata masa depannya.
Pesona Cakkuri nantinya akan dihelat dalam sebuah pertunjukan panggung yang spektakuler dengan mengusung Tarian Kolosal Ca’bitte dan Pemanna/Taroala dalam acara opening seremonial bersama para pemerhati budaya dan tokoh adat Sendana di hari pertama. Hari kedua akan dilangsungkan sebuah seminar budaya dirangkaikan dengan sosialisasi Perda Cagar Budaya Majene. Demikian juga pada hari ketiga akan diselenggarakan agenda lawatan budaya dengan lokasi kunjungan ke bekas perkampungan tua di Sa’Adawang dan puncak Buttu Suso di Desa Putta’da Kec. Sendana. Demikian juga pada malam harinya para pengunjung dan masyarakat Sendana akan disuguhi dengan berbagai pertunjukan seni tradisi, teater rakyat, permainan rakyat, tarian dan music tradisi.
Tak ketinggalan para pecinta benda-benda pusaka bisa lebih dekat menyaksikan benda-benda peninggalan leluhur Mandar yang sampai hari ini masih terpelihara dengan baik. Termasuk para pengunjung akan dimanjakan dengan kehadiran RUMPITA yang akan menggelar buku di areal pertunjukan. Acara Gelar Buku itu memungkinkan para pengunjung untuk membaca berbagai referensi dari berbagai disiplin ilmu secara gratis.
Sekedar diketahui bahwa tahapan dari acara Pesona Cakkuriri dimulai hari ini (Selasa, 12 Juli 2016) di secretariat panitia CafĂ© INA Sendana. Persiapan-persiapan dan perlengkapan mulai disiapkan sampai pada puncak pertunjukan. Selamat Menantikan dan mari menjadi bagian dari sebuah peristiwa sejarah dan mulai ikut menuliskannya !.  
   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar