Sabtu, 24 Mei 2014

SENI SASTRA MANDAR



SENI SASTRA MANDAR

Bentuk sastra Mandar ada 2 (dua) yaitu :

1. Karya sastra bentuk prosa yaitu karangan bentuk bebas

    Karangan bentuk prosa disebut juga cerita, meliputi :
          Pomolitang atau pau-pau losong (dongeng)
Di dalam pembicaraan sehari-sehari dalam bahasa inggris dongeng itu disebut folklore (Prof. Dr. Stjipto W, 1964:95) Dongeng merupakan suatu cerita fantasi yang kejadian-kejadiannya tidak benar terjadi.
Sebagai folklore, dongeng cerita yang hidup dikalangan rakyat yang disajikan dengan cara bertutur lisan oleh tukang cerita, seperti pelipur lara dan pawang, termasuk jenis prosa fiksi yang tertua.Munculnya hampir bersamaan dengan adanya kepercayaan dan kebudayaan suatu bangsa . Pada mulanya dongeng berkaitan dengan kepercayaan masyarakat yang kebudayaan primitif terhadap hal-hal yang supranatural dan manifestasinya dalam alam kehidupan manusia seperti animisme, dan lain-lain.
Bagi manusia, dongeng berfungsi sebagai hiburan, keprcayaan yang bersifat yang bersifat didaktik (pengajaran moral dan nasehat bagi kehidupan), dan sumber pengetahuan. Yang terakhir ini dikemukakan oleh Jacob Grimn bahwa dongeng-dongeng menggambarkan peri kehidupan dan kebudayaan nenek moyang bangsa Jerman, serta sumber mempelajari bahasa dan menemukan hukum-hukum bahasa Jerman. Berdasarkan isinya dongeng digolongkan atas beberapa jenis, yaitu mite, legenda, sage, fabel, parabel, dongeng alam, dongeng tentang peri dan hantu (ghots), dan dongeng jenaka. Dongeng-dongeng yang ada pada berbagai kebudayaan bangsa-bangsa di dunia boleh dikatakan bersifat universal yaitu memiliki banyak persamaan dalam cerita-cerita dongeng itu.Ternyata budaya mendongeng juga lengket dengan kehidupan masyarakat Mandar.Saya masih terlalu ingat ketika kakek saya,sampai bapak saya pada saat umur saya masih usia 7-10 tahun,setiap mau tidur selalu diantar dengan cara mendongeng.Materinya bermacam-macam,tapi yang sangat sering dijadikan materi adalah dengan menggambarkan tingkah laku binatang yang baik dan buruk yang dapat dicontohi oleh manusia, misalnya dongeng I Puccecang annaq I Pulladoq (Kera dengan Pelanduk), di mana kera melaksanakan sifat yang baik dan pelanduk melaksanakan sifat yang kurang baik,atau tentang Asu mennaungguru lao di Posa(anjing berguru kekucing,tentang nenek pakkade ate,dll.
         Toloq (kisah) menggambarkan liku-liku kehidupan dari seseorang tokoh dalam masyarakat misalnya kisah Tonisesseq di Tingalor (seorang bidadari jatuh dari kayangan dan ditelan oleh seekor ikan Tingalor).
         Sila-sila (silsilah) menggambarkan suatu kerajaan dan nama-nama rajanya secara turun-temurun, misalnya silsilah raja-raja di Pamboang, Sendana, Banggae dsb.
         Pau-pau pasang atau Pappasang (pesan-pesan luhur) menggambarkan ajaran norma, nasihat dan petuah bagi kehidupan seseorang, keluarga dan bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas, misalnya pesan orang tua terhadap anak-anaknya, pesan seorang kakek terhadap pasangan suami isteri, pesan seorang sesepuh kepada warga masyarakat, pesan-pesan raja pada rakyatnya.

