“Ajarkan sastra
kepada anak-anakmu karena itu dapat mengubah anak yang pengecut menjadi
pemberani” Demikian Umar Bin Khattab RA berwasiat. Andai sebagian besar manusia
‘menyukai’ sastra, maka bisa dibayangkan betapa dunia ini akan dipenuhi oleh
manusia-manusia pemberani namun berhati lembut, bak Umar bin Khattab. Sayang
sekali, hanya segelintir orang yang tertarik pada dunia sastra.
Di tengah ruwetnya persoalan bangsa, di tengah hancurnya
moral bangsa, dari kenakalan, hingga korupsi yang masih saja menggerogoti
negara ini, sastra hadir, diantaranya
untuk mengembalikan ruh bangsa yang telah nyaris mati. Maka telah menjadi tugas
kita, para pelaku sastra, untuk menyebarluaskan nilai-nilai moral yang tertuang
dalam karya-karya sastra dalam beragam bentuk.
Di zaman pra dan awal kemerdekaan, banyak karya-karya
fenomenal yang mampu mempengaruhi pola pikir dan pola sikap masyarakat.
Sebutkan beberapa roman, diantaranya Siti Nurbaya. Bahkan sampai saat ini
ungkapan ‘ini bukan zaman siti Nurbaya’ masih sering diucapkan sebagai kalimat
penolakan atas suatu perjodohan. Pertanyaannya, mampukah kita, dewasa ini, di
tengah rendahnya budaya literasi masyarakat, juga menghasilkan karya yang
mengisnpirasi?
Sastra bukan sekedar roman picisan yang hanya membuat
pembaca berurai air mata atau tersenyum bahagia. Sastra bukan sekedar kisah
yang kalau tidak happy ending pasti sad ending. Lebih dari itu, sastra
sejatinya berangkat dari keresahan hati akan realitas sosial yang terjadi.
Sastra adalah cerminan masyarakat di mana sebuah karya sastra berasal.
Maka, tidak bisa dipungkiri, sastra memegang peranan penting
terhadap pemulihan-pemulihan kondisi sosial yang kita alami sekarang. Karena
itulah, membudayakan sastra, mengajak para generasi untuk cinta membaca dan
menulis, atau sekedar menikmati sajian-sajian budaya, adalah salah satu yang
harus dilakukan demi terwujudnya masyarakat beradab dan berbudaya.
Untuk tujuan itulah sehingga MANDAR RITER ADN CULTURE FORUM I 2019
digagas dan dihelat untuk wilayah Sulawesi Barat. MWCF I 2019 dilkasanakan
bekerjasama dengan beberapa komunitas literasi Kegiatan ini merupakan forum
pertemun para penulis dan pekerja-pekerja kreatif di Sulawesi Barat sebagai
sebuah perayaan atas karya-karya yang telah dihasilkan. Kegiatan ini rencananya
akan dilaksanakan setiap tahun. MWFF diharapkan menjadi ruang berkreasi
menuangkan imajinasi menjadi sebuah karya yang menginspirasi.
NAMA KEGIATAN
Mandar Writers and
Culture Forum I (MWCF I) 2019
TEMA KEGIATAN
Putika: Spiritual, Sosiologis dan Masa Depan Mandar
TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan
MWCF I 2019 bertujuan :
1. Memberikan
ruang bagi Penulis-penulis di Sulawesi Barat untuk berkreasi.
2. Memperkenalkan
budaya literasi bagi masyarakat Sulawesi Barat.
WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Mandar Writers and Culture Forum I (MWCF) I 2019 akan dilaksanakan pada
tanggal 25- 28 Oktober 2019Kontak Person
Muhammad Munir :
WA 082113008787
telp. 085228777027