Selasa, 14 Maret 2017

FESTIVAL MALAUYUNG 2017 (Pesta Nelayan Polewali Mandar)




FESTIVAL MALAUYUNG 2017
(Pesta Nelayan Polewali Mandar)
 
Tangnga-Tangnga, 16-19 Maret 2017
Pra Kegiatan:
10-14 Maret 2017(VOLLY PANTAI)
Rabu 15 Maret 2017 jam 06.30 Wita
ATRAKSI PALLAYUR
(Mancing Ikan Layur)

HARI KE-1 :
Kamis 16 Maret 2017 jam 09.00 Wita
(PEMBUKAAN festival MALAUYUNG)
RITUAL MAPPANDE SASI'
KULINER TRADISIONAL "Laut"
PERTUNJUKAN MUSIK/TARI
PENCAK SILAT TRADISI
PARADE/LOMBA SANDEQ KECCUQ
20.00 Wita :
BACA PUISI Tk. SMP/Sederajat
puisi wajib "AKULAH LAUT"
Karya Alm. Husni Djamaluddin

Hari Ke-2 :
Jumat, 17 Maret 2017
Lomba Mewarnai dan Nyanyi Anak (PAUD/TK)
Lomba Tarik Tambang dan Mancing Tradisional (SD/Sederajat)
Lomba Sandeq Keccuq (lanjutan Hari 1)
Pertunjukan Seni dan Lomba Pakkacaping (SMA/Sederajat)

Hari Ke-3 :
Sabtu, 18 Maret 2017
Senam Sehat dan Bugar Bersama AIM AEROBIC
Lomba Selam logo
Lomba Lepa-lepa
Lomba Mamba'jil
Final Lomba Sandeq Keccuq
WorkshopMalam Penghargaan MALAUYUNG  2017
Pengumuman Lomba dan Penyerahan Piala Pemenang Lomba
Apresiasi dan Pertunjukan Seni Tradisi

Hari Ke-4
Mingu, 19 Maret 2017
Napak Tilas dan Budaya
Tudang Sipulu
Atraksi Budaya Sayyang Pattu'duq
PENUTUPAN

