Sendana adalah salah satu dari 14 kerajaan yang
ada di tanah Mandar. Kerajaan sendana menyimpan misteri yang belum terungkap.
Peristiwa demi peristiwa mewarnai eksistensi kerajaan ini, mulai dari
pembentukan konfederasi pertama di Mandar “Bocco
Tallu” sampai kepada rencana pembentukan Konfederasi Mandar yang digagas di Podang. Posisi kerajaan Sendana pada saat itu tidak bisa dipandang sebelah
mata. Ia sebagai penyandang logistik pada saat dideklarasikan konfederasi di Tammejarra.
Tidak banyak orang mengetahui bahwa dikerajaan
Sendana, pernah ada tokoh disekitar abad ke-17 Masehi, beliau adalah seorang
raja yang digelar “Tomatindo di Balitung”.
Beliau berjuang di negeri
Seberang atas kebiadaban kolonialisme Belanda dan cukup disegani, baik lawan
maupun kawan yang oleh Prof. Dr. H. Zainal Abidin Farid SH menyebutnya sebagai
”Sijago dari Selat Malaka”. Tidak hanya itu, Tomatindo di Balitung juga banyak melahirkan falsafah yang
berhubungan dengan etika kepemimpinan di tanah Mandar.
Siapa pula yang menduga, bahwa ada seorang raja
Sendana, Puang Tomessu’ di Salassa’na banyak
berjuang mengusir bajak laut dari Mindanau Pilipin serta melawan imperialisme
kerajaan Gorontalo di wilayah teluk Tomini, yang kelak dikemudian hari oleh Olongian-olongian (pemimpin-pemimpin
komunitas suku Kaili) memilihnya sebagai raja pertama di kerajaan Kasimbar dan mendirikan
kerajaan Moutong di provinsi Sulawesi Tengah.
Tidak banyak orang tahu, bahwa teluk terbesar di
planet bumi ini ialah teluk “Tomini” yang ditemukan oleh orang Mandar. Tomini
berasal dari bahasa Mandar, dari kata Tau
dan Mene. Tau berarti orang dan Mene berarti naik atau baru datang.
Karena yang datang diteluk terbesar dunia itu adalah orang Mandar, maka orang
Kaili menyebut orang-orang Mandar sebagai Tomene.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar