Jumat, 03 Februari 2017

Segera Terbit : SENDANA Kerajaan Maritim Bercorak Islam



Sendana adalah salah satu dari 14 kerajaan yang ada di tanah Mandar. Kerajaan sendana menyimpan misteri yang belum terungkap. Peristiwa demi peristiwa mewarnai eksistensi kerajaan ini, mulai dari pembentukan konfederasi pertama di Mandar “Bocco Tallu” sampai kepada rencana pembentukan Konfederasi Mandar yang digagas di Podang. Posisi kerajaan Sendana pada saat itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia sebagai penyandang logistik pada saat dideklarasikan konfederasi di Tammejarra.

Tidak banyak orang mengetahui bahwa dikerajaan Sendana, pernah ada tokoh disekitar abad ke-17 Masehi, beliau adalah seorang raja yang digelar “Tomatindo di Balitung”. Beliau berjuang di negeri Seberang atas kebiadaban kolonialisme Belanda dan cukup disegani, baik lawan maupun kawan yang oleh Prof. Dr. H. Zainal Abidin Farid SH menyebutnya sebagai ”Sijago dari Selat Malaka”. Tidak hanya itu, Tomatindo di Balitung juga banyak melahirkan falsafah yang berhubungan dengan etika kepemimpinan di tanah Mandar.

Siapa pula yang menduga, bahwa ada seorang raja Sendana, Puang Tomessu’ di Salassa’na banyak berjuang mengusir bajak laut dari Mindanau Pilipin serta melawan imperialisme kerajaan Gorontalo di wilayah teluk Tomini, yang kelak dikemudian hari oleh Olongian-olongian (pemimpin-pemimpin komunitas suku Kaili) memilihnya sebagai raja pertama di kerajaan Kasimbar dan mendirikan kerajaan Moutong di provinsi Sulawesi Tengah.


Tidak banyak orang tahu, bahwa teluk terbesar di planet bumi ini ialah teluk “Tomini” yang ditemukan oleh orang Mandar. Tomini berasal dari bahasa Mandar, dari kata Tau dan Mene. Tau berarti orang dan Mene berarti naik atau baru datang. Karena yang datang diteluk terbesar dunia itu adalah orang Mandar, maka orang Kaili menyebut orang-orang Mandar sebagai Tomene.