Mengenal Abdurrachman Tamma, Bupati Ke-3 Kabupaten Majene



H. Abdurrachman Tamma atau Rahman Tamma[1] lahir di Balanipa Mandar, 15 Desember 1925. Masa kanak-kanak dan remajanya dihabiskan di tanah Mandar. Rachman Tamma memulai pendidikannya di sekolah dasar (VVS), lalu di Hollandsche School (HIS), dan Klein Ambrenaren Examen (KAE). Semua tingkatan itu ia lalui dimasa penjajahan Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, ia mengikuti sekolah lanjutan (Sekolah Pegawai Menengah, setingkat SLTA), dan sekaligus mengikuti latihan kemilliteran (Booei Taesin). Sedangkan pendidikan tinggi ditempuh di Makassar pada akademi Makassar dan menyelesaikan sarjana muda (BA) pada Universitas Sawerigading Ujung Pandang (nama lain dari Makassar).
Pada masa pergerakan kemerdekaan, ia ikut ambil bagian mempertahankan kemerdekaan dengan aktif dalam perjuangan, antara lain, anggota pimpinan kesatuan, kelasykaran KRIS Muda, sebagai penghubung dari Lasykar  Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS), sebagai perwira TRIPS dan perwira TRI-KESS (Komando Gerilya Sulawesi Selatan).
Namun atas kepeloporannya dalamperjuangannya mempertahankan merah putih yang telah resmi berkibar diangkasa, tentara Belanda menahannya lalu dipindahkan ke penjara layang, ketika terjadi perjanjian Roem-Royen antara pemerintahan RI dengan penguasa milliter Belanda.
Dalam pergerakan Negeri sendiri, Rachman Tamma juga aktif dalam  menumpas pemberontak yang dilakukan oleh sejumlah pasukan yang tidak menyetujui keutuhan negara kesatuan repoblik Indonesia, atau dalam bentuk motivasi lain yang mengganggu kewibawaan negara yang baru saja merdeka dari tangan penjajah.
Salah satunya, pada tahun 1950, ia terlibat menumpas pemberontakan Andi Aziz (April 1950) dan pemberontakan KNIlL (Agustus 1950). Dan jasanya ketika terjadi keretakan NKRI atau ikut membubarkan Negara Indonesia Timur  (NIT) untuk kembali kepada negara kesatuan repoblik Indonesia (NKRI).
Ketika ia sementara bertugas dimedan perang antara tahun 1945-1950, ia juga mearangkap sebagai wakil kepala daerah Mandar, yang roda pemerintahan dijalaninya di pengasingan. Tugas lainnya dalam pemerintahan negara, pada tahun 1950 menjabat sebagai kepala kantor Badan Rehabilitasi Nasional (BRN) provinsi Sulawesi Selatan, antara tahun 1952 hingga 1957, di Makassar.
Dari tahun 1958 hingga tahun 1961, ia aktif dalam organisasi veteran sebagai wakil koordinator urusan veteran Sulawesi Selatan dan tenggara yang berkedudukan di Makassar. Pada tahun 1961 sebagai staf khusus di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan dan Tenggara. Kemudian tahun 1962 dipilih sebagai Bupati Majene, yang dijabat hingga tahun 1965.
Tak banyak yang bisa direkam ketika menjadi bupati di Majene. Dan atas pengakuan anak-anaknya, belum banyak pembangunan yang dilakukan pada masa itu, sebab masa itu persolan di daerah belum saja terhenti.
Ketika itu, atau setelah tahun 1962, periode pemerintahan Orde Lama di bawah kepemimpinan Ir. Soekarno mulai goyah. Dan puncaknya ketika tahun 1965, atau terjadinya pemberontakan PKI yang mengakibatkan pemerintahan ini tak menentu.
Tapi ketika Rachman Tamma mulai memimpin Kabupaten Majene, ia tak langsung “pension” dari tugas-tugas pemerintahan. Pada tahun itu juga ia menjadi anggota staf pemimpin Kantor Kosmisariat Veteran/Kantor Administrasi Veteran XVII Sulawesi Selatan yang dijabatnya hingga tahun 1983.
Pada saat Pemilu dimasa Orde Lama atau pada masa penyusunan anggota  anggota parlemen-sebelum pemilu pertama Orde Baru H. Abdul Rachman duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan (1969 – 1971) dan menduduki Ketua Fraksi ABRI.
Kilas balik perjalanan Rachman Tamma, pada tahun 1956/1957, ia mengikuti Kongres I seluruh pejuang yang terbesar di Indonesia, yang mencetuskan berdirinya wadah berhimpun para pejuang republik: Legium Veteran (LVRI). Selanjutnya Kongres II (1968), Kongres III (1973), Kongres IV (1978) dan sampai pada tahun 1983 ia tetap berperan serta.
Kedudukannya dalam LVRI bervariasi: kadang menjadi anggota, pengurus, pembantu, sekretaris, dan juga pernah menjadi Ketua. Kepengurusan organisasi di tingkat daerah, ia kerap menjadi pengurus seperti di DPD LVRI  Sulseltra, Puskoveri dan lain-lainnya.
Pada tugas lainnya yang masih berhubungan dengan orgnisasi veteran, ia menjadi anggota badan koordinasi pembinaan veteran Sulseltra, pula ikut aktif dalam  kepanitiaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan masalah veteran di Sulawesi Selatan. Dan hingga ajalnya tiba, ia masih tercatat sebagai anggota DPP LVRI.
Tugas-tugas Rachman Tamma memang amat panjang untuk ditulis. Selama hidupnya ia pernah abdikan diri dibidang sosial kemasyarakatan. Pada tahun 1950, ia menjadi panitia bekas tawanan politik di Makassar. Di tahun yang sama, menjadi panitia Panitera Konferensi Polongbangkeng yang dihadiri oleh pejuang IndonesiaTimur. Dalam komposisi angkatan 45, duduk sebagai anggota  pimpinan daerah angkatan 45 Sulawesi Selatan.
Ia juga pernah menjadi pimpinan/pengurus di perbagai yayasan di Sulawesi Selatan, antara lain: Yayasan Pemeliharaan Anak Yatim Korban 40.000 Jiwa/Panti Asuhan Dirgahayu, Yayasan Penguruan Tinggi Akademi Makassar (1959).  Atas nama Mandar, ia pernah menjadi penasehat Kesatuan Pemuda Pelajar Mahasiswa Polewali Mamasa Mandar (KPM-PMM).
Pada organisasi yang bersifat profesi, ia pernah menjadi Anggota Dewan Kantor Universitas Veteran Republik Indonesia, anggota dewan penyatun pengurus kesejahteraan petani kelapa Indonesia daerah Sulawesi Selatan dan tenggara (1965).
Organisasi yang dibentuk di bawah Gubernur Sulsel dan panglima kodam seperti badan pembina pahlawan, persoalan pemuda pelajar, peringatan hari-hari bersejarah nasional tingkat Sulawesi Selatan, pun ikut melibatkan diri menjadi pengurus.
Dengan semuanya itu tidaklah berlebihan jika ia pernah dianugerahi Bintang Gerilya Satya Lencana dan surat-surat penghargaan di bidang pembangunan dan pengabdian kepada LVRI.
Koleksi arsip pribadi H. Abdul Rachman Tamma diserahkan ke perwakilan Arsip Nasional di Sulawesi Selatan, pada tanggal 23 Juli 1979, berjumlah 34 boks atau kurang lebih 6 (enam) meter, dalam kurun waktu antara tahun 1921-196. Arsip sebagian besar merupakan hasil kegiatan yang terkumpul selama menjabat wakil kepala koordinator, dan Bupati Majene. Ditambah surat-surat pribadiketika di posisi lainnya.
Dalam sebuah kumpulan data tertulis, “Daftar Inventaris Arsip Pribadi H. Abdul Rachman Tamma“,  ada dua kategori surat yang dikoleksi, Pertama: koleksi umum yang terdiri dari dokumen seperti Undang-Undung nikah tahun 1954 hingga Kepres RI tahun 1961. Kedua: koleksi surat pribadi berupa surat pertama yang diterima saat ia dipenjara di Hogebad Makassar pada 1949, yaitu dari Andi Kasim di rutan Flores. Surat kedua datang dari Ibu Agung Andi Depu, (Arajang Balanipa ke-52), tahun 1950. Selebihnya sepuluh surat pribadi yang diterima dari mulai jadi pegawai hingga terakhir tercatat tahun 1969.
Arsip pribadi ini ada berupa hasil notulen, diantaranya notulen susunan acara Kongres Internasional Chamber Of Commerce ke IV, 16-21 Mei 1955 di Tokyo Jepang; beberapa surat keuangan, politik dan keamanan, pertahanan dan keamanan, pemerintah militer TT-VI /Wirabuana. Jumlah surat paling banyak tentang adalah surat-surat di bidang hukum dan peradaban, ekonomi dan perdagangan, penduduk dan tenaga kerja, telekomunikasi, perumahan. Ada juga  dokumen  bidang pendidikan yang terdiri dari 13 surat dan dibidang sosial ada 20 surat.
Adapun surat yang sifatnya koleksi khusus, dimulai ketika didirikan kris muda Mandar hingga pidato dan OPD “B” Bright 6 Diponegoro pada hari APRI dan HUT Divisi Diponegoro tahun 1964, sebanyak 423 buah surat. Kondisi arsip Pribadi H. Abdul Rachman Tamma pada umumnya masih baik, kecuali sebagian kecil sudah ada yang rusak dan memerlukan perawatan lebih lanjut”.
H. Abdul Rachman Tamma adalah putra dari pasangan H. Tamma Pua Hapsa (wafat pada 1968) dengan Marajima (wafat pada tahun 1942). Ia menikah dengan seorang perempuan yang bernama Hj. Artina pada 3 Juli 1951 di Makassar dan dikaruniai delapan orang anak, empat perempuan dan empat laki-laki.


[1] Bupati Majene Ke-3 periode tahun 1962-1965