2.Karya Sastra bentuk Puisi atau Kalindaqdaq


kalindaqdaq merupakan salah satu jenis karya sastra yang ada di tanah Mandar. kaindaqdaq termasuk dalam kategorisasi puisi lama. Berbeda halnya dengan puisi baru, menurut Sutan Takdir alisyahbana bahwa perbedaan diantara keduanya sangatlah besar jika dikaitkan dengan kebudayaan yang melatarbelakanginya.
            Secara etimologi “kalindaqdaq” memiliki banyak versi, namun yang paling populer menurut idham (2008:2) adalah kalindaqdaq dibentuk oleh dua suku kata “kali” (gali) “daqdaq” (dada). Jadi pengertian secara etimologi kalindaqdaq adalah “isi dada” atau cetusan perasaan dan pikiran yang diungkapkan melalui kalimat-kalimat yang indah. Seperti halnya pantun kalindaqdaq awalnya tumbuh sebagai sastra lisan (sastra tutur)  yang tidak memiliki data otentik mengenai asal muasalnya, siapa pertama kali menggunakannya, dan dimana kalindaqdaq tersebut berkembang.
Menurut nyoman (2011:107) ciri khas kelisanan adalah penyebarannya yang dilakukan dari mulu ke mulut. Oleh karna itu dapat dipastikan bahwa sastra lisan tumbuh subur di wilayah-wilayah yang tradisinya tulisnya belum maju. Penyebarannya itu dilakukan pada kegiatan-kegiatan kebudayaan, maupun dalam lingkup keluarga.
Ciri lain yang diungkapkan oleh Hutomo (1991;3-4) bahwa pada umumnya a) sastra lisan hidup dalam masyarakat tradisional, b) dianggap sebagai milik bersama, c) oleh karna itu seolah-olah tidak ada pengarangnya, sehingga setiap orang bebas menyalin dan meresepsinya, d) oleh karna itu pula pada umumnya terdiri dari beberapa versi, e) tidak ada batasan antara fakta dan fiksi, f) sebagai karya sastra ciri lain yang juga dianggap penting adalah, estestis, dan diucapkan berulang-ulang.
Seperti halnya Kalindaqdaq sebagai sastra lisan, ia berkembang di masyarakatnya tanpa ada yang mengklaim bahwa dialah yang menggunakan pertama kali, namun kalindaqdaq pada umumnya disampaikan pada kegiatan Mappatamma “khatam Alquran”, Mettumae “Melamar”, dan kegiatan-kegiatan upacara kebudayaan lainnya.
Kalindaqdaq memilki kedudukan penting dalam kebudayaan dan proses interaksi sosial masyarakat Mandar. Kalindaqdaq  digunakan sebagai media untuk menyampaikan isi hati dan pikiran, kalindaqdaq juga memiliki fungsi edukatif dan rekreatif serta membentuk kepribadian. Menurut Sarbin Sam (1997 : 58) Kalindaqdaq dikategorikan dalam beberapa tema diantaranya yaitu,
       Humor (Kalindaqdaq Pangino).
       Satire (Kalindaqdaq Mattedze)
       Kritik sosial (Kalindaqdaq Pappakaingaq).
       Pendidikan/nasihat (kalindaqdaq Pipatudzu).
       Keagamaan (kalindaqdaq Masaalah).
       Kejantanan/ patriotisme (Kalindaqdaq Pettummoaneang).
       Percintaan/romantik (kalindaqdaq Tosipomongeq).
            Kalindaqdaq sebagai salah satu warisan kebudayaan yang ada di Mandar, tentu memiliki fungsi dan peranan penting dalam struktur sosialnya. Didalam tulisan ini akan membahasa;
          Seperti apa fungsi sosial dan posisi kalindaqdaq dalam pranata kebudayaan Mandar.
          Bagaimana Upaya mewariskan kalindaqdaq kepada generasi muda sebagai kearifan lokal di daerahnya.
E. LAGU KLASIK MANDAR


1.TENGGA-TENGGANG LOPI
Lagu daerah Mandar yang berjudul "Tengga-Tenggang Lopi" adalah salah satu lagu klasik dari daerah Mandar yang sangat terkenal. Kalau daerah Makassar dikenal dengan lagu daerahnya berjudul "Anging Mammiri', daerah Bugis dengan lagu "Indo Logo" nya , maka lagu Mandar dikenal dengan lagu ini.
Berikut ini adalah lirik lagu "Tengga-Tenggang Lopi":
Tengga-tenggang lopi
Lopinna anak koda
Anak koda di panjaja
Di panjaja uluanna

Uluanna lepa-lepa
Lepa-lepa lambang liwang
Lambang liwang dilalute
Mappadottong tinjaqna

Poleaq-poleaq liwang
Natoanaq tedong lotong
Tedong lotong takke tanduq
Apaq mokara maande

Poleaq-poleaq liwang
Natoanaq tedong lotong
Tedong lotong takke tanduq
Apaq mokaraq maande
Pencipta lagu tengga-tenggang lopi tidak diketahui, sama dengan lagu klasik yang sebagian besar tidak diketahui penciptanya. Namun, lagu ini sudah sangat familiar dengan masyarakat Mandar dan biasa dibawakan untuk suasana yang agak ceria dengan beat yang lebih cepat. Kalaupun anda menemukan ada beberapa kata dalm lirik lagu ini yang berbeda dengan versi yang anda dengar, ini bukanlah masalah berarti, dalam versi terbaru lagu ini ditemukan ada kata yang berbeda.
2. BURAQ SENDANA

Lagu klasik Tradisional Mandar.
Pencipta syair dan lagunya tidak dikenal. Syairnya sebagai berikut :

Buraq Sendana
Tilili naung di Kaeli
Poleo naung koqbi-koqbiangaq kakaq-u
Dami nadiong masae mattoroq labuang
Jappoqmi dini
Pasangang passinding dadaq-u
Jappoq paqdisang
Tuo tulanna kawu-kawu
Na jappo-jappoq
Uai lolong di mataq-u

Konon lagu ini adalah lagu rindu sansai permaisuri seorang raja dari Mandar yang suaminya “tersangkut “di Kaeli, Sulawesi Tengah. Versi lain mengatakan nyanyian sedih ini dilagukan oleh Indara putri Puang Dikacci. (Puang Dikacci, adik kandung raja Sendana) lantaran rindu kepada pemuda Lamba Tokaeli yang sang Putri sama sekali tidak tahu bahwa Ilamba Tokaeli yang dicintainya adalah adiknya sendiri lain ibu (putri raja Kaeli).

Kisah yang mengharukan ini bermula ketika Puang Dikacci pergi jauh ke Kaeli meninggalkan isterinya yang membencinya karena isteri tercinta ternyata mangidang tau (ngidam orang) isteri membenci melihat suaminya, dan selalu ingin menggigitnya. Pergilah Puang Dikacci meninggalkan Sendana ke utara, dan tiba di negeri Kaeli, Sulawesi Tengah. Beberapa lama kemudian Puang Dikacci kawin dengan putri Raja Kaeli. Dari perkawinan ini lahirlah seorang Putra yang bernama Ilamba. Sebelum Puang Dikacci berangkat ke negeri Pasir, Kerajaan Kutai di Kalimantan berperang melawan musuh membantu pamannya yang menjadi Raja di Kutai waktu itu, ia berpesan kepada isterinya supaya suatu waktu anaknya , Ilamba pergi ke daerah Mandar mencari kerabat bapaknya di Kerajaan Sendana.

Duah puluh tahun kemudian, Ilamba pergi ke daerah Mandar meninggalkan negeri Kaeli tanah kelahirannya untuk mencari kerabat bapaknya. Tiba di Sendana dan menumpang sekalian dijadikan murid yang disayangi oleh Kadi Sendana. Ilamba adalah pemuda yang tampan dan baik budi pula. Semua orang menyayanginya. Dicintai dan mencintai Indara, kemanakan Raja Sendana.
Tragedipun terjadi ketika Ilamba mengetahui bahwa Indara ternyata adalah kakaknya sendiri. Indara, putri Puang Dikacci yang masih dalam kandungan ketika Puang Dikacci pergi ke Kaeli. Hati pilu tanpa diketahui oleh siapa pun, Ilamba kembali ke negeri ibunya kenegeri Kaeli. Sepeninggalnya, Indara jatuh sakit. Sakit lantaran lantaran cinta dan rindu kepada Ilamba Tokaeli. Dia tak tahu Ilamba adalah adiknya sendiri. Setelah dia mengetahui, hatinya amatlah sedih. Berjanji hanya mau kawin dengan orang yang direstui oleh Ilamba Tokaeli adiknya.

Sumber : 3222%F%3p493991
http://luyokita.blogspot.com/HYPERLINK "%22http://luyokita.blogspot.com/2013/12/mengungkap-arti-bura-sendana.html"2013HYPERLINK "%22http://luyokita.blogspot.com/2013/12/mengungkap-arti-bura-sendana.html"/HYPERLINK "%22http://luyokita.blogspot.com/2013/12/mengungkap-arti-bura-sendana.html"12HYPERLINK "%22http://luyokita.blogspot.com/2013/12/mengungkap-arti-bura-sendana.html"/mengungkap-arti-bura-sendana.html


3.KELLEQMAQ

Lagu daerah suku Mandar "kelleqmaq" ini adalah salah satu dari beberapa jenis lagu dengan irama riang gembira. Merupakan lagu dengan syair yang diulang-ulang beberapa kali, dinyanyikan dengan irama yang cukup cepat, dan bertemakan jenaka.
Berikut ini adalah lirik lagu kelleqmaq :

Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo
Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo
Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe
Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe

Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo
Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo

Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo
Kelleqmaq kelleqmaq daiqpa di juppandang maqala sambaine, sambaine malolo
Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe
Polemaq leqmai mattoqdoq boya-boyang mendaiqmi kellequ kelleq sanggaq di lawe

Untuk soal pencipta lagu, tampaknya lagu kelleqmaq tidak diciptakan oleh seorang yang bisa dijejaki dengan jelas. Kurang lebih samam halnya dengan lagu-lagu daerah bertemakan jenaka yang lahir begitu saja dari komunitas masyarakat Mandar.



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
                 Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh Tuhan degan dibekali oleh akal dan pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini di samping itu manusia juga memiliki akal, perasaan, kemauan dalam perilaku dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan merupakan suatu unsur yang tidak dapat terpisah dari kehidupan manusia, kebudayaan lahir dari manusia sedang manusia sendiri tunduk pada kebudayaan tersebut. Dalam hal ini manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat kaitannya antara satu sama lain. Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan satu aspek yang dilaksanakan oleh manusia itu sendiri. Dalam hai ini manusialah yang umpamakan yang menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta,maka kebudayaan itu pulalah yang mulai mengatur manusia agar dapat sesuia dengannnya
Menurut Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat, seperti mata pencahariannya. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Dalam pelajaran sosiologi, manusia dan kebudayan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa walapun keduanya yakni manusia dan kebudayaan akan tetapi keduanya merupakan satu kesatuan karena kebudayaan tidaklah mungkin tercipta tanpa adanya campur tangan seorang manusia dan kebudayaan pula tidak mungkin bisa terlaksana tanpa adanya seorang manusia. Dengan demikian manusia tidak mungkin bisa dilepaskan dari kebudayaan itu karena kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.

Kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perikelakuan yg normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola pola berpikir, merasakan dan bertindak.Perikelakuan manusia sangat dipengaruhi oleh peralatan yang dihasilkannya serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Manusia sebagai pencipta dan terwujudnya suatu kebudayaan, tercipta atau terwujdnya suatu kebudayaan ada;lah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. manusia yang telah di lengkapi tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan kemampuan yang di maksud adalah daya akal, intelegensi, dan intuisi perasaan dan emosi kemauan ,fantasi dan perilaku.
Dengan sumber -sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. ada hubungan diaklektia antara manusia da kebudayaan. kebudayaan adalah produk manusia namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.dengan kata lain kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia hidup di tengah kebudaaan yang diciptakanya. kebudayaan terus hidup selama ada manusia pendukungnya.dialektika ini didasarkan pada tahap dialektika fundamental.eksternalisasi,objektivasi dan internalisasi.
Kebuayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia sehingga di katakanlah kebudayaan menempati posisi sentral dala tatanan hidup manusia.bermacam – macam kekuatan yang harus di hadap masyarakat  dan anggotanya seperti kekuatan alam dan kekuatan lain yang tidak selalu baik.kecuali itu,manusia memerlukan kepuasan baik mental dan spiritual maupun materal.
identitas suatu masyarakat selalu ditandai dengan pola hubungan interaksi antar individu  baik secara
vertikal maupun horizontal Sehingga melahirkan suatu peradaban.

Tradisi berasal dari bahasa latin tratio yang berarti di teruskan. Trdisi merupakansuatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berperan dalam waktu yang lama dan di lakukan secara turun temurun dari nenek moyang. Oleh karena itu, gambaran kehidupan yang berlangsung lama secara turun temurun dari nenek moyang yang telah menjadi tradisi identifikasi sebagai perilaku dirinya. Dalam jangkauan waktu tertentu perilaku diri sendiri ini akan menjadi perilaku kelompok atau masyrakat.
           
Dalam kehidupan manusia di suatu daerah masing-masing  memiliki budaya. Dimana budaya itu sendiri berasal dari bahasa sanskerta artinya yaitu budi dan daya, budi artinya karya cipta rasa dan daya artinya kemampuan. Berbicara tentang budaya terlebih dahulu kita memahami budaya kita sendiri dengan tradisi-tradisi yang turun temurun dilakukan,salah satunya adalah Aqiqah. Dalam pengelompokan aqiqah antara lain : Sunatan, ayunan, pemotongan rambut. Dan budaya memiliki defenisi dalam arti sempit dan arti luas, budaya dalam arti sempit adalah adat istiadat dan kepercayaan.sedangkan budaya dalam arti luas adalah mencakup segala perbuatan manusia, hasil budi manusia, kehidupan manusia sehari-hari. Budaya merupakan hal-hal yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia serta hasil dari kegiatan ( akal budi manusia ).                        
Berdasarkan fenomena yang sering terjadi tradisi dan kebudayaan begitu erat kaitannya dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Sementara kita yang hidup bermasyarakat tidaklah lepas dari masyarakat yang ada disekeliling kita.Misalkan tanpa adanya manusia,  kebudayaan tidaklah akan bisa dilaksanakan karena kebudayaan sangatlah berkaitan erat dengan manusia.. Seperti halnya kebudayaan yang di buat oleh bebebrapa nenek monyang kita terdahulu itu berarti kita sebagai anak cucu dari mereka mesti pula melakukan kebudayaan, kerena apabila tidak melaksanakannya biasa terjadi malah petaka bagi kita sendiri karena itu sudah menjadi kepercayaan nenek monyang kita atau budaya mereka
Misalkan juga hubungan manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan atau sudah menjadi kebudayaan dalam bermasyarkat, pada saat awal mula peraturan dibuat oleh beberapa manusia otomatis manusia yang membuat peraturan-peraturan kebudayaan itu haruslah patuh juga dengan peraturan-peraturan atau budaya yang dibuatnya sendiri.
Suku bangsa mandar mempunyai ragam jenis kesenian dan adat-adat secara tradisional, dan inspiratif bagi perkebangan kreativitas seni masa kini karena mengandung kearifan Budaya,otentik dan mempunyai nilai-nilai universal dan memiliki kekhasannya tersendiri khususnya di Balanipa. Kesenian mandar tradisional yang kita warisi sekarang ini adalah kesenian dari nenek moyang kita dulu, kita harus mengenal dan menghayati budaya dan kesenian mandar. Dalam makna budaya, suku bangsa mandar Balanipa mempunyai nilai-nilai budaya sendiri, yang telah di warisi secara turun temurun hingga saat sekarang ini, di antaranya seperti acara pernikahan secara adat mandar.
Dalam hal pertunangan dan pernikahan ada pasangan yang di tunangkan dalam usia anak-anak pertunangan akan berlangsung bertahun-tahun. Si laki-laki tidak boleh secara resmi melihat calon istrinya, sekalipun hal ini kadang kala juga terjadi. Bagi yang bertunangan menjenguk calon mertua, biasanya juga saling diadakan timbal balik. Bagi perkawinan tingkat atas hadat diminta mengatur pestanya. Dibawa kordinasi hadat di bangun bangsal-bangsal dan arena adu ayam, dan berbagai bentuk macam permainan dan mengarahkan orang-orang yang di perlukan dalam tugas pada persiapan maupun pada pesta. Setiap orang memberikan bantuannya. Secara keseluruhan adat mandar semua sama pada saat melakukan adat-adat perkawinan sama halnya di Balanipa.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian kejadian yang sudah diaturoleh Yang Maha Kuasa.
Berdasarkan urain di atas kebudayaan merupakan hal yang penting bagi  kehidupan masyarakat karna  Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.