Oleh: Indra Ariana |
Upacara Adat Kerajaan Sendana (CAKKURIRI) tahun ini diselenggarakan
pada hari Senin, 30 November 2015, setelah beredar kabar sebelumnya akan
dilaksanakan pada tanggal 22 November, namun mengalami penundaan.
Upacara adat ini sangat langka, betapa tidak upacara hanya dilaksanakan
satu kali dalam lima tahun dan merupakan satu-satunya acara tradisi
yang diselenggarakan dan berhubungan dengan kerajaan Sendana.
Acara yang dilaksanakan oleh pihak Pappuangang Puttada di desa Puttada, kecamatan Sendana ini didahului oleh ritual membunyi-bunyikan alat musik, beragam alat musik tradisi tampak, mulai dari calong, rebana, kecapi, dan alat musik serupa suling, uniknya acara pendahuluan ini dilakoni oleh kaum hawa atau ibu-ibu, dengan meletakkan dan membakar dupa sebelumnya. Tahun ini upacara adat Cakkuriri dihadiri oleh seluruh pappuangan di Sendana (Pappuangan Somba, Pappuangan Paminggalan, Pappuangan Mosso, Toribonde dan masyarakat Sendana pada umumnya. Berbagai ritual tradisi dilakukan dalam upacara adat ini, setelah pengibaran bendera Cakkuriri yang menjadi pusaka kerajaan Sendana. SUMBER: http://www.kompadansamandar.or.id/budaya/637-serunya-upacara-adat-cakkuriri-kerajaan-sendana-di-desa-puttada.html |
Selasa, 12 Juli 2016
UPACARA ADAT CAKKURIRI KERAJAAN SENDANA DESA PUTTA'DA
Serunya Upacara Adat Cakkuriri Kerajaan Sendana Di Desa Puttada
PESONA CAKKURIRI 2016: Membaui Energi Leluhur (Leburan Adat dan Budaya Sendana Dipanggungkan).
Pesona Cakkuriri adalah konsep
pertunjukan seni budaya yang digagas oleh Darmansyah (Ketua MSI Cabang Sulbar)
bersama tokoh dan pemangku adat Sendana. Setelah melalui proses penggodogan
selama beberapa kali pertemuan di Kecamatan Sendana, akhirnya Kamis, 30 Juni
2016 difinalkan. Bertempat di lantai dua Gedung DPRD Mejene Darmansyah selaku
Ketua DPRD memimpin rapat pemantapan dan finalisasi materi Pesona Cakkuriri.
Nampak hadir Wakil Ketua DPRD Majene, Hj. Hasbiana, Basri Mallillingan (Tokoh
Masyarakat Adolang dan Anggota DPRD Majene),
Andi Djaeti Pawelai (Puang Jae), Andi Amriana Chairani Mappatunru (Puang
Ina), Andi Irma Nilawati, Drs. Nur Amin Haeba, SM.Hk., Drs. Khairuddin Haeba,
Opy Muis Mandra, Ilham, Asri Abdullah serta Muhammad Rahmat Muchtar, Muhammad
Ishaq dan puluhan panitia yang akan ikut meleburkan diri dalam pesona
cakkuriri.
Cakkuriri adalah bendera atau
panji pusaka kerajaan Sendana yang kerap dikibarkan pada acara adat
patappariama yang digelar setiap empat tahun sekali. Cakkuriri sendiri menurut
pengakuan Opy Muis Mandra, dikibarkan pada setiap acara pelantikan raja Sendana
dan pada saat masyarakay kerajaan Sendana dilanda paceklik atau (makarraq
nawang). Sendana dan Cakkuriri mempunyai garis sejarah yang dimulai dari pucak
Sa’Adawang hingga ke Podang yang hingga kini kearifan lokalnya masih
dilestarikan dan pada 3-5 Agustus mendatang untuk pertama kalinya akan diusung
lewat pertunjukan seni budaya di atas panggung.
Jika merujuk pada Edward Burnett Tylor, maka Sendana dan Cakkuriri adalah implementasi dari
pemahaman Edward tentang kebudayaan. Menurutnya, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat, seperti mata pencahariannya. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain. Tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Apapun alasannya, hari ini
dan seterusnya, kebudayaan menempati posisi sentral dalam tatanan hidup
manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus di hadapl masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam dan
kekuatan lain yang tidak selalu baik. Kecuali itu, manusia memerlukan kepuasan
baik mental dan spiritual maupun materal. Olehnya itu, masyarakat mesti terus
menegaskan diri untuk terus mempola hubungan interaksi antar individu baik secara vertikal maupun horizontal,
sehingga melahirkan suatu peradaban yang di dalamnya ada tradisi. Tradisi
berasal dari bahasa latin tratio yang berarti di teruskan. Tradisi merupakan
suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berperan dalam waktu yang
lama dan di lakukan secara turun temurun dari nenek moyang. Oleh karena itu,
gambaran kehidupan yang berlangsung lama secara turun temurun dari nenek moyang
yang telah menjadi tradisi diidentifikasi sebagai perilaku dirinya.
Suku Mandar khususnya
Sendana mempunyai ragam tradisi dalam bentuk kesenian, adat istiadat yang tentu
sangat menginspirasi perkembangan kreativitas masa kini karena mengandung
kearifan budaya lokal yang otentik dan mempunyai nilai-nilai universal dengan
kekhasannya. Kesenian Mandar tradisional yang kita warisi sekarang ini adalah
kesenian dari nenek moyang dulu. Sebagai generasi, mengenal dan menghayati
budaya dan kesenian Mandar adalah
niscaya. Dalam rangka itulah Pesona Cakkuriri dikemas sebagai upaya
membaui energi leluhur pada setiap generasi yang sudah mulai rapuh dengan akar
tradisinya.
Pesona Cakkuriri bukanlah
ritual adat, ia hanya menjadi medium dan episentrum dalam mempola gerakan
secara kolektif untuk menyadarkan generasi Sendana betapa luhur dan arifnya
moyang kita dalam menanamkan adat tradisi dan kebudayaan yang selalu up to date dengan zaman dan rezim
apapun. Bangunan peradaban leluhur Sendana memang bukan sebuah konsep bangunan
peradaban batu, melainkan sebuah bangunan peradaban spiritual yang akan selalu menjadi
spirit generasinya dalam menata masa depannya.
Pesona Cakkuri nantinya akan
dihelat dalam sebuah pertunjukan panggung yang spektakuler dengan mengusung
Tarian Kolosal Ca’bitte dan Pemanna/Taroala dalam acara opening seremonial
bersama para pemerhati budaya dan tokoh adat Sendana di hari pertama. Hari
kedua akan dilangsungkan sebuah seminar budaya dirangkaikan dengan sosialisasi
Perda Cagar Budaya Majene. Demikian juga pada hari ketiga akan diselenggarakan
agenda lawatan budaya dengan lokasi kunjungan ke bekas perkampungan tua di
Sa’Adawang dan puncak Buttu Suso di Desa Putta’da Kec. Sendana. Demikian juga
pada malam harinya para pengunjung dan masyarakat Sendana akan disuguhi dengan
berbagai pertunjukan seni tradisi, teater rakyat, permainan rakyat, tarian dan
music tradisi.
Tak ketinggalan para
pecinta benda-benda pusaka bisa lebih dekat menyaksikan benda-benda peninggalan
leluhur Mandar yang sampai hari ini masih terpelihara dengan baik. Termasuk
para pengunjung akan dimanjakan dengan kehadiran RUMPITA yang akan menggelar
buku di areal pertunjukan. Acara Gelar Buku itu memungkinkan para pengunjung
untuk membaca berbagai referensi dari berbagai disiplin ilmu secara gratis.
Sekedar
diketahui bahwa tahapan dari acara Pesona Cakkuriri dimulai hari ini (Selasa, 12
Juli 2016) di secretariat panitia Café INA Sendana. Persiapan-persiapan dan
perlengkapan mulai disiapkan sampai pada puncak pertunjukan. Selamat Menantikan
dan mari menjadi bagian dari sebuah peristiwa sejarah dan mulai ikut
menuliskannya !.
Langganan:
Postingan (Atom)