(04)
Diambang malam kutelisik pojok demi pojok
Diberanda
dan serambi serta sisi kanan kiri ruangmu
Dan malam
jua yang mengantarmu lari dan berjalan bersamaku
Menembus
gunung membelah laut
Mengawal
sebuah kisah yang nyaris melelerkan darah
Sebab peluh
dan air mata tak mampu lagi menolongmu
Utara, selatan,
selatan tenggara, tenggara, timur, timur laut, timur barat daya
Semua
memeberiku ruang untuk mangantarmu ke dunia baru
Dan
kerinduan jualah yang mengantarmu menemukan takdirmu
Menembus
gunung membelah laut
Mengusung
sebuah harapan tanpa pernah menoleh kekiri dan kekanan lagi
Maju dan
terus maju hingga malam berlalu dan menghilangkan jejakmu
Yang ada
hanya serapah makian yang mencincang segala tentangmu
Menembus
laut membelah gunung
Sebuah
kisah tragedi yang seakan kuanggap komedi
Aku mungkin
sudah gila
Karna semua
harus kupertaruhkan untuk melukai mereka
Namun, andaikan
mendapatkanmu aku harus gila
Maka gila
bagiku adalah sebuah kebanggaan !
Mari
kuantar engkau ke gerbang
Disana ada
spektra fenomena alam
Yang
mungkin bisa kau selami
Menarilah
bersamaku, meski air mata
Tak mampu kau urai
Data’e,
30 Januari
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar