Rencana Pemda Majene untuk membangun Fasilitas Olahraga Gedung
Sport Center dengan menggunakan dana pinjaman senilai 50 miliar terus bergulir.
Pro kontra atas sikap penolakan Ketua DPRD semakin mengemuka di media sosial.
Banyak yang setuju dan mendukung sikap Ketua DPRD Majene tersebut, tapi tak
sedikit yang juga menentang dan menyesalkan keputusan tersebut. Menanggapi itu,
Darmansyah saat dikonfirmasi kembali menegaskan bahwa dirinya bahkan rela dan
ikhlas meletakkan jabatan selaku ketua DPRD bila dipaksakan menandatangani
persetujuan pinjaman daerah sebesar 50 Miliar untuk digunakan pembangunan
gedung spot center" Demikian Darmansyah menegaskan kepada media ini.
Pernyataan keras itu bukan tanpa alasan, Sebagaimana yang
sering beliau sampaikan baik melalui rapat di kantor DPRD maupun melalui
diskusi menyatakan bahwa kondisi keuangan daerah tidak memungkinkan, terlebih
setiap tahun Majene mengalami deficit anggaran. PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten
Majene juga sangat rendah, tidak mencapai 50 M. Bilamana PAD dinaikkan, temtu akan
berimbas kepada buruknya perekonomian pedagang kecil. Alasan lain ia kemukakan
bahwa dirinya menolak berutang sebab utang yang ada di lingkup Pemda Majene saja
semisal 'uang lauk pauk PNS 2 tahun terahir belum jelas sumber pembayarannya,
terus mau tambah lagi utang lagi. Logikanya dimana. Seandainya pinjaman untuk
digunakan pada pembangunan pertumbuhan ekonomi masyarakat, mungkin bisa
dipertimbangkan untuk disetujui.
Terkait Pekan Olahraga Provinsi yang rencananya akan
dipusatkan di Majene, beliau tetap mendukung itu, tapi tidak harus memaksakan
untuk membangun sarana/prasarana olahraga seperti Sport Center. Sebab sarana
dan prasarana yang ada di Majene masih bisa digunakan dan hanya butuh
rehabilitasi gedung olahraga yang ada. Untuk Sport Center beliau menyarankan sebaiknya
bermohon ke pusat atau di provinsi dengan melalui APBN/APBD.
Terakhir kepada media ini, ketua DPRD yang juga Ketua
Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sulbar ini kembali mengaskan bahwa
keputusannya sudah final menolak pinjaman untuk pembangunan sport center, jika
tetap dipaksakan maka beliau tidak akan mau bertanda tangan. (Muhammad Munir)