Kamis, 08 Februari 2024

π—ͺπ—˜ 𝗕𝗔𝗑π—₯π—œ π—šπ—”π—¨ π—¦π—¨π—Ÿπ—§π—”π—‘π—”π—› π—™π—”π—§π—œπ— π—”π—›, π——π—”π—§π—¨π—ž π—–π—œπ—§π—§π—” (π—₯𝗔𝗧𝗨 π—•π—’π—‘π—˜ π—žπ—˜-𝟯𝟬) 𝟭𝟴𝟳𝟭-𝟭𝟴𝟡𝟱

  

We Fatimah banri, Datu Citta MatinroΓ© RI Bolampare'na,  We Fatimah Banri atau We Banri Gau Arung Timurung menggantikan ayahnya Singkeru’ Rukka Arung Palakka menjadi Mangkauk di Bone. Dalam khutbah Jumat namanya disebut sebagai Sultanah Fatimah dan digelarlah We Fatimah Banri Datu Citta.

Dalam tahun 1879 Masehi menikah dengan sepupu satu kalinya yang bernama La Magguliga Bangkung Karaeng Popo, anak dari We Pada Daeng Malele Arung Berru dengan suaminya I Malingkaang KaraengE ri Gowa. Dari perkawinannya itu lahirlah We Sutera Arung Apala.

Setelah Arung pone kawin dengan Karaeng Popo, Fatimah Banri memberikan kepada suaminya Akkarungeng di Palakka. Setelah Arung pone We Banri Gau meninggal dunia pada tahun 1895 M. berupayalah Karaeng Popo untuk menggantikan isterinya sebagai Arungpone.Untuk itu ia mendekati Hadat Tujuh Bone agar dirinya dapat diangkat menjadi Mangkauk di Bone menggantikan isterinya Fatimah Banri atau We Banri Gau MatinroΓ© ri Bolampare’na.

Akan tetapi maksudnya itu dihalangi oleh iparnya yang bernama La Pawawoi Karaeng Sigeri yang pada waktu itu menjadi Tomarilaleng ri Bone. Alasannya adalah bahwa Karaeng Popo ketika isterinya masih hidup telah banyak melakukan tindakan yang tidak disenangi oleh orang Bone. Karaeng Popo bersama Jowana (pengawalnya) sering melakukan tindakan keras yang membuat rakyat kecil menderita.

Dengan demikian Hadat Tujuh Bone dengan orang banyak sepakat untuk mengangkat anak Fatimah Banri yang bernama We Besse Sutera Bau Bone Arung Apala menjadi Mangkauk di Bone. Pada waktu itu Besse Sutera Bau Bone baru berusia 13 tahun.

Akan tetapi kesepakatan Hadat Tujuh Bone dengan segenap orang Bone belum disetujui oleh Pembesar Kompeni Belanda di Ujungpandang yang bernama Tuan Braan Manrits. Alasannya ada kekhawatiran Bone dengan Gowa akan bersatu melawan Kompeni Belanda. Untuk itu, Pembesar Kompeni Belanda sendiri yang langsung masuk ke Bone. Adapun kesepakatan Pembesar Kompeni Belanda Tuan Braan Manrits dengan Hadat Tujuh Bone yang akan diangkat menjadi Mangkauk ri Bone adalah saudara MatinroΓ© ri Bolampare’na sendiri yang bernama La Pawawoi Karaeng Sigeri